Liputan6.com, Jakarta - Sate Padang, hidangan khas dari Sumatra Barat, telah lama menjadi favorit banyak orang di Indonesia. Terbuat dari daging sapi, lidah, dan jantung sapi, sate ini dikenal dengan rasa bumbunya yang kuat dan kaya rempah.
Namun, bagi ibu hamil, atau bumil, mungkin ada kekhawatiran tentang keamanannya, terutama karena bahan dasarnya termasuk jeroan. Lantas, bolehkah bumil menyantap sate Padang?
Advertisement
Berapa Macam Sate Padang?
Sebelum membahas lebih lanjut tentang dampaknya bagi ibu hamil, perlu diketahui bahwa ada tiga jenis Sate Padang, seperti dikutip dari Wonderful Indonesia pada Senin, 30 September 2024.
- Sate Padang Panjang: Bumbu berwarna kekuningan, dengan cita rasa yang gurih.
- Sate Pariaman: Bumbu berwarna merah, pedas karena menggunakan lebih banyak cabai.
- Sate Padang Kota: Bumbu kecokelatan, kombinasi dari rasa Padang Panjang dan Pariaman.
Ketiga jenis sate ini sama-sama menggunakan bahan utama berupa daging sapi dan jeroan, yang sering dipertanyakan keamanannya bagi bumil.
Apakah Jeroan Berbahaya untuk Ibu Hamil?
Jeroan, seperti hati dan jantung, mengandung banyak nutrisi penting yang baik untuk tubuh, termasuk zat besi, protein, dan vitamin A, seperti dilansir dari Healtline. Berikut beberapa manfaat jeroan:
- Sumber Zat Besi: Zat besi dalam jeroan adalah jenis heme, yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini sangat penting bagi ibu hamil untuk mencegah anemia.
- Protein Tinggi: Protein dalam jeroan dapat membantu ibu hamil merasa kenyang lebih lama dan mendukung pertumbuhan janin.
- Sumber Vitamin A: Jeroan kaya akan vitamin A, yang penting bagi perkembangan janin, terutama untuk kesehatan mata dan sistem imun.
Namun, meskipun manfaatnya cukup banyak, konsumsi jeroan, terutama hati, harus dibatasi selama kehamilan.
Hal ini karena kandungan vitamin A dalam bentuk retinol yang tinggi pada hati dapat menyebabkan risiko cacat lahir jika dikonsumsi berlebihan. Satu porsi hati sapi mengandung vitamin A jauh di atas batas harian yang direkomendasikan untuk ibu hamil.
Kenapa Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Jeroan?
Salah satu jenis jeroan, hati, merupakan sumber vitamin A yang kaya. Vitamin A memiliki peran krusial dalam perkembangan janin, termasuk pertumbuhan sel dan sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, hati juga mengandung zat besi dan vitamin B yang penting bagi kesehatan ibu dan janin. American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan hati sebagai sumber nutrisi penting tertentu selama kehamilan.
Apa yang Terjadi Jika Overdosis Vitamin A?
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa vitamin A hadir dalam dua bentuk, yang telah terbentuk sebelumnya (retinol) dan ditemukan dalam makanan hewani, serta karotenoid (provitamin A) yang ditemukan dalam sumber nabati.
Meskipun mendapatkan cukup vitamin A penting, mengonsumsi terlalu banyak vitamin A yang telah terbentuk sebelumnya bisa berbahaya. Penelitian menunjukkan bahwa dosis tinggi suplemen vitamin A selama kehamilan dapat terkait dengan cacat lahir dan kelainan serius, seperti cacat jantung, masalah pada sumsum tulang belakang, ginjal, serta kelainan pada mata, telinga, dan hidung.
Oleh karena itu, Badan Pangan dan Gizi Amerika Serikat merekomendasikan agar ibu hamil tidak melebihi asupan harian vitamin A yang telah terbentuk sebesar 10.000 IU atau 3.000 mcg setara aktivitas retinol (RAE).
Advertisement
Apa Efek Samping dari Vitamin A?
Satu porsi hati sapi seberat 3 ons dapat mengandung hingga 6.583 mcg RAE vitamin A yang telah terbentuk. Ini berarti, hanya dengan mengonsumsi hati secara teratur, ibu hamil berisiko tinggi melebihi batas asupan yang disarankan, yang dapat membahayakan kesehatan janin.
Karena tingginya kandungan vitamin A dalam hati, banyak ahli, termasuk dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris, merekomendasikan untuk menghindari hati dan produk hati selama kehamilan.
Meskipun tidak jelas apakah sumber makanan vitamin A yang telah terbentuk membawa risiko yang sama dengan suplemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tetap menyarankan agar ibu hamil memantau total asupan vitamin A dari makanan dan suplemen hewani.