Anak Usaha Delta Dunia Makmur Raih Rp 1 Triliun Lewat Penerbitan Obligasi Rupiah

PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengumumkan keberhasilan penerbitan Obligasi Rupiah II BUMA Tahun 2024 (Obligasi II BUMA Tahun 2024) dengan nilai total sebesar Rp 1 triliun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Okt 2024, 18:43 WIB
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mengumumkan keberhasilan penerbitan Obligasi Rupiah II BUMA Tahun 2024 (Obligasi II BUMA Tahun 2024) dengan nilai total sebesar Rp 1 triliun.

Hanya dalam hitungan hari, Obligasi ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 1,4x, mengindikasikan tingginya permintaan investor serta kepercayaan terhadap stabilitas keuangan dan prospek pertumbuhan BUMA.

Dengan semakin banyaknya investor yang berkomitmen pada tenor jangka panjang, BUMA memperkuat kemampuannya dalam mengelola profil jatuh tempo utang secara lebih efektif. Presiden Direktur BUMA, Indra Kanoena menilai respon pasar yang luar biasa terhadap Penawaran Obligasi II BUMA Tahun 2024 ini mempertegas keyakinan terhadap arah strategis BUMA, manajemen arus kas yang solid, dan profil kredit yang kokoh.

"Penerbitan obligasi ini memungkinkan kami untuk lebih mendiversifikasi dan memperkuat fondasi keuangan kami, mendorong pertumbuhan bisnis, sekaligus memperkokoh posisi kami sebagai penyedia jasa pertambangan terkemuka dan terus berkembang menjadi perusahaan pertambangan global yang terdiversifikasi," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (1/10/2024).

Obligasi II BUMA Tahun 2024 diterbitkan dalam tiga seri. Rinciannya, Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 251.04 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,25% per tahun, jatuh tempo dalam 370 hari kalender.

Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 332,71 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun, jatuh tempo dalam 3 tahun. Lalu Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 416,26 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,75% per tahun, jatuh tempo dalam 5 tahun.

 


Penawaran Obligasi II BUMA

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penawaran Obligasi II BUMA Tahun 2024 dengan biaya campuran yang kompetitif, berhasil menarik minat berbagai perusahaan dana pensiun, reksa dana, perusahaan asuransi, manajer investasi, dan bank terkemuka. "Dengan lebih banyaknya investor yang berkomitmen pada tenor jangka panjang, termasuk investor utama yang berkomitmen pada tenor lima tahun, BUMA berada dalam posisi tepat untuk menyelaraskan strategi pembiayaannya dengan masa pakai peralatannya," imbuh Indra.

Sebanyak 42,29% dari dana yang diperoleh atau senilai Rp 422,91 miliar, dialokasikan untuk melunasi kewajiban Obligasi I BUMA Tahun 2023 Seri A yang jatuh tempo pada 8 Januari 2025. Langkah ini menegaskan komitmen BUMA dalam menyelaraskan jadwal jatuh tempo utang dan memastikan manajemen utang yang efektif dan berkelanjutan.

Selain itu, 28,86% dari dana yang diperoleh akan digunakan untuk belanja modal, khususnya pembelian alat berat, meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi operasional BUMA. Sisanya sebesar 28,85% digunakan untuk mendukung kegiatan operasional BUMA yang sedang berjalan, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengelola arus kas dan mengendalikan biaya secara efisien.

 


Strategi Pembiayaan

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keberhasilan penerbitan Obligasi II BUMA Tahun 2024 semakin mendiversifikasi strategi pembiayaan perusahaan, yang mencakup dari obligasi dolar AS dan rupiah, pinjaman bank konvensional dan syariah, serta skema pembiayaan melalui leasing. Strategi ini memperkuat ketahanan keuangan perusahaan, meningkatkan kemampuan perusahaan menghadapi dalam volatilitas pasar, serta memperluas basis keuangan, yang pada akhirnya menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih baik untuk pertumbuhan di masa depan.

“Dukungan kuat dari para investor memberi kami kepercayaan diri untuk mengejar peluang pertumbuhan yang lebih besar dan berkelanjutan. Dengan basis pembiayaan yang terdiversifikasi, kami berada di posisi yang tepat untuk terus berada di jalur transformasi strategis kami,” pungkas Indra.

Obligasi II BUMA Tahun 2024 ini mendapatkan peringkat A+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Ratings. PT BNI Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya