Harga Cabai hingga BBM Jadi Penyumbang Deflasi di September 2024

RI Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, Harga Cabai, Telur, hingga BBM Turun

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 01 Okt 2024, 13:30 WIB
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa Indonesia kembali mengalami deflasi sebesar 0,12% pada September 2024.

BPS mencatat, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.

"Deflasi pada September 2024 terlihat lebih dalam dibandingkan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024," ungkap Plt. Kepala BPS, Amalia A. Widyasanti, dalam Rilis BPS yang disiarkan pada Selasa (1/10/2024).

BPS membeberkan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,59%, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,17%.

"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi adalah cabe merah, cabe rawit, telur ayam ras, daging ayam ras dan tomat," bebernya.

24 Provinsi Deflasi

Sebanyak 24 dari 38 provinsi Indonesia mengalami deflasi sedangkan 14 lainnya mengalami inflasi, ungkap BPS.

"Deflasi terdalam sebesar 0,92% terjadi di Papua Barat. Sementara itu inflasi tertinggi terjadi di Maluku Utara sebesar 0,56%," papar Amalia.

Provinsi lainnya dengan deflasi tertinggi yakni Papua Selatan 0,74%, Papua Pegunungan 0,60%, Sulawesi Utara 0,54%, Aceh 0,52%, dan Papua Tengah 0,44%.

 


Secara Tahunan Masih Inflasi

Aneka jenis cabai dijual di Pasar Kebayoran, Jakarta, Selasa (7/3/2023). Harga cabai rawit merah di DKI Jakarta terpantau naik sudah menembus Rp 100 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 1,84% dan secara tahun kalender inflasi menyentuh 0,74%.

Komoditas yang memberikan andil inflasi diantaranya adalah ikan segar dan kopi bubuk dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%, biaya kuliah akademi atau perguruan tinggi, kemudian tarif angkutan udara dan juga cigarette kretek mesin atau SKM yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01%

Provinsi dengan inflasi tertinggi adalah Papua Barat Daya sebesar 0,47%, Gorontalo 0,39%, Sulawesi Barat 0,33%, dan Kalimantan Barat 0,29%.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya