Selesaikan Tuduhan SEC, Perusahaan Kripto Mango Markets Bayar Denda Segini

Mango DAO, Blockworks Foundation, dan Mango Labs tidak mengakui atau menyangkal tuduhan SEC, tetapi setuju untuk membayar denda perdata.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 30 Sep 2024, 06:00 WIB
Entitas yang mengoperasikan proyek keuangan terdesentralisasi, Mango Markets menyelesaikan tuduhan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) atas kasus penjualan sekuritas yang tidak terdaftar dan bertindak sebagai pialang. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Entitas yang mengoperasikan proyek keuangan terdesentralisasi, Mango Markets menyelesaikan tuduhan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) atas kasus penjualan sekuritas yang tidak terdaftar dan bertindak sebagai pialang.

Dilansir dari Yahoo Finance, Senin (30/9/2024), Mango DAO, Blockworks Foundation, dan Mango Labs tidak mengakui atau menyangkal tuduhan tersebut, tetapi setuju untuk membayar denda perdata hampir USD 700.000 atau setara Rp 10,5 miliar (asumsi kurs Rp 15.124 per dolar AS). 

Mereka juga setuju untuk menghancurkan token tata kelola MNGO mereka, meminta platform perdagangan untuk menghapus token tersebut, dan tidak meminta platform perdagangan apa pun untuk mengizinkan perdagangan atau penawaran atau penjualan MNGO, 

Sejak Agustus 2021, Mango DAO dan Blockworks Foundation yang berbasis di Panama mengumpulkan lebih dari USD 70 juta atau setara Rp 1 triliun dari penjualan token MNGO kepada investor di seluruh dunia.

Pada April, seorang pedagang yang dituduh mengeksploitasi aturan Mango untuk mencuri USD 110 juta dihukum karena penipuan dalam persidangan AS pertama yang melibatkan tuntutan pidana yang terkait dengan manipulasi mata uang kripto.

Dalam beberapa tahun terakhir, SEC telah mengajukan kasus terhadap banyak proyek dan bursa kripto, termasuk Coinbase Global Inc dan Binance Holdings, menuduh mereka memfasilitasi perdagangan sekuritas yang tidak terdaftar. 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Terindikasi Skema Ponzi Kripto, SEC Bekukan Aset Dua Bersaudara di AS

Ilustrasi berbagai macam aset kripto. (Foto By AI)

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengumumkan mereka telah membekukan aset Jonathan Adam dari Angleton, Texas, dan saudaranya, Tanner Adam, dari Miami, Florida, beserta perusahaan mereka, GCZ Global LLC dan Triten Financial Group LLC.

SEC menuduh kedua bersaudara itu mengoperasikan skema Ponzi senilai USD 60 juta atau setara Rp 924,8 miliar (asumsi kurs Rp 15.424 per dolar AS), yang berdampak pada lebih dari 80 investor di seluruh Amerika Serikat. 

Menurut pengaduan SEC, antara Januari 2023 dan Juni 2024, Adams secara keliru menjanjikan kepada investor hingga 13,5 persen keuntungan bulanan melalui "bot" perdagangan aset kripto.

Associate Director of Enforcement di Kantor Regional SEC Atlanta, Justin C Jeffries mengatakan, kedua bersaudara Adam menjanjikan keuntungan tinggi kepada investor mereka atas investasi kripto yang tidak ada, dan kemudian menggunakan dana investor untuk melakukan pembayaran seperti Ponzi.

"Keduanya menggunakan dana nasabah untuk membeli barang-barang desainer, kendaraan rekreasi, dan rumah seharga jutaan dolar,” kata Jeffries, dikutip dari Bitcoin.com, ditulis Sabtu (31/8/2024).

SEC mengklaim bot dan kumpulan pinjaman yang dijelaskan kepada investor tidak ada, dan dana investor malah disalahgunakan untuk penggunaan pribadi dan untuk melakukan pembayaran kepada investor sebelumnya.

Pengaduan tersebut selanjutnya mengungkapkan bahwa Tanner Adam diduga menggunakan uang investor untuk membiayai kondominium Miami senilai USD 30 juta, sementara Jonathan Adam dituduh menghabiskan USD 480.000 untuk kendaraan.

 

 


Nasdaq Minta Restu SEC Untuk Mendaftarkan Opsi Indeks Bitcoin

Ilustrasi Kripto. Foto: Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kripto, mulai dari membelinya hingga menambang. Tapi ada cara lain yaitu melalui Faucet Kripto.Freepik/Rawf8.com

Sebelumnya, Nasdaq telah mengajukan permohonan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) untuk mendaftarkan dan memperdagangkan Opsi Indeks Bitcoin (XBTX). Perusahaan ini bertujuan untuk menyediakan perangkat baru bagi investor institusional dan ritel untuk mengelola investasi mata uang kripto. 

Opsi tersebut, yang menunggu persetujuan regulasi, akan menawarkan fitur pelaksanaan dan penyelesaian tunai. Opsi ini akan melacak harga bitcoin menggunakan Indeks Waktu Nyata Bitcoin CME CF (BRTI), yang tunduk pada persetujuan regulasi.

Produk ini bertujuan meningkatkan kematangan dan likuiditas pasar dengan menawarkan penyelesaian tunai dan pelaksanaan ala Eropa.

Wakil Presiden dan Kepala Manajemen Bisnis Bursa di Nasdaq, Greg Ferrari mengatakan kolaborasi ini selanjutnya menggabungkan lanskap kripto yang inovatif dengan ketahanan dan keandalan pasar sekuritas tradisional.

“Ini akan menandai tonggak penting untuk memperluas kematangan pasar aset digital,” kata Greg dalam keterangannya, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (29/8/2024). 

XBTX nantinya akan menampilkan ketentuan penyelesaian tunai dan pelaksanaan ala Eropa. Bersama-sama, derivatif kripto yang diatur ini akan memberi investor keyakinan untuk menggunakan cara yang lebih aman untuk mendapatkan eksposur ke aset digital terbesar dan akan melengkapi ETF spot yang telah terbukti sangat populer di kalangan investor. 

 


SEC Bakal Menuntut Pasar NFT Opensea, Ada Apa?

NFT. Foto: Freepik

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) kembali menargetkan perusahaan terkait kripto, yaitu OpenSea, salah satu pasar Non Fungible Token (NFT) terbesar di dunia. SEC mengklaim NFT yang diperdagangkan di platform tersebut mungkin adalah sekuritas.

CEO Opensea, Devin Finzer mengungkapkan, OpenSea telah menerima Wells Notice dari SEC yang mengancam akan menuntut perusahaannya karena mereka yakin NFT di platform Opensea adalah sekuritas.

SEC telah mengincar apa pun yang berhubungan dengan kripto dalam beberapa tahun terakhir, dan NFT menjadi target terbaru mereka. Namun OpenSea yakin ini juga dapat merugikan kreator, kolektor, dan seluruh ekosistem NFT.

Finzer mengatakan, NFT adalah tentang segalanya kecuali sekuritas. Orang membeli aset digital ini untuk berbagai alasan, mungkin itu adalah item dalam sebuah game, avatar, atau bahkan sekadar cara untuk mendukung artis favorit mereka.

"Pendekatan SEC mengancam mata pencaharian para artis dan kreator yang sekadar bereksperimen dengan teknologi baru yang berkembang pesat atau telah memilihnya sebagai media pilihan mereka,” kata Opensea dalam keterangannya, dikutip dari Coinmarketcap, Kamis (29/8/2024).

OpenSea lebih lanjut menjelaskan NFT bukanlah saham, obligasi, atau sekuritas tradisional lainnya. Perbandingan tersebut tidak tepat. Namun, SEC tampaknya bersikeras memperlakukan NFT sebagaimana mestinya.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya