30 September 2005: Kartun Nabi Muhammad Muncul di Koran Denmark, Picu Kemarahan Umat Islam

Umat Muslim di seluruh dunia menanggapi isu tersebut dengan reaksi yang berbeda-beda.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 30 Sep 2024, 08:14 WIB
Ilustrasi Islam, Al-Qu'ran. (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pada 19 tahun lalu, tepatnya pada 30 September 2005, sebuah surat kabar Denmark Jyllands-Posten menampilkan 12 kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam berbagai situasi yang lucu atau satir.

Dilansir BBC, Senin (30/9/2024), gambar-gambar tersebut disertai dengan tajuk rencana yang mengkritik penyensoran diri setelah penulis Denmark Kare Bluitgen mengeluh bahwa ia tidak dapat menemukan ilustrator untuk buku anak-anaknya tentang Nabi.

Beberapa gambar tampak biasa saja, misalnya ketika Nabi Muhammad berjalan di padang pasir dengan matahari terbenam di belakangnya, atau wajahnya menyatu dengan bintang dan bulan sabit.

Namun, sejumlah gambar lain tampak lebih sengaja memprovokasi umat Islam, terutama memperlihatkan Nabi Muhammad membawa bom yang menyala di kepalanya yang dihiasi dengan pernyataan iman Muslim alih-alih sorban.

Salah satu gambar juga memperlihatkan Nabi Muhammad mengacungkan pedang siap bertarung. Matanya dihitamkan sementara dua wanita berdiri di belakangnya terlihat mengenakan pakaian Islami dan hanya mata mereka yang terbuka.

Gambar lain memperlihatkan Nabi Muhammad berdiri di atas awan menahan barisan pelaku bom bunuh diri, sambil berkata: "Berhenti, kita sudah kehabisan perawan" - sebuah referensi untuk pahala yang seharusnya diberikan kepada para martir Islam.


Penjelasan Pihak Surat Kabar

Ilustrasi masjid, Islam. (Photo Copyright by Freepik)

Editor budaya Jyllands-Posten, Flemming Rose, mengatakan bahwa ia tidak meminta para ilustrator untuk menggambar karikatur satir tentang Muhammad. Ia meminta mereka untuk menggambar Nabi sebagaimana mereka melihatnya.

Rose menegaskan bahwa ada tradisi panjang Denmark berupa satir pedas tanpa mengenal istilah tabu, dan bahwa Muhammad dan Islam diperlakukan tidak berbeda dengan agama atau tokoh agama lain.

Ia juga berpendapat bahwa gambar-gambar tersebut telah mengangkat profil perdebatan tentang integrasi minoritas agama di Denmark.

Pada tanggal 30 Januari, surat kabar tersebut menerbitkan sebuah pernyataan yang berbunyi: "Menurut pendapat kami, ke-12 gambar tersebut dibuat dengan sadar. Gambar-gambar tersebut tidak dimaksudkan untuk menyinggung, dan juga tidak bertentangan dengan hukum Denmark, tetapi gambar-gambar tersebut tidak dapat disangkal telah menyinggung banyak umat Muslim dan kami mohon maaf atas hal tersebut."

Para editor surat kabar yang telah menerbitkan ulang kartun tersebut mengatakan bahwa mereka membela hak atas kebebasan berbicara dan bertindak sebagai bentuk solidaritas dengan Jyllands-Posten.


Picu Protes Kemarahan

Ilustrasi seorang muslim berdoa, Islam. (Photo by Masjid Pogung Dalangan on Unsplash)

Kartun-kartun tersebut diterbitkan ulang di Austria pada bulan Januari, dan kemudian pada awal bulan Februari di sejumlah surat kabar Eropa di Prancis, Jerman, Italia, dan Spanyol.

Protes diplomatik oleh pemerintah negara-negara Islam dimulai pada bulan Oktober 2005, yang meningkat hingga penutupan kedutaan besar.

Boikot produk-produk Denmark dan protes-protes di seluruh dunia Islam meningkat pada akhir bulan Januari dan awal bulan Februari. Di wilayah Palestina, kelompok-kelompok bersenjata telah membuat ancaman langsung terhadap warga negara-negara tempat kartun-kartun tersebut diterbitkan. Ada juga ancaman pembunuhan terhadap para seniman.

Pada tanggal 2 Februari, Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen tampil di TV Arab untuk meminta maaf atas penghinaan yang disebabkan oleh kartun tersebut, tetapi ia juga membela hak kebebasan berekspresi.

Sejak saat itu, telah terjadi protes kemarahan dan terkadang disertai kekerasan di seluruh dunia Islam, serta di Inggris dan Prancis.


Tak Semua Muslim Bereaksi Sama

Ilustrasi kitab suci, Islam, Al-Qur'an. (Photo Copyright by Freepik)

Banyak umat Muslim mengatakan bahwa kartun tersebut sangat dan sengaja menyinggung, yang menunjukkan meningkatnya permusuhan dan ketakutan Eropa terhadap umat Muslim. Penggambaran Nabi Muhammad dan umat Muslim secara umum sebagai teroris dianggap sangat menyinggung.

Beberapa umat Muslim melihat kartun tersebut sebagai serangan terhadap iman dan budaya mereka yang dirancang untuk menebar kebencian.

Tradisi Islam secara tegas melarang gambar Allah, Muhammad, dan semua tokoh utama dalam tradisi Kristen dan Yahudi.

 

Sementara itu, sebuah surat kabar mingguan di Yordania mencetak ulang beberapa kartun dan mendesak umat Muslim untuk "bersikap masuk akal".

Situs web yang diproduksi oleh dan untuk umat Islam telah menayangkan kartun tersebut atau menautkannya. Salah satu situs web liberal mengatakan umat Islam membesar-besarkan masalah kecil.

Sebagian umat Islam, terutama di Eropa, mendukung penerbitan ulang gambar-gambar tersebut sehingga umat Islam dapat mengambil keputusan sendiri dan menyambut baik perdebatan tentang isu-isu yang diangkat oleh kartun tersebut.

Telah ditunjukkan pula bahwa kartun-kartun di media Arab dan Islam yang "menjelek-jelekkan" orang Israel dan Amerika dengan menggunakan citra Yahudi dan Kristen adalah hal yang umum.

Infografis Penodaan Agama (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya