Cegah Hoaks Saat Pilkada 2024, Perludem Minta KPU Kampanye Prebunking

Perludem berpendapat, kampanye prebunking ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah terjebak dengan disinformasi maupun misinformasi terkait Pilkada 2024.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 29 Sep 2024, 14:00 WIB
Salah seorang warga memperagakan proses pemungutan suara yang dilaksanakan KPU RI di salah satu TPS wilayah Kukusan, Depok, Jawa Barat. (Liputan.com/Dicky Agung Prihanto)

Liputan6.com, Jakarta - Program Officer Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Heroik M Pratama meminta, penyelenggara Pemilu yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengampanyekan prebunking untuk mencegah informasi palsu atau hoaks saat Pilkada 2024.

Heroik berpendapat, prebunking ini perlu dilakukan agar masyarakat tidak mudah terjebak dengan disinformasi maupun misinformasi terkait Pilkada 2024.

"Prebunking yaitu semacam imun dalam bentuk informasi-informasi valid, dalam kondisi objektif sesuai dengan ketentuan hukum dan prosedur yang ada," kata Heroik dalam acara diskusi Virtual Class yang digelar Liputan6.com, dikutip Minggu (29/9/2024).

Salah satu contoh disinformasi yang sering muncul saat Pilkada yaitu pemilih bisa mencoblos di mana saja hanya dengan menggunakan e-KTP. Menurut Heroik, ada sebagian masyarakat yang masih terjebak disinformasi tersebut.

Padahal, kata dia, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi pemilih ketika ingin menggunakan hak suaranya pada Pemilu dan Pilkada, satu di ataranya yaitu pemilih harus terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Bagi mereka yang tidak terdaftar bisa melakukan kroscek dan melakukan pendaftaran ulang ke KPU setempat. Informasi-informasi ini penting disampaikan secara masif, sehingga nanti ketika muncul disinformasi, maka publik sudah lagi tidak percaya dengan disinformasi tersebut," ucap Heroik.

Ia berpendapat, disinformasi terkait penggunaan e-KTP bisa mencoblos di mana saja ini bisa berdampak pada pemungutan suara ulang. Hal ini, kata Heroik, dapat merugikan masyarakat serta menurunkan kredibilitas dari Pemilu.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya