Pasokan Gas Bumi Pembangkit Listrik Dijamin Aman, dari Sini Sumbernya

PT PGN Tbk berkomitmen menyediakan pasokan gas bumi untuk memenuhi sektor kelistrikan secara berkelanjutan. Pelanggan tersebut merupakan segmen yang cukup dominan.

oleh Septian Deny diperbarui 28 Sep 2024, 22:29 WIB
Ilustrasi listrik. PT PGN Tbk berkomitmen menyediakan pasokan gas bumi untuk memenuhi sektor kelistrikan secara berkelanjutan. Pelanggan tersebut merupakan segmen yang cukup dominan. (Image by evening_tao on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta PT PGN Tbk berkomitmen menyediakan pasokan gas bumi untuk memenuhi sektor kelistrikan secara berkelanjutan. Pelanggan tersebut merupakan segmen yang cukup dominan.

Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini, mengatakan, jalinan mitra strategis antara PGN dengan PLN terus berjalan. Hal ini sebagai bentuk komitmen PGN memberikan kehandalan pasokan gas agar PLN dapat secara maksimal memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

“Penyaluran gas bumi untuk sektor kelistrikan terus kami jaga, karena berhubungan dengan kemaslahatan masyarakat luas. Selain itu, pembangkit listrik yang menggunakan gas bumi memiliki nilai lebih. Mengingat gas bumi merupakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan bahan bakar minyak atau batu bara,” kata Ratih, Sabtu (28/9/2024).

Selain itu, PGN mengelola dan mengoperasikan FSRU Lampung yang sangat esensial untuk memenuhi kebutuhan sektor kelistrikkan dan industri menggunakan gas bumi hasil regasifikasi Liquefied Natural Gas (LNG). FSRU Lampung terintegrasi dengan Pipa South Sumatera-West Java (SSWJ) sebagai bagian dari backbone kestabilan layanan dan enabler supply point LNG.

Inisiatif transisi energi menuju target Net Zero Emission tahun 2060 pun akan merambah untuk ke sektor kelistrikkan sebagai salah satu demand terbesar. Mengacu pada dokumen Bappenas perihal tahapan transisi energi menunjukkan pentingnya penggunaan gas bumi di era transisi energi utamanya pada tahun 2025 – 2029.

Sejumlah inisiatif nasional akan dikembangkan seiring dengan perkembangan teknologi dan lansekap regulasi, salah satunya pada pembatasan PLTU batu bara. Maka gas bumi dapat berperan untuk mengisi perubahan penyediaan energi ke depan.


Pengembangan Program Gasifikasi

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) rilis laporan keuangan semester I 2022 pada Kamis, 22 September 2022 (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS)

PGN akan terus melanjutkan pengembangan program gasifikasi di sejumlah sektor strategis yang mengkonversi energi berbasis gas bumi termasuk sektor kelistrikan nasional.

Atas perannya dalam pemenuhan energi bagi sektor kelistrikkan, PGN diganjar Penghargaan Tanda Kehormatan Listrik Indonesia pada Kamis, (27/9/2024). PGN mendapatkan Tanda kehormatan pada kategori Produsen/ Pemasok Energi Atas Komitmennya dalam Mendorong Pemanfaatan Gas di Pembangkit Listrik.

“PGN akan terus menjaga kehandalan pasokan dan infrastruktur gas bumi agar dapat meningkatkan keyakinan pengguna gas bumi termasuk dari sektor kelistrikkan yang memerlukan keberlanjutan bisnis maupun investasi. Pemanfaatan gas bumi yang meningkat di sektor kelistrikkan juga akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian nasional dan berkontribusi mengurangi emisi karbon,” tutup Ratih.


Tekan Emisi Karbon, PGN Siapkan Carbon Capture and Storage

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mengumumkan laporan keuangan 2022 pada pertengahan April 2023. Perseroan catat pertumbuhan laba dan pendapatan sepanjang 2022. (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGN)

Sebelumnya, komitmen Tekan Emisi Karbon, PGN Siapkan Carbon Capture and Storage PT PGN Tbk berkomitmen dalam menekan laju pemanasan global, bersama Subholding Pertamina lainnya Subholding Gas Pertamina tersebut melakukan joint study dengan POSCO International terkait penyimpanan emisi karbon atau Carbon Capture and Storage (CCS).

Direktur Strategi dan Pengambangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan, kesepakatan joint study ini memberikan nilai tambah untuk solusi upaya pengurangan emisi karbon melalui penyimpanan emisi karbon (CCS) di Lapangan milik Pertamina Group.

Selain itu, sebagai optimasi Right of Way (ROW) transmisi milik PGN dan potensi integrasi carbon aggregator industri di customer eksisting.

“Kesempatan untuk joint study dengan POSCO International kali ini menjadi wujud keseriusan PGN dalam inisiatif proyek CCS dan upaya menekan emisi karbon. Diharapkan, JSA ini akan menghasilkan kajian yang komprehensif sehingga teknologi CCS nantinya dapat diterapkan dengan tepat,” kata Rosa, Minggu (12/9/2024).

Joint study dengan Krakatau POSCO juga mengkaji potensi emitter Carbon lainnya. Secara teknis, PGN bersama PHE, PPI dan PIS akan melakukan kajian bersama dengan POSCO international group. Rencana lokasi storage site milik Pertamina Group telah ditentukan yakni Area Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java PSC (PHE ONWJ).

Inisiatif ini nantinya juga dapat menjadi solusi upaya pencapaian target NZE bagi pelanggan eksisting PGN maupun emitter lain yang berada dekat dengan jaringan infrastruktur milik PGN.

POSCO International merupakan perusahaan asal Korea Selatan yang beroperasi sebagai anak perusahaan dari POSCO Group dan bergerak di berbagai sektor bisnis, termasuk perdagangan baja, energi, oil & gas, sumber daya pertanian, dan bahan kimia. POSCO Group melalui POSCO International tertarik dalam rangkaian inisiatif CCS dengan melakukan JSA bersama Pertamina Group.


Indonesia Bakal Bangun Industri LPG demi Kurangi Impor

PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah untuk membangun industri Liquefied Petroleum Gas (LPG) di dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Menurut Bahlil, langkah ini penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekonomi dan mengurangi defisit pada neraca perdagangan dan devisa negara. "Khusus untuk LPG, kita ke depan akan membangun industri LPG di dalam negeri, dengan memanfaatkan potensi C3 (propane) dan C4 (butana). Ini kita harus bangun supaya mengurangi impor kita," tutur Bahlil, seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 11 September 2024.

Bahlil mengungkap, saat ini Indonesia mengeluarkan devisa yang signifikan untuk impor LPG, sekitar Rp450 triliun keluar setiap tahun untuk membeli minyak dan gas, termasuk LPG. Hal ini berdampak langsung pada neraca perdagangan dan pembayaran negara, sehingga pembangunan industri domestik dianggap sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi beban tersebut.

Bahlil juga menyoroti pentingnya pengembangan jaringan gas rumah tangga sebagai bagian dari upaya pelayanan pemerintah kepada masyarakat, saat ini pemerintah tengah membangun pipa gas dari Aceh hingga Pulau Jawa.

"Ini sebagai bagian daripada instrumen untuk memediasi ketika gas kita di Jawa lebih banyak, bisa kita kirim ke Aceh atau ke Sumatera. Atau gas kita di Sumatera lebih banyak bisa kita kirim ke Pulau Jawa," jelas Bahlil.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya