Klaster Usaha Pisang Sale Mades di Sulawesi Tengah Berhasil Naik Kelas Berkat Program BRI

Produk dari Klaster Pisang Sale Mades tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga telah berhasil menembus pasar berbagai kota di Indonesia.

oleh Henny pada 01 Okt 2024, 15:31 WIB
Ketua Kelompok Pisang Sale Mades, Ni Made Suryani. (Dok. BRI)

Liputan6.com, Jakarta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan bagi perekonomian Indonesia. Untuk memperkuat sektor ini, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berkomitmen dalam memberikan dukungan bagi para pelaku UMKM melalui berbagai program pemberdayaan. 

Salah satu program unggulan BRI adalah Klasterku Hidupku, yang fokus pada pemberdayaan klaster usaha di berbagai sektor, termasuk pertanian dan pengolahan hasil bumi. Program ini bertujuan agar UMKM dapat berkembang lebih tangguh, naik kelas, dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.

Contoh sukses klaster usaha bisa dilihat dari perkembangan Pisang Sale Mades di Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah. Klaster usaha yang dipimpin oleh Ni Made Suryani, berhasil mengolah pisang yang sebelumnya kurang dimanfaatkan menjadi produk unggulan berupa pisang sale. Produk ini tidak hanya berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat.

Awal Mula Bangun Usaha

Ketua Kelompok Pisang Sale Mades Ni Made bercerita, awal mulanya pada 2015 pihaknya tercetus ide untuk mengolah buah pisang yang banyak ditemukan di sekitar tempat tinggalnya di daerah Kabupaten Parigi, Sulawesi Tengah.

“Buah pisang waktu itu terkesan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat, bahkan seperti hanya dibuang-buang saja,” ujarnya.

Misalnya jika tidak habis dikonsumsi, maka dibiarkan saja di matang di pohon lalu menjadi makanan burung-burung. Di samping itu, jika pasokannya melimpah, maka buah pisang tersebut hanya dipotong-potong dijadikan makan untuk ternak masyarakat. Dari situlah kemudian ia bersama beberapa warga lainnya mengobservasi untuk memanfaatkan pengolahan pisang agar lebih menambah nilai guna.

“Setelah percobaan mengolahnya menjadi kue, keripik, kemudian saya dan warga lain juga mencoba mengolah pisangnya menjadi pisang sale,” tambahnya.

Pisang Sale Mades memiliki keunikan, yakni rasa manis yang didapat dari hasil fermentasi pisang, yakni madunya sehingga terasa enak, gurih, dan lembut. Dengan omzet yang mencapai puluhan juta per bulan, produk dari Klaster Pisang Sale Mades tidak hanya dikenal di tingkat  lokal, tetapi juga telah berhasil menembus pasar berbagai kota di Indonesia.


BRI Berikan Dukungan Pendampingan hingga Pemasaran

Ketua Kelompok Pisang Sale Mades, Ni Made Suryani. (Dok. BRI)

BRI melalui program Klasterku Hidupku memberikan banyak dukungan kepada Klaster Pisang Sale Mades, mulai dari pelatihan usaha, pendampingan, hingga bantuan pemasaran. Dalam berbagai kesempatan, BRI membantu memperkenalkan produk Pisang Sale Mades melalui pameran-pameran di tingkat regional dan nasional.

Hal ini tidak hanya memberikan exposure kepada produk mereka, tetapi juga membuka peluang untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang dapat membantu pengembangan usaha lebih lanjut.

Ni Made mengatakan proses perkembangan ini tak terlepas dari dukungan BRI yang melakukan pemberdayaan terhadap kelompok UMKM.

“Tentunya setelah saya dan pembuat pisang sale lainnya menjadi binaannya BRI, banyak ilmu yang saya dapatkan. Kami merasa diperjuangkan oleh BRI untuk membantu memasarkan produk. Misalnya ada event tertentu, BRI mengikutsertakan produk saya dalam pameran atau bahkan bingkisan suvernir,” ungkap Ni Made. 

Menurut Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, program pemberdayaan UMKM yang dijalankan BRI tidak hanya berfokus pada penyediaan modal usaha, tetapi juga pendampingan dan pelatihan. Hingga akhir Agustus 2024, BRI telah memberdayakan 32.449 klaster usaha di seluruh Indonesia melalui program ini. 

“Tidak hanya berupa modal usaha saja, tapi juga berupa pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh. Usaha yang dijalankan Kelompok Petani di Tuban diharapkan bisa mendorong perputaran ekonomi di sektor pertanian dan tentunya jadi kisah inspiratif yang bisa direplika oleh pelaku usaha lainnya,” ungkapnya.

Strategi bisnis mikro BRI di 2024 pun fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan. BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi. Hal tersebut akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, KlasterkuHidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online).

Dengan dukungan yang berkelanjutan, BRI berharap para pelaku UMKM binaannya dapat tumbuh lebih kuat, berdaya saing, dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lain untuk terus berinovasi dan mengembangkan usahanya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya