Kisah Karomah KH Arwani Kudus Larang Santrinya Naik Bus, Ternyata Ini yang Terjadi

KH Arwani kudus merupakan salah seorang dari waliyullah yang dipercaya memilki banyak karomah.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Sep 2024, 13:30 WIB
KH M Arwani Amin Said atau Mbah Arwani Kudus. (Foto: Istimewa via FB Dalailul Khairat)

Liputan6.com, Cilacap - Karomah secara literal artinya kemuliaan. Dalam bahasa Arab kata yang terbentuk dari huruf kaf, rad an mim ini artinya seputar keutamaan atau kemuliaan.

Namun, jikalau kata ini disandingkan dengan wali maknanya berbeda yakni kejadian menakjubkan yang susah dicerna oleh akal orang biasa yang melekat pada diri seseorang yang berpangkat sebagai waliyullah.

Perihal karomah, banyak kisah yang menceritakan perihal karomah yang dimiliki oleh ulama tanah air. Salah satu contohnya ialah KH Arwani Kudus.

Beliau merupakan ulama kelahiran Kudus pada 5 September 1905 M. Beliau juga merupakan seorang ulama yang disebut sebagai wali yang memiliki banyak karomah.

Kisah karomah KH. Arwani Kudus kali ini adalah yang mengetahui sesuatu yang bakal terjadi sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube @KaromahIslam, Sabtu (28/09/2024).

 

Simak Video Pilihan Ini:


Tahu Sesuatu yang Bakal Terjadi

Kecelakaan bus yang mengangkut puluhan anak sekolah milik PT Delta Subur Permai (DSP) (Arfaandi Ibrahim/Liputan6.com)

Kyai Mansur Maskan adalah santri kinasih sekaligus anak angkatnya KH. Arwani Kudus atau yang selanjutnya disebut Mbah Arwani. Setiap kali Mbah Arwani mendapat undangan semaan Al-Qur’an, Kyai Mansur sering diajak untuk menyimaknya.

Suatu hari Kiai Mansur diajak gurunya untuk menghadiri undangan semaan Al-Qur’an di luar kota karena jaraknya jauh Mbah Arwani pun memutuskan untuk naik bus.

Lama sekali Kiai Mansyur dan gurunya menunggu datangnya bus. Tak berselang lama ada bus yang kondisinya baik dan mulus lewat di depan mereka.

Saat Kyai Mansur akan menghentikan bus tersebut, tiba-tiba Mbah Arwani melarangnya: “Jangan bus ini, tapi bus berikutnya saja,” kata Mbah Arwani.

Kiai Mansur pun hanya mengiyakan dawuh gurunya itu, kemudian datanglah bus yang kondisinya tidak baik dan kurang mulus di depan mereka. Kyai Mansur pun menghentikan bus tersebut atas perintah gurunya itu.

Dalam perjalanan Kiai Mansur melihat sebuah peristiwa kecelakaan. Ternyata yang kecelakaan adalah bus yang tadi hampir dinaiki dirinya dan gurunya itu.

Dalam hati Kyai Mansur berujar, ternyata Mbah Kyai Arwani melihat kejadian sebelum kejadian itu terjadi. Subhanallah.


Sekilas tentang KH Arwani Kudus

Infografis Jejak Ajaran Toleransi Sunan Kudus. (Liputan6.com/Triyasni)

Mengutip laman Islami Liputan6.com, Mbah Arwani lahir pada hari Selasa Kliwon pukul 11.00 siang tangga l5 Rajab 1323 H bertepatan dengan 5 September 1905 M di kampung Kerjasan, Kota Kudus, Jawa Tengah. Beliau merupakan putra dari pasangan H. Amin Said dan Hj Wanifah. 

Mbah Arwani menekuni Al-Qur'an sejak kecil. Ada pula saudaranya yang menekuni Al-Qur'an, dan sama-sama jenius dan bahkan hafal Al-Qur'an (hafidz) dalam usia kanak-kanak.

Sebagian guru yang mendidik KH. M. Arwani Amin di antaranya adalah KH. Abdullah Sajad (Kudus), KH. Imam Haramain (Kudus), KH. Ridhwan Asnawi (Kudus), KH. Hasyim Asy’ari (Jombang), KH. Muhammad Manshur (Solo), KH. M. Munawir (Yogyakarta) dan lain-lain.

Beliau mengajarkan al-Qur’an pertama kali sekitar tahun 1942 di Masjid Kenepan Kudus yaitu setamat nyantri dari Pesantren al-Munawir Krapyak, Yogyakarta. Pada periode ini santri-santri beliau kebanyakan berasal dari luar kota Kudus.

Seiring berjalannya waktu sedikit demi sedikit santri beliau semakin bertambah banyak dan bukan hanya dari Kudus dan sekitarnya, tapi ada yang berasal dari luar propinsi bahkan dari luar pulau Jawa. Kemudian beliau membangun sebuah pondok pesantren yang diberi nama quran-kudus Yanbu’ul Qur’an yang berarti Sumber al-Quran. Pondok pesantren ini didirikan pada tahun 1393 H/1979 M.

Pesantren Yanbu’ul Qur’an Adalah pondok huffadz terbesar yang ada di Kota Kudus. Santrinya tak hanya dari kota Kudus. Tetapi dari berbagai kota di Nusantara. Bahkan, pernah ada beberapa santri yang datang dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya