Bermodal Rp 2,7 Triliun, Menteri Bahlil Mulai Proyek Pipa Gas Cisem II

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara resmi melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni pipa gas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2 ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur, dengan alokasi anggaran senilai Rp 2,7 triliun.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 01 Okt 2024, 11:30 WIB
Lalu, posisi Bahlil sebagai Menteri Investasi/Kepala BKPM digantikan oleh Rosan Roeslani. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia secara resmi melanjutkan Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni pipa gas transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2 ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur, dengan alokasi anggaran senilai Rp 2,7 triliun.

Proyek pipa gas Cisem II akan dibangun sepanjang 245 km, menggunakan Kontrak Tahun Jamak (Multi Years Contract) berbasis Anggaran Pengeluaran Belanja Negara (APBN).

Bahlil mengatakan, ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk menghubungkan jaringan transmisi pipa gas bumi transmisi dari Jawa Timur hingga Sumatera. Dengan yang sudah terpasang yakni jaringan Gresik-Semarang (Gresem), disambungkan dengan Cisem yang tersambung dengan jaringan Sumatera Selatan ke Jawa Barat (SSWJ). Ke depannya juga akan dibangun jaringan pipa gas bumi Dumai-Sei Mangkei (Dusem) di Sumatera.

Pasokan Gas Bumi

Selain itu, dengan adanya integrasi ini diharapkan pasokan gas bumi ke berbagai sektor industri di Jawa Tengah akan lebih terjamin dan stabil. Mengingat jadi salah satu langkah dalam mengoptimalkan potensi gas yang berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (Wilayah Kerja/WK Blora), Long Term Plan (LTP) WK Cepu (Lapangan Cendana-Alas Tua), dan WK Tuban (Lapangan Sumber-2).

"Gasnya ada di Jawa Timur, tapi tidak ada infrastruktur yang masuk ke Jawa Tengah. Harga gasnya tidak mahal, tapi kalau tidak diintervensi oleh negara (pembangunan pipa gas Cisem berbasis APBN) pasti tol fee akan mahal," ujar Bahlil dalam keterangan resmi Kementerian ESDM, Selasa (1/10/2024).

"Kalau kita suruh swasta murni yang membangun kita tidak akan mendapat harga gas yang semurah mungkin, yang terjangkau. Maka mau tidak mau kita harus intervensi dengan APBN," tegas Bahlil.

Selain untuk kawasan industri, Bahlil berharap proyek pipa gas cisem II ini juga akan mendorong pertumbuhan pemanfaatan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas). Sehingga akan mengurangi penggunaan LPG di masyarakat dan meringankan pengeluaran masyarakat.

"Kalau dengan jargas ini terjadi, harganya jauh lebih murah daripada LPG. Dan tidak ada lagi orang mengatakan bahwa kita susah gas, dan LPG 3 kg naik harga. Ini pemerintah lagi mendesain bagaimana caranya agar saluran-saluran pipa ini bisa sampai ke rumah tangga," imbuhnya.

 


Anggaran

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi kuartal II 2024, Senin (29/7/2024). (Foto: Liputan6.com/Arief RH)

Dalam proyek pipa gas cisem tahap II ini, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp 2,7 triliun dari APBN yang akan dikerjakan selama 18 bulan selama tiga tahun. Sehingga ditargetkan selesai kuartal I 2026 mendatang.

Adapun penerima manfaat dari pembangunan proyek Cisem II antara lain Kilang Balongan, berbagai industri di wilayah Jawa Barat, Jargas rumah tangga, serta tambahan kebutuhan dari Pupuk Kujang.

Keberadaan proyek Cisem Tahap II akan melengkapi Cisem Tahap I dengan panjang 60 km, dimana selesai dibangun pada 2023 dan sudah beroperasi untuk memasok kebutuhan gas bumi di Kawasan Industri Kendal per 17 November 2023, serta Kawasan Industri Batang per 27 Juli 2024.


Pengguna Makin Banyak, PGN Tak Surut Integrasikan Infrastruktur Gas Bumi

embangunan pipa gas bumi Muara Karang- Muara Bekasi ibertujuan meningkatkan pemanfaatan atau penggunaan gas bumi nasional,

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memastikan pemerataan penyaluran gas bumi di Indonesia, seiring dengan integrasi infrastruktur terus berjalan, salah satunya di wilayah Jawa Tengah.

Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan, PGN mengajak investor dan analis saham untuk melihat secara langsung operasional PGN yang berada di wilayah Jawa Tengah. Selain itu juga melihat propek dan potensi yang dimiliki oleh PGN selaku Subholding Gas pertamina.

Kunjungan berlangsung ke beberapa lokasi strategis. Setelah bertolak dari Kantor Area Semarang, kunjungan berlanjut ke ORF Tambak Rejo dan dilanjutkan sampai ke Kawasan Industri Terpadu Batang (KIT Batang).

“Melalui kunjungan kali ini, kami mengajak investor dan analis untuk melihat secara langsug bagaimana PGN beroperasi dan berkomitmen untuk menjaga standar yang tinggi dalam setiap aspek bisnis. Kami juga ingin memastikan bahwa para investor dan analis mendapatkan informasi terkini mengenai perkembangan bisnis PGN dan strategi yang dilakukan PGN untuk menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di industri migas,” kata Arief, Senin (30/9/2024).

Integrasi infrastruktur tersebut merupakan bagian dari pilar Grow. Dalam hal ini, PGN mengembangkan dan mengintegrasikan infrastruktur gas untuk memenuhi demand dan protensinya yang akan terus tumbuh di wilayah Jawa Tengah.

“Market PGN terus berkembang dan Jawa Tengah merupakan salah satu pusat pertumbuhan di wilayah SOR 3 Kami agresif untuk pengembangan infrastruktur. Seiring dengan agresivitas perkembangan infrastruktur, arah market PGN di wilayah SOR 3 juga fokus pada kawasan industri,” ujar Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini.

Pembangunan infrastruktur gas bumi Gresik - Semarang yang menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Tengah telah selesai dibangun oleh Pertagas dan beroperasi untuk memenuhi kebutuhan Pembangkit Listrik Tambak Lorok dan Industri di wilayah Semarang - Demak. Sedangkan Pipa Transmisi Cirebon – Semarang Tahap I yang dibangun Pemerintah dan dioperasikan Pertagas telah beroperasi sejak Agustus 2023.

 


Pipa Distribusi

PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)

Dari pipa backbone transmisi Cirebon - Semarang tahap 1 tersebut, PGN kemudian menyalurkan gas melalui pipa distribusi ke pelanggan di Kawasan Industri Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Tambak Aji dan Kawasan Industri Wijayakusuma Semarang. Saat ini total volume terkontrak dengan 28 konsumen di kawasan sepanjang pipa cisem tahap 1 sebesar 13,4 BBTUD atau setara 11,2 juta m3/bulan. Jumlah tenant di kawasan industri tersebut akan terus tumbuh, sehingga penyerapan gas bumi juga berpotensi untuk tumbuh.

Dengan sumber pasokan dari Jambaran Tiung Biru, realisasi penyaluran gas melalui Pipa Cisem I dan ORF Tambak Rejo tidak hanya untuk pelanggan industri, tetap juga untuk pelanggan kecil, hotel, rumah sakit , UMKM, dan rumah tangga di Semarang – Batang.

Nantinya akan ada Pipa Cisem Tahap 2 yang akan menghubungkan Jawa Timur dan Jawa Barat, di mana demand gas di Jawa Barat bisa dipenuhi oleh pasokan dari Jawa Timur. PGN juga sedang mengembangkan CNG clustering yaitu layanan gas bumi untuk rumah tangga menggunakan CNG di wilayah Sleman, Yogyakarta.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya