Liputan6.com, Banyuwangi Untuk menggerakkan ekonomi daerah, Pemkab Banyuwangi terus mendorong desa-desanya mengoptimalkan potensi daerah. Salah satunya adalah Desa Paspan, Kecamatan Glagah yang dikenal dengan bentang alamnya yang asri menggelar Festival Paspan Adventure.
Di desa tersebut terdapat sekelompok masyarakat yang membuat wisata petualang, Capas Adventure Land yang menawarkan beraneka wisata petualang. Berangkat dari situ, maka tercetuslah ide Festival Paspan Adventure. Event tersebut menjadi bagian dari rangkaian Banyuwangi Festival 2024 dan menawarkan berbagai aktivitas menarik, mulai dari jalan sehat, Botanical Trail Run, hingga petualangan seru dengan ATV Amazing Race.
Advertisement
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Banyuwangi, M.Y. Bramuda, membuka langsung kegiatan Botanical Trail Run dan mengapresiasi terselenggaranya event ini.
"Desa Paspan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata olahraga alam. Alamnya yang masih asri dan udaranya yang sejuk sangat mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini," ujarnya.
Dengan adanya Festival Paspan Adventure, diharapkan dapat semakin mempromosikan Desa Paspan sebagai destinasi wisata yang menarik, khususnya bagi para pecinta petualangan. Para peserta tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga merasakan sensasi adrenalin dengan mengikuti berbagai aktivitas yang telah disediakan.
Selain menawarkan berbagai aktivitas menarik, penyelenggara juga menyediakan fasilitas penginapan bagi para peserta yang datang dari luar daerah.
"Peserta menginap di penginapan sekitar Desa Paspan atau camping di Pascamp yang telah disediakan panitia," tambahnya.
Salah satu peserta trail run, Wahyu Riyanto mengaku sangat senang mengikuti kegiatan Botanical Trail Run yang digelar di Desa Paspan.
"Sangat menyenangkan, bertemu banyak teman-teman baru. Kegiatan sport tourism seperti ini bukan hanya Botanical Trail Run yang sering saya ikuti," imbuh Wahyu.
Wahyu merupakan pemuda Difabel yang memiliki hobi kegiatan adventure. Ia kerap membagikan kegiatan olahraga ekstrim di media sosial miliknya seperti pendakian gunung, bermain sepatu roda dan lainnya.
"Bagi saya, difabel bukan berarti tidak mampu melakukan kegiatan tertentu. Justru keterbatasan ini membuat saya semakin bersyukur atas nikmat Tuhan dan merasakan betapa indahnya alam ini," ujar Wahyu.
(*)