Mensos: Narkoba dan Judi Online Jadi Momok Negara yang Ingin Maju

Masalah narkoba dan judol, kata Gus Mensos, tidak hanya terjadi di Indonesia namun ada di setiap negara yang mau bangkit dan maju.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 30 Sep 2024, 07:49 WIB
Menteri Sosial Saifullah Yusuf saat focus grup discussion pembahasan rencana program dan anggaran tahun 2025 dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Sabtu (28/9) malam. (Foto: Tim Humas Kemensos)  

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan, saat sidang kabinet terakhir di IKN, presiden terpilih Prabowo Subianto mempunyai fundamental yang kuat untuk bangkit dan menjadi negara maju. Meski begitu, ke depan Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan. Menurut dia, narkoba dan judi online (judol) masih menjadi momok. 

“Itu (narkoba dan judol) tantangan yang berkaitan dengan masalah sosial,” kata pria karin disapa Gus Mensos seperti dikutip Senin (30/9/2024).

Masalah narkoba dan judol, kata Gus Mensos, tidak hanya terjadi di Indonesia namun ada di setiap negara yang mau bangkit dan maju. Akibatnya, masalah tersebut berdampak sangat serius. Karenanya, untuk mengatasi masalah itu diperlukan kolaborasi bersama. 

“Nantinya kami di Kemensos akan berinovasi dan memperbaiki yang kurang untuk mempercepat kesejahteraan sosial,” kata Sekjen PBNU ini.

Di kesempatan tersebut, Gus Ipul juga  menyampaikan apresiasi kepada Komisi VIII DPR karena di tahun 2020 pernah mengalami masa sulit saat badai COVID-19 melanda dunia. Pada masa tersebut, data Kemensos menunjukkan penyaluran bantuan program keluarga harapan (PKH) dan bantuan sosial lainnya telah menjaga daya beli masyarakat untuk tetap stabil. 

“Pelaksanaan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) tidak hanya memulihkan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), namun juga memastikan PPKS mendapatkan penanganan yang layak sesuai dengan kebutuhan. Pemberdayaan sosial, penguatan kewirausahaan telah mampu menaikkan ekonomi keluarga penerima manfaat,” ungkap dia.

Sebagai informasi, pernyataan Gus Mensos disampaikan saat focus grup discussion pembahasan rencana program dan anggaran tahun 2025 dengan Komisi VIII DPR di Jakarta, Sabtu (28/9) malam. 

Menurut Ketua Komisi VIII DPR, Ashabul Kahfi, komisinya mengapresiasi kerja keras dari seluruh anggota Komisi VIII dan mitra Kerja Komisi VIII. 

“Banyak capaian yang telah kita dapatkan mulai dari sosial, kesehatan, perlindungan anak, penanggulangan bencana dan keagamaan yang tidak lepas dari peran dan mitra kerja dari pada instansi dan lembaga," tutur dia.

 

 

 


Wanti Wanti Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan saat menghadiri Rapat Pimpinan (Rapim) TNI dan Polri Tahun 2024 di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (28/2/2024). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta TNI-Polri tidak melakukan hal-hal buruk yang berdampak negatif pada institusi. Jokowi mewanti-wanti agar aparat tidak terlibat judi online, penganiayaan, narkoba, maupun pelecehan.

Hal itu disampaikan Jokowi kepada Pejabat TNI-Polri di Istana Negara Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024).

"Jika saudara-saudara melakukan hal yang dinilai buruk maka dampak negatifnya juga akan besar. Hati hati mengenai ini, misalnya, ketahuan atau terlibat judi online, ada yang terlibat penganiayaan ada yang terlibat narkoba, terlibat pelecehan, ini akibatnya terhadap institusi juga kepercayaan akan turun," kata Jokowi.

Jokowi menekankan bahwa saat ini adalah era keterbukaan. Menurutnya, hal yang dianggap sepele bisa menjadi besar hingga berdampak pada stabilitas.

"Karena apa? Sekarang ini zaman keterbukaan, kita harus sadar sekarang ini zaman keterbukaan. Hal-hal yang saudara-saudara anggap itu sepele, itu kecil, bisa jadi sesuatu yang sangat besar, bisa menjadi sesuatu yang mengganggu stabilitas," ucap Jokowi.

"Bila kita salah mengelola, sehingga saya minta hati-hati betul mengenai soal-soal seperti yang tadi saya sampaikan," ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan stabilitas dibutuhkan agar Indonesia tetap tumbuh. Pasalnya, banyak negara lain yang saat ini masih berada pada posisi sulit imbas pandemi Covid-19.

"Karena negara kita, karena Indonesia butuh stabilitas untuk tetap tumbuh. Perlu kita tahu semuanya, negara-negara lain masih pada posisi yang masih sangat berat sekali, struggle, berjuang unik bisa keluar dari krisis ekonomi, satu satu sudah masuk pada posisi krisis, karena dampak dari Covid-19 sampai sekarang belum berhenti," pungkasnya.

Infografis Kronologi Penangkapan Irjen Teddy Minahasa Kasus Narkoba (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya