Tips Sukses Beternak Ayam Kampung dari Pakar UGM

Beternak ayam kampung ternyata tidak mudah. Lalu bagaimana tips agar sukses beternak ayam kampung. Pakar UGM memberikan beberapa tipsnya.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Okt 2024, 09:00 WIB
Peternak memanen telur ayam ras di peternakannya di Kampung Kebon Kopi, Pengasinan, Bogor, Kamis (15/12/2022). Menurut peternak setempat, kenaikan harga telur di tingkat peternak disebabkan tingginya permintaan pasar jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Yogyakarta Bagi yang suka dengan ternak ayam, ternyata menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Heru Sasongko beternak ayam kampung masa keberhasilannya ada di 7 hari pertama kelahirannya. Titik krusial ini, pakan, suhu, dan tempat tinggal harus terpenuhi dengan baik agar ayam kampung agar dapat berkembang dengan maksimal.

Manajemen brooding atau pemanasan harus dilakukan dengan rentang suhu 31-33 derajat celcius. Peternak harus mengatur ketinggian tempat pakan dan minum setinggi punggung ayam serta mengelompokkan ukuran ayam supaya mudah.

“Kuncinya, pahami unggas yang anda rawat dengan baik. Makanan, temperatur, dan jam pemberian makan harus konsisten. Tidak boleh bosenan. Harus senang, sabar, dan disiplin,” katanya dalam kuliah gratis yang bertajuk Sukses Beternak Ayam Kampung di ruang Auditorium Fakultas Peternakan Jumat 27 September 2024.

Heru menjelaskan unggas seperti mesin biologis yang dilengkapi dengan sifat-sifat umumnya, yakni sistem pencernaan sederhana, laju metabolisme cepat, dan mudah stres. Maka manajemen pemeliharaan ayam kampung di minggu pertama menjadi penentu keberhasilannya.

Sementara pakar nutrisi unggas, Nanung Danar Dono mengatakan soal manajemen pakan untuk ayam kampung harus dijaga sebab ayam kampung mudah mati jika manajemen pakan kurang baik. Ia sering menemukan ayam kampung yang tidak diberikan air, padahal, air minum adalah hal yang penting agar ayam tetap mau makan.

“Alangkah lebih baik lagi jika air minumnya bersih dan suhunya sejuk atau dingin,” ujarnya.

Nanung juga menjelaskan sebagus apapun anakan ayamnya, kalau pakannya tidak berkualitas nutrisinya maka perkembangannya juga tidak akan baik. Seperti gejala klasik yang sering muncul adalah kasus malnutrisi yang terjadi pada ayam kampung baik untuk petelur maupun pedaging.

Nanung memberikan tips soal bahan pakan alternatif saat beternak ayam kampung yang dapat diolah secara sederhana berupa jagung, dedak padi, tepung gaplek, mata ikan, maggot, cacing tanah, keong mas, tepung ikan lokal, atau bungkil kelapa lengkap dengan kandungannya.

“Peternak mampu menyesuaikan pakan apa yang kiranya cocok dengan target nutrisi yang dirasa masih kurang pada ayam ternaknya,” katanya.

 


Pentingnya Pengetahuan

Peneliti kajian sosial ekonomi ternak Suci Paramitasari Syahlani, mengatakan penting bagi peternak ayam kampung untuk mendapatkan pengetahuan dari hulu ke hilir soal budidaya ternak ayam kampung hingga proses pemasaran. Sebab, segmen pasar ayam kampung harus disesuaikan dengan motif, geografi, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat disamping faktor yang terpenting dalam bisnis ayam kampung adalah regulasi pemerintah, kesehatan konsumen, dan selera konsumen.

“Saya kira pemerintah perlu untuk memberikan stimulus dengan adanya labelisasi dan sertifikasi yang membuat calon pembeli makin yakin,” jelasnya.

Menurutnya peternak unggas juga perlu mendorong munculnya konten untuk komunikasi pemasaran lebih menekankan pada manfaat untuk meningkatkan pengetahuan tentang produk olahan dari beternak ayam kampung tersebut.

“Harapannya, terdapat nilai tambah pada produk olahan ayam kampung berkat paparan informasi yang lengkap dan copywriting yang baik,” pungkas Suci.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya