Kenapa Mie Instan Tidak Boleh Dimakan Setiap Hari? Ini 7 Bahayanya!

Cari tahu bagaimana dampak mie instan pada kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering apalagi setiap hari. Ini 7 alasan kamu harus mulai membatasinya!

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 01 Okt 2024, 13:00 WIB
Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Mie instan memang jadi pilihan favorit banyak orang karena praktis dan lezat. Namun, tahukah kamu bahwa makan mie instan setiap hari bisa berdampak buruk bagi kesehatan?

Meski mengenyangkan dalam waktu singkat, kandungan di dalam mie instan bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering. Yuk, 7 alasan mie instan sebaiknya tidak makan mie instan setiap hari.

1. Kandungan Natrium yang Tinggi

Salah satu masalah terbesar dari mie instan adalah kandungan natriumnya yang sangat tinggi. Dalam satu porsi mie instan, kandungan natrium bisa mencapai lebih dari setengah kebutuhan harian yang direkomendasikan.

Natrium berlebih ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Menurut jurnal American College of Cardiology, konsumsi natrium berlebih dapat menyebabkan kerusakan organ, hipertensi, penyakit jantung, bahkan stroke.

Ahli gizi, Saloni Arora, menyebutkan orang yang sudah memiliki kondisi jantung atau rentan terhadap tekanan darah tinggi akan lebih berisiko mengalami komplikasi serius jika sering makan mie instan, seperti dilansir dari Health Shots pada Selasa, 1 Oktober 2024.

2. Tinggi Lemak

Mie instan biasanya dikeringkan dengan cara digoreng dalam minyak, sering menggunakan minyak sawit atau lemak hewani. Proses ini membuat mie instan tinggi lemak, yang tentu saja bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terlalu sering. Lemak jenuh dari minyak ini dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit jantung.

 


3. Mie Instan Mengandung Pengawet

Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Agar bisa bertahan lama, mie instan juga sering kali mengandung pengawet. Meski pengawet ini dianggap aman dalam batas tertentu, konsumsi yang berlebihan tentu tidak disarankan karena bisa memengaruhi kesehatan tubuh dalam jangka panjang.

4. Rendah Nutrisi

Meskipun mie instan rendah kalori, kandungan serat dan proteinnya juga rendah. Hal ini membuat mie instan tidak bisa membuatmu kenyang dalam waktu yang lama dan tidak baik sebagai pilihan untuk menurunkan berat badan, seperti dilansir dari situs Parkway East Hospital Singapore.

Serat dan protein penting untuk menjaga rasa kenyang dan membantu pencernaan. Pola makan rendah serat dapat menyebabkan sembelit, masalah pencernaan, dan menurunkan jumlah bakteri baik di usus.

 


5. Monosodium Glutamat (MSG)

Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Menurut artikel yang ditulis ahli diet terdaftar lulusan New York University, Rachael Ajmera, MS, RD, dari Healthline, mie instan juga mengandung MSG, bahan tambahan yang berfungsi untuk meningkatkan rasa.

Meskipun MSG dianggap aman oleh FDA, beberapa orang mungkin sensitif terhadapnya dan mengalami gejala seperti sakit kepala, mual, hingga tekanan darah tinggi setelah mengonsumsinya. Meski gejala-gejala ini jarang terjadi, bagi mereka yang sensitif, efek samping MSG bisa cukup mengganggu.

 


6. Risiko Kanker

Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan olahan seperti mie instan dapat meningkatkan risiko kanker. Kandungan bahan kimia dan pengawet yang ada dalam makanan olahan bisa memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan, seperti dilaporkan NBC News.

 


7. Risiko Sindrom Metabolik

Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Wanita yang sering mengonsumsi mie instan lebih rentan mengalami sindrom metabolik, sebuah kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan obesitas.

Penelitian dari Harvard School of Public Health menemukan bahwa wanita yang makan mie instan setidaknya dua kali seminggu memiliki risiko 68 persen lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsi makanan ini.

Meskipun sesekali menikmati mie instan tidak masalah, konsumsi berlebihan justru bisa merugikan kesehatanmu. Frank Hu, profesor nutrisi dari Harvard, menyarankan untuk membatasi konsumsi mie instan hanya sekali atau dua kali dalam sebulan, bukan setiap minggu.

"Mengonsumsi mie instan beberapa kali dalam seminggu benar-benar dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan," ujar Hu.

 


Mengapa Mie Instan Bertahan Lama?

Siapa yang bisa menolak kelezatan mie instan? Namun, kamu harus tahu bahwa ada bahaya tersembunyi di balik mi instan jika dimakan setiap hari. Penting untuk mulai membatasi konsumsinya! (Ilustrasi by AI)

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa mie instan bisa bertahan lama di rak tanpa cepat rusak? Jawabannya terletak pada teknologi pengawetan yang digunakan dalam produksinya.

Berikut penjelasannya seperti dilansir dari Instannoodles.org pada Selasa, 1 Oktober 2024.

1. Proses Dehidrasi untuk Mengusir Kelembaban

Salah satu alasan utama mengapa mie instan bisa bertahan lama adalah karena proses dehidrasi. Pada tahap ini, mie, bumbu, dan hiasan dikeringkan secara menyeluruh untuk menjaga kadar air tetap rendah.

Kenapa ini penting? Karena mikroba seperti bakteri dan jamur butuh air untuk berkembang biak. Dengan menjaga kadar air rendah, perkembangan mikroba bisa ditekan, sehingga mie instan lebih awet.

Sup cair atau bahan lain yang mengandung banyak air, seperti hiasan, biasanya diproses pada suhu tinggi sebelum dan sesudah pengemasan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan dan menjaga kesegarannya.

 


2. Antioksidan Lemak Guna Menangkal Oksidasi

Minyak dan lemak adalah bahan penting dalam mie instan, terutama di bagian bumbunya. Namun, minyak bisa cepat rusak jika tidak diolah dengan benar. Oleh karena itu, bahan baku seperti minyak dan lemak dipilih dengan teliti untuk memastikan stabilitasnya terhadap oksidasi. Agar kualitasnya tetap terjaga, minyak tersebut tidak dipanaskan secara berlebihan selama proses pengolahan.

Tambahan vitamin E dan zat antioksidan lainnya juga dilakukan untuk mencegah kerusakan akibat oksidasi. Dengan demikian, mie instan bisa tetap terasa enak dan segar meskipun sudah disimpan dalam waktu lama.

 


3. Pengolahan Suhu Tinggi & Kontrol pH dalam Melawan Bakteri

Mie instan dengan sup cair atau bahan-bahan yang mengandung kadar air tinggi biasanya diproses dengan suhu tinggi sebelum dan sesudah pengemasan. Proses ini bertujuan untuk membunuh mikroba yang mungkin ada.

Selain itu, penambahan garam, gula, serta pengendalian pH dan alkohol juga dilakukan untuk menekan aktivitas air, sehingga bakteri tidak bisa berkembang. Kombinasi dari pengolahan suhu tinggi dan pengaturan pH ini memberikan efek bakteriostatik, yang berperan penting dalam menjaga mie instan tetap aman untuk dikonsumsi.

 


4. Pengemasan Berkualitas Tinggi

Pengemasan mie instan bukan sembarang kemasan. Bahan pengemasan yang digunakan memiliki kemampuan memblokir kelembaban, oksigen, dan sinar cahaya, yang semuanya bisa mempercepat kerusakan. Dengan kemasan berkualitas tinggi ini, mie instan bisa terlindungi dari faktor-faktor eksternal yang dapat merusak kualitasnya. Kemasan ini juga dibuat tahan lama, sehingga mie instan bisa bertahan di rak dalam waktu lama tanpa kehilangan rasa dan kualitas.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya