Liputan6.com, Jakarta - Penceramah Ustadz Adi Hidayat (UAH) mengungkapkan apa yang terjadi ketika Allah SWT menginginkan seorang hamba-Nya menjadi lebih baik.
Menurut UAH, tanda pertama yang diberikan oleh Allah adalah dilembutkannya hati orang tersebut.
"Saat Allah menginginkan seorang hamba menjadi baik, yang pertama kali diberikan adalah kelembutan dalam hatinya," ungkap UAH, dalam sebuah ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @ummuhaniya.
Sentuhan ini dirasakan secara spiritual, di mana hati seseorang mulai terbuka untuk menerima kebenaran dan hal-hal baik.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kelembutan hati tersebut akan diikuti dengan kemudahan dalam menjalani langkah-langkah menuju kebaikan.
"Allah memberikan kemudahan langkahnya, mempermudah jalan bagi orang tersebut untuk belajar tentang agama," kata UAH. Proses ini sering kali terjadi secara alami, saat seseorang mulai tertarik mendalami ajaran agama.
Saat seseorang mulai merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam menimba ilmu agama, baik itu melalui belajar dengan ustadz atau kiai, hal itu adalah pertanda bahwa Allah sedang membimbing dan mengarahkan hamba tersebut ke jalan yang lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Bukan Berarti Usia Dipanjangkan, Bisa juga Seperti Ini
"Saat bapak ibu belajar agama, itu adalah bagian dari bimbingan Allah," tambah UAH.
Namun, Ustadz Adi Hidayat juga mengingatkan bahwa perubahan menuju kebaikan ini tidak selalu berarti seseorang akan hidup lebih lama.
"Perlu diingat, proses ini bukan berarti kita akan diberi usia lebih panjang," ujarnya. Terkadang, ini adalah cara Allah mempersiapkan seseorang untuk perjalanan akhiratnya.
Menurut UAH, saat seseorang mulai merasakan kecenderungan untuk berbuat baik dan lebih mendekat kepada Allah, itu bisa menjadi pertanda bahwa Allah sedang menyiapkan terakhir kalinya hamba tersebut untuk menghadapi kehidupan yang abadi.
"Maaf bapak ibu, Allah bisa jadi membimbing kita sebelum kita diminta pulang," tegasnya.
Lebih lanjut, UAH menekankan pentingnya memanfaatkan momen tersebut dengan sebaik-baiknya. "Ketika Allah sudah memberikan kelembutan hati, itu harus dimanfaatkan untuk terus meningkatkan keimanan dan ketaqwaan," ujarnya. Jangan sampai kesempatan ini disia-siakan.
Selain itu, UAH menjelaskan bahwa proses ini bukan hanya tentang hubungan dengan Allah, tetapi juga berdampak pada hubungan dengan sesama manusia.
Advertisement
Ini Ciri Orang yang Dilembutkan Hatinya
"Orang yang dilembutkan hatinya oleh Allah akan lebih mudah menerima nasihat, lebih mudah untuk memaafkan, dan lebih peka terhadap kebutuhan orang lain," kata UAH.
Ustadz Adi Hidayat juga menyampaikan bahwa orang yang hatinya telah dilembutkan oleh Allah akan lebih ikhlas dalam menjalani kehidupan.
"Kelembutan hati ini membuat seseorang lebih ikhlas dalam beribadah, karena ia merasakan kedekatan dengan Allah yang lebih kuat," jelasnya.
Menurut UAH, tanda-tanda ini merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. "Allah ingin kita menjadi lebih baik, karena itu adalah bagian dari rahmat-Nya," ujarnya.
UAH mengajak umat Islam untuk selalu bersyukur ketika merasakan kelembutan hati ini, karena itu berarti Allah sedang memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Selain itu, UAH mengingatkan bahwa proses ini tidak terjadi secara instan. "Perjalanan menuju kebaikan itu bertahap, dan kita harus sabar dalam menjalani setiap prosesnya," kata UAH.
Seseorang harus terus berusaha dan berdoa agar Allah senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk.
Menurut UAH, salah satu cara untuk menjaga agar hati tetap lembut adalah dengan memperbanyak dzikir dan sholat. "Dzikir dan sholat itu adalah sarana utama untuk menjaga kelembutan hati," ujarnya.
Dengan berzikir, seseorang akan selalu mengingat Allah, dan hatinya akan terus dibimbing menuju kebaikan.
Ustadz Adi Hidayat menekankan pentingnya berdoa agar Allah terus menjaga hati kita dalam keadaan lembut. "Berdoalah agar Allah selalu memberikan kelembutan hati, karena itu adalah kunci untuk mendekat kepada-Nya," tuturnya.
Dengan kelembutan hati, seseorang akan lebih mudah untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Terakhir, UAH mengingatkan agar umat Islam selalu waspada terhadap godaan yang dapat mengeraskan hati. "Hati yang keras sulit untuk menerima kebenaran. Karena itu, jauhilah hal-hal yang bisa mengeraskan hati, seperti maksiat dan perbuatan dosa," tutupnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul