Liputan6.com, Jakarta Cardiac rehabilitation (CR) atau rehabilitasi kardiovaskular adalah program perawatan yang dirancang untuk membantu pasien yang baru saja menjalani prosedur bedah, intervensi jantung atau pascarawat gagal jantung.
Program ini biasanya mencakup:
Advertisement
- Pemantauan medis;
- latihan fisik;
- nutrisi sehat;
- dukungan mental; dan
- pendidikan kesehatan.
Apa Tujuan Rehabilitasi Kardiovaskular?
Terkait tujuannya, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah subspesialis preventif-rehabilitasi kardiovaskular (konsultan) RS Siloam Jantung Diagram Cinere, Prof. Budhi Setianto memberi penjelasan.
“Tujuan dari CR adalah untuk memperbaiki kesehatan jantung, meningkatkan stamina, dan membantu pasien kembali ke aktivitas sehari-hari mereka dengan aman dan berkelanjutan,” kata Budhi dalam keterangan pers, Senin (30/9/2024).
Lebih lanjut, ia merinci beberapa tujuan dari CR yang dapat diketahui:
Meningkatkan Fungsi Jantung
Program rehabilitasi kardiovaskular bertujuan untuk memperbaiki fungsi jantung melalui latihan fisik yang aman dan efektif. Latihan ini membantu jantung untuk menjadi lebih kuat dan efisien dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Mengurangi Faktor Risiko Penyakit Jantung
Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet yang seimbang dan aktivitas fisik rutin, CR membantu mengurangi faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol yang tinggi serta upaya berhenti merokok.
Meningkatkan Kualitas Hidup
Program CR tidak hanya fokus pada perbaikan fisik, tetapi juga menyangkut kesehatan mental, emosional pasien. Memberikan dukungan mental, spiritual dengan manajemen stres guna membantu pasien merasa lebih nyaman, bahagia dan merasa lebih sehat secara keseluruhan.
Cegah Masalah Kesehatan di Masa Depan
Dengan komunikasi, informasi dan edukasi kesehatan jantung serta menawarkan gaya hidup sehat, CR membantu mencegah komplikasi penyakit lain dan munculnya masalah kesehatan di masa depan.
Apa Saja Komponen Utama dalam Rehabilitasi Kardiovaskular?
Rehabilitas kardiovaskular memiliki beberapa komponen utama dalam pelaksanaannya, yaitu:
Pemantauan Medis
Evaluasi rutin untuk memantau kemajuan pasien, menilai respons terhadap program rehabilitasi, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan efektivitas perawatan.
Pengelolaan Faktor Risiko
Identifikasi dan pengelolaan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok.
Program ini juga melibatkan pengawasan terhadap pengobatan, pencegahan dan modifikasi perilaku yang diperlukan untuk mengelola masalah jantung.
Latihan Fisik
Program latihan yang dirancang khusus untuk meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan respirasi. Memerhatikan masalah pernapasan serta kekuatan otot, tulang dan sendi termasuk keseimbangan gerak, integrasi dan fleksibilitasnya serta akomodasinya terhadap musik pengiring olahraga.
Latihan ini biasanya dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan disesuaikan dengan kemampuan serta kebutuhan individu pasien.
Jenis latihan dapat mencakup jalan kaki, bersepeda, berenang, dan latihan penguatan otot, tulang dan sendi.
Advertisement
Komponen Rehabilitasi Kardiovaskular Selanjutnya
Pendidikan Kesehatan
Pasien mendapatkan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai bagaimana cara menjaga kesehatan jantung. Termasuk pemahaman tentang diet sehat jantung, manajemen stres, menanggulangi faktor risiko, mencegah komplikasi lain seperti stroke serta cara menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Dukungan Mental
Rehabilitasi kardiovaskular sering kali mencakup dukungan psikologis untuk membantu pasien mengatasi kecemasan, stres atau depresi yang mungkin timbul setelah mengetahui diagnosis penyakitnya atau prosedur intervensi jantung yang akan dilaluinya.
Pemantauan dan Evaluasi Pasien
Selama rehabilitasi di rumah sakit dengan pengawasan dokter dan paramedis, pasien akan menjalani berbagai tes dan evaluasi untuk memantau kemajuan mereka.
Beberapa tes yang umum dilakukan termasuk:
6-Minute Walk Test 6MWT
Tes pertama adalah 6-Minute Walk Test atau 6MWT untuk mengukur seberapa jauh pasien dapat berjalan dalam waktu enam menit. Tes ini membantu menilai stamina dan kemampuan fisik pasien.
Treadmill Test
Treadmill Test atau TMT dilakukan untuk mengukur bagaimana jantung pasien bereaksi terhadap aktivitas fisik di atas treadmill.
Cardiopulmonary Exercise Test
Cardiopulmonary Exercise Test (CPX) dilakukan untuk menilai fungsi jantung dan paru-paru selama latihan intensif untuk memahami kapasitas kardiorespirasi pasien.
Pasien juga dapat melanjutkan rehabilitasi di rumah dengan melakukan latihan Soleus Push-Up (SPU) yaitu suatu program latihan kaki ringan yang menguntungkan dalam rehabilitasi kardiovaskular. Sambil duduk, tangan dapat melakukan kegiatan apa saja. Waktu olahraganya dalam hitungan beberapa jam (bukan menit), tanpa merasa lelah.
Soleus push-up adalah latihan yang sederhana, mengangkat tumit kaki ke atas kemudian melepaskannya berulang kali, sambil duduk. Latihan ini fokus pada otot soleus, yang terletak di tungkai bawah, di depan betis, keduanya hanya 1/100 Berat Badan.
Otot ini berperan menurunkan kadar gula dan lemak darah dalam dinamikanya memompa darah kembali ke jantung. Seperti dipaparkan dalam penelitian yang dipublikasikan pada 2022 di iScience oleh penemunya Prof. Marc Hamilton dari Universitas Houston.
Advertisement