Studi: Kehamilan Bisa Sebabkan Perubahan Meluas pada Otak Ibu

Menurut hasil pemindaian otak seorang perempuan hamil, ilmuwan menyebut bahwa telah terjadi perubahan otak pada ibu selama masa kehamilannya.

Oleh DW.com diperbarui 03 Okt 2024, 01:12 WIB
Ilustrasi Kesehatan Otak (sumber: unsplash)

, Berlin - Kehamilan pada seorang wanita diketahui benar-benar mengubah tubuh seorang perempuan. Tetapi, penelitian terbaru menunjukkan perubahan yang pada otak sama dramatisnya.

Berdasarkan pemindaian otak seorang perempuan sehat berusia 38 tahun selama dua tahun, para ilmuwan berhasil membuat peta komprehensif pertama tentang bagaimana otak berubah selama kehamilan, dikutip dari DW Indonesia, Selasa (1/10/2024).

Data yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Neuroscience ini menemukan terjadinya reorganisasi dinamis di otak ibu. Dan perubahan ini berlangsung selama kehamilan.

Hampir semua bagian otak menunjukkan perubahan fungsi dan anatomi, termasuk di wilayah yang terlibat dalam pemrosesan sosial dan emosional. Beberapa perubahan juga berlangsung selama dua tahun setelah bayi lahir.

Sementara penelitian berfokus pada kehamilan seorang perempuan, studi tersebut bergabung dengan sejumlah kecil penelitian yang menunjukkan bahwa proses menjadi seorang ibu, atau matresensi, adalah tahap perkembangan yang berbeda.

Para ilmuwan mulai menemukan bagaimana perubahan hormonal selama kehamilan dan menjadi ibu, mengubah anatomi dan fungsi otak. Hal yang sama juga terjadi selama masa remaja dan menopause.

"Sepertinya, otak manusia mengalami perubahan yang terkoordinasi selama kehamilan, dan kami akhirnya dapat mengamati perubahan tersebut secara langsung," kata Emily Jacobs dari University of California, Santa Barbara, Amerika Serikat (AS). Ia adalah penulis utama di makalah yang dipublikasikan di jurnal tersebut.

 


Perubahan Meluas Terjadi di Otak Selama Hamil

Dapatkah Ibu Hamil Menikmati Seporsi Sate Padang dengan Tenang? Simak Informasinya di Sini (Ilustrasi by AI)

Otak yang diteliti adalah milik Elizabeth Chrastil, yang juga ahli saraf di University of California, Irvine. Para peneliti mengambil gambar otak Chrastil menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) setiap beberapa minggu, dimulai sebelum kehamilan dan berlanjut selama dua tahun setelah kelahiran.

"Ini adalah pekerjaan yang sangat berat. Kami telah melakukan 26 pemindaian sebelumnya," kata Chrastil dalam pernyataan media bersama Emily Jacobs. 

Para peneliti menemukan perubahan besar dalam keseluruhan neuroanatomi otak, yang terjadi minggu demi minggu selama kehamilan. Di dalam otak Chrastil, volume materi abu-abu, ketebalan kortikal, mikrostruktur materi putih, dan volume ventrikel semuanya berubah.

"Temuannya luar biasa. Ini menunjukkan dalam waktu yang relatif singkat, kehamilan dapat mengubah otak seperti halnya tahap kehidupan lainnya, seperti masa remaja," kata ahli saraf Clare McCormack dari New York University Langone Health, AS, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut. 

Beberapa jalur pada materi putih otak Chrastil bertumbuh lebih kuat pada trimester kedua. Materi putih adalah jalur pengiriman informasi antarwilayah otak. Jalur materi putih yang lebih kuat berarti informasi dibawa dengan lebih efisien.

Perubahan juga terjadi di seluruh otak. "Lebih dari 80% wilayah otak saya menunjukkan pengurangan volume materi abu-abu," kata Chrastil.

Materi abu-abu adalah jaringan otak dengan konsentrasi sel neuron yang tinggi, tempat informasi diproses. Pengurangan volume materi abu-abu terkadang dikaitkan dengan berkurangnya memori dan fungsi kognitif.

Namun penulis studi mengatakan, pengurangan materi abu-abu selama kehamilan tidak selalu berarti buruk. Ini lebih seperti gelombang penyempurnaan otak saat otak bersiap untuk menjadi ibu, ibarat proses memahat balok marmer menjadi patung.

"Perubahan ini kemungkinan mencerminkan penyempurnaan sirkuit saraf. Proses adaptif ini memungkinkan otak lebih terspesialisasi," kata Jacobs.


Apa Artinya Perubahan Ini Bagi Kesehatan Ibu Hamil?

Dapatkah Ibu Hamil Menikmati Seporsi Sate Padang dengan Tenang? Simak Informasinya di Sini (Ilustrasi by AI)

Perubahan pada otak Chrastil dikaitkan dengan perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.

Namun, penelitian tersebut belum dapat menjelaskan bagaimana, atau apakah, perubahan anatomi ini mengubah psikologi atau kesehatan ibu. Pertanyaan lainnya adalah, jenis restrukturisasi otak mana yang menyebabkan perubahan suasana hati atau gangguan tidur selama kehamilan? Perubahan mana yang menciptakan ikatan cinta keibuan yang kuat? Para ilmuwan juga belum mengetahuinya.

Penelitian berikutnya terhadap lebih banyak perempuan juga sedang dilakukan, untuk menentukan bagaimana perubahan otak dapat memengaruhi psikologi dan kesehatan ibu. 

Penemuan ini dapat meningkatkan pemahaman tentang kondisi seperti depresi pascapersalinan dan preeklamsia, atau sejenis tekanan darah tinggi selama kehamilan.

"Penelitian ini adalah langkah penting menuju peningkatan pemahaman dan penanganan gangguan suasana hati dan kecemasan perinatal, yang memengaruhi 1 dari 5 perempuan yang melahirkan," kata McCormack kepada DW. 


Ilmuwan Dikejutkan Kurangnya Penelitian Tentang Kehamilan

Dapatkah Ibu Hamil Menikmati Seporsi Sate Padang dengan Tenang? Simak Informasinya di Sini (Ilustrasi by AI)

Satu fakta yang "mengejutkan" dari riset tersebut: Ini adalah studi pertama yang secara konsisten memetakan perubahan otak selama kehamilan, ungkap penulis studi dalam makalah mereka.

"Ini tahun 2024, dan ini adalah pandangan pertama yang kita punya tentang transisi neurologis yang menarik ini. Ada begitu banyak hal tentang neurobiologi kehamilan yang belum kita pahami," kata Jacobs. Ia mengatakan lebih lanjut, ini adalah bukti bahwa, secara historis, biosains telah mengabaikan kesehatan perempuan.

Dari 50.000 artikel tentang pencitraan otak yang diterbitkan dalam tiga puluh tahun terakhir, artikel yang berfokus pada faktor kesehatan yang unik bagi perempuan, seperti kehamilan, jumlahnya bahkan kurang dari satu tiap seratus artikel, kata Jacobs.

"Perbedaan laki-laki/perempuan dalam hal fungsi otak, secara tradisional tidak dihargai oleh sebagian besar ahli saraf atau dokter," kata Diana Krause, ahli hormon di University of California, Irvine, AS, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

"Mengapa? Sebagai seorang ilmuwan perempuan, ini tidak masuk akal bagi saya. Tetapi jelas, seks dan hormon punya dampak yang luar biasa, dan sangat menyenangkan melihat lebih banyak karya yang berfokus pada isu-isu ini," kata Krause kepada DW.

Studi baru ini menandai dimulainya sebuah proyek yang disebut Maternal Brain Project. Ini adalah upaya internasional untuk memahami dampak kehamilan pada fungsi otak ibu. Kelompok yang lebih besar dan terdiri dari perempuan dan pasangan mereka juga tengah didaftarkan untuk penelitian di AS dan Spanyol.

Infografis Ibu Hamil Sudah Bisa Dapatkan Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya