Nutrisi Penting di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak Buat Mencegah Stunting dan Anemia, Salah Satunya Ikan Kembung

Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami anemia dan stunting, yang bisa dicegah melalui pemenuhan nutrisi seimbang, termasuk zat besi dan vitamin C.

oleh Henry diperbarui 29 Sep 2024, 04:00 WIB
Pembahasan Pentingnya Nutrisi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak Buat Mencegah Stunting dan Anemia di Ideafest 2024.  (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Nutrisi yang baik selama 1.000 hari pertama kehidupan anak merupakan fondasi utama bagi tumbuh kembang optimal.mereka. Namun bila tidak memadai selama periode ini dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk stunting dan anemia, yang berdampak jangka panjang pada anak.

"Menurut Laporan Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5 persen, sementara prevalensi anemia pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 15,5 persen dan pada ibu hamil mencapai 27,7 persen," kata dr Lula Kamal sebagai host dalam Ideatalks powered by Danone Indonesia di Ideafest 2024 di JCC, Jakarta, Jumat, 27 September 2024.

Dalam diskusi bertajuk “Masa Depan dimulai dari Pondasi: Pentingnya Peran Nutrisi di Awal Kehidupan” itu, Danone Indonesia menghadirkan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH selaku Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia, Yasmine Wildblood yang merupakan seorang Ibu dan juga aktris serta Ilzam Nuzulul Hakiki selaku Co Founder Gaia Parenting, sebagai platform untuk para Ibu belajar dan update informasi seputar kesehatan Ibu dan anak.

Menurut Ray Wagiu Basrowi, 1.000 hari pertama kehidupan sangat krusial dalam mencegah anemia dan stunting. "Satu dari tiga anak di Indonesia mengalami anemia dan stunting, yang bisa dicegah melalui pemenuhan nutrisi seimbang, termasuk zat besi dan vitamin C.  Kekurangan zat besi, yang merupakan penyebab utama anemia, dapat memperburuk risiko stunting pada anak,” terang Ray.

Zat besi sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sel, termasuk sel-sel otak yang mempengaruhi kognisi dan kemampuan belajar anak. Selain itu, makanan seperti ikan termasuk ikan kembung juga bisa membantu mencegah stunting dan anemia.

"Tapi kalau bisa jangan digoreng karena nutrisinya akan jauh berkurang. Kalai bisa dikukus atau dibuat pepes. Tidak perlu pakai ikan salmon yang harganya termasuk mahal, cukup ikan kembung yang murah dan bisa dibeli di mana saja,” kata dr Ray.

 


Mencegah Anemia

Ilustrasi Pepes Ikan Kembung Credit: Liputan6.com

"Sebagai perusahaan yang berfokus pada kebutuhan nutrisi, Danone Indonesia mendukung pemerintah dalam menanggulangi stunting dan pencegahan anemia melalui edukasi yang bekerjasama dengan berbagai komunitas, serta program seperti Isi Piringku, Warung Anak Sehat, dan WASH untuk sanitasi yang lebih baik," lanjut Ray.

Ia menambahkan, ada beberapa ciri anak yang mengalami anemia, anak biasanya berwajah pucat, lemas, mudah lelah dan sering merasa pusing. Anemia juga bisa ditandai dengan penurunan nafsu makan serta penurunan kemampuan belajar.

Untuk mencegah anemia, orangtua perlu memastikan anak mendapatkan nutrisi seimbang, terutama asupan zat besi dari daging merah, sayuran hijau, dan fortifikasi makanan seperti susu dan sereal. Pentingnya fortifikasi makanan juga tidak bisa diabaikan, karena zat besi yang terkandung dalam makanan olahan membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak yang mungkin sulit terpenuhi dari makanan sehari-hari.

Faktor keturunan juga bisa berpemgaruh karena membuat seorang anak lebih besar kemungkinannya untuk mengalami anemia. Namun rantai keturunan itu bisa diputus jika sudah diantisipasi sejak jauh hari.

"Ada faktor genetik atau keturunan, kalau ibunya mengalami anemia maka bisa saja menurun ke anaknya, dan itu hanya dari ibunya. Karena itu sudah lama ada anjuran untuk pasangan yang akan menikah untuk memeriksaka kesehatannya. Dengan begitu beberapa penyakit bawaan seperti anemia bisa disembuhkan dan diputuskan agar tidak menurun ke anaknya,” ujar dr Ray.

 


Bisa Dideteksi Sebelum Menikah

Ilustrasi anemia. (Gambar oleh 200 Degrees dari Pixabay)

Saat sudah menikah dan belum punya anak, kata dr Ray sebenarnya juga masih lebih mudah ditangani. Namun jika sang istri sudah terlanjur hamil akan lebih sulit penanganannya.

"Bakal lebih sulit kalau si istri sudah hamil karena khawatir bisa berdampak pada calon bayinya, jadi akan lebih baik kalau bisa dideteksi dan ditangani sebelum menikah atau di awal pernikahan,” ungkapnya.

Sementara itu, menyadari peran penting komunitas dalam edukasi orangtua, komunitas Gaia Parenting juga ikut aktif dalam memberikan informasi yang tepat terutama mengenai anemia dan stunting melalui media sosial. Ilzam Nuzulul Hakiki mengatakan, pihaknya melihat konten tentang kesehatan anak selalu dapat engagement yang cukup tinggi, hal ini membuktikan bahwa para ibu muda sangat aware tentang tumbuh kembang anak.

"Jadi kami berusaha menghadirkan konten edukatif yang kredibel dan menarik. Kami juga bekerja sama dengan ahli kesehatan untuk memastikan informasi yang dibagikan tepat dan akurat, jangan sampai ada misinformasi karena dampaknya bisa sangat besar," jelas Ilzam. 


Pengalaman Yasmine Wildblood Sebagai Ibu

Pembahasan Pentingnya Nutrisi di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak Buat Mencegah Stunting dan Anemia di Ideafest 2024.  foto: Banyu Communications 

Sementara itu, Yasmine Wildblood membagikan pengalaman pribadinya dalam menghadapi kekhawatiran tentang nutrisi anaknya.

"Saya rasanya sama seperti kebanyakan orangtua lainnya, sangat khawatir ketika anak menunjukkan tanda kurang sehat, seperti anemia. Kalau anak tampak lemas atau kurang bersemangat, saya langsung berpikir jangan-jangan anak saya kekurangan zat besi atau nutrisi penting lainnya,” tutur Yasmine.

"Kalau bagi saya, penting untuk selalu memastikan asupan nutrisi anak seimbang. Saya memilih susu yang mengandung vitamin C dan zat besi untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak saya. Selain itu, saya mencari informasi yang tepat dan kredibel dari sumber terpercaya, dan pastinya selalu berkonsultasi dengan dokter ketika muncul tanda-tanda yang mengkhawatirkan," sambungnya.

Ray menambahkan, kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan memang masih menjadi tantangan. Mitos dan informasi keliru masih banyak beredar di kalangan orangtua, sehingga penting bagi semua pihak, mulai dari individu, komunitas, hingga sektor swasta, untuk berkolaborasi dalam meningkatkan edukasi seputar nutrisi anak.

Melalui program-program inovatif dan dukungan dari berbagai pihak, harapannya angka anemia dan stunting di Indonesia dapat ditekan, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan lebih sehat dan produktif.

 

Infografis Anemia (Liputan6.com/Yoshiro)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya