Liputan6.com, Jakarta Mantan ketua DPD Maluku Utara (Malut), Muhaimin Syarif alias Ucu bakal segera menjalani sidang tindak pidana korupsi.
Atas dasar itu, Muhaimin Syarif pun segera dipindahkan dari rutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke rutan Ternate, Maluku Utara (Malut).
Advertisement
Adapun, Muhaimin Syarif merupakan tersangka penyuap eks Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK) dalam kepengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di wilayah Malut.
"Bahwa pada hari Selasa, 01 Oktober 2024, terdakwa Muhaimin Syarif als Ucu, secara resmi telah dipindahkan tempat penahanannya dari rutan KPK ke rutan Ternate, Maluku Utara," kata Jubir KPK, Tessa Mahardika Sugiarto dalam keterangannya, Selasa (1/10/2024).
Sementara itu untuk sidang perdana Syarif bakal segera di gelar di PN Ternate pada esok harinya.
"Akan dijadwalkan untuk menjalani sidang perdana pada hari Rabu, 02 Oktober 2024 pukul 09.00 wit di PN Ternate Maluku Utara," ucap Tessa.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menemukan bukti baru terkait kasus yang menjerat eks Gubernur Maluku Utara (Malut) Abdul Gani Kasuba (AGK) dan Eks Ketua DPD Gerindra Malut, Muhaimin Syarif (MS). Adapun bukti tersebut berupa dokumen kepengurusan perizinan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Hal ini diungkap usai KPK menggeledah sejumlah lokasi di wilayah Jakarta dan Tangerang. Juru Bicara (Jubir) KPK, Tessa Mahardika Sugiarto menyebut penggeledahan itu dalam rangka pengusutan kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) AGK.
KPK Temukan Lagi Bukti Kasus IUP Eks Gubernur Malut Usai Geledah Sejumlah Lokasi
"Hasil yang didapat adalah penyidik mendapatkan beberapa dokumen surat dan catatan catatan serta barang bukti elektronik dan print out barang bukti elektronik yang menurut penyidik ada kaitan dengan dugaan pengurusan perizinan tambang atau WIUP di Maluku Utara yang diduga dilakukan oleh tersangka AGK dan MS," kata Tessa melalui keterangannya, Selasa (30/7/2024).
Tessa menyebut penggeledahan itu dilakukan pada 25 sampai 26 Juli 2024 yang menyasar ke lima lokasi.
"Kegiatan penggeledahan pada tiga kantor milik swasta yang berlokasi di Jakarta Selatan dan di Jakarta Utara serta dua rumah yang berlokasi di Jakarta selatan dan tangerang selatan," ucap Tessa.
Untuk selanjutnya, Tessa mengatakan barang bukti tersebut akan ditelaah oleh tim penyidik sekaligus akan memanggil saksi-saksi terkait untuk mengklarifikasi hasil temuan WIUP tersebut.
Selain kelima lokasi itu, tim penyidik juga sebelumnya sempat menggeledah kantor Ditjen Minerba pada Kementerian ESDM. Hasilnya, penyidik menyita Dokumen/surat dan print out BBE (Barang Bukti Elektronik) yang menurut penyidik terkait dugaan pengaturan pengurusan perizinan tambang di Malut yang diduga dilakukan oleh tsk AGK dan MS.
Advertisement
KPK Tetapkan Penyuap Eks Gubernur Malut sebagai Tersangka
Dalam perkembangan kasusnya, KPK telah mendapatkan Eks Ketua DPD Partai Gerindra Maluku Utara (Malut) Muhaimin Syarif yang menyuap AGK untuk kepengurusan Izin Usaha Tambang (IUP). Syarif juga telah ditetapkan tersangka penyuap Kasuba.
Muhaimin merupakan makelar dari 37 atas kepengurusan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP). Izin itu kemudian ditandatangani Kasuba dan diteruskan ke Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM).
"Ditandatangani Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba sebanyak setidaknya 37 perusahaan melalui Tersangka Muhaimin Syarif alias Ucu selama tahun 2021-2023 tanpa melalui prosedur yang sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM," jelas Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu.
Dari usulan WIUP tersebut, terdapat enam blok yang yang dimuluskan perizinannya untuk ditetapkan izin usahanya oleh Kementerian ESDM tahun 2023.
"Yakni Blok KAF, Blok Foli, Blok Marimoi 1, Blok Pumlanga, Blok Lilief Sawai dan Blok Wailukum. Dari enam blok tersebut, lima blok diantaranya sudah dilakukan lelang Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) yakni Blok KAF, Blok foli, Blok marimoi 1, Blok Pumlanga dan Blok Liliefsawai," beber Asep.
"Dari lima Blok yang sudah dilakukan lelang, empat Blok sudah ditetapkan pemenangnya oleh Kementerian ESDM yakni Blok Kaf, Blok Foli, Blok Marimoi 1, dan Blok Lilief Sawai," Asep melanjutkan.
Reporter: Rahmat Baihaqi/Merdeka.com