Sukses Finish Berlin Marathon 42K, Menkes Budi: Tiada Usaha Menghianati Hasil

Pertama kali finish di ajang marathon 42K, Menkes Budi mengatakan bahwa usahanya selama ini membuahkan hasil.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Okt 2024, 17:03 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin sukses menjadi finisher dalam BMW Berlin Marathon 2024. (Instagram bgsadikin)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin berhasil mencapai garis finish dalam BMW Berlin Marathon pada Minggu, 29 September 2024. Bud berhasil menaklukkan lari sejauh 42 kilometer.

"Akhirnya saya berhasil mengalahkan diri saya sendiri. Dengan latihan intense beberapa bulan sebelumnya di tengah jadwal rapat/kunjungan kerja yagn amat padat," katanya. 

Budi selalu menyempatkan diri untuk berlatih lari 4-5 kali seminggu, yang terdiri dari recovery run, strength training, dan long run.

“Memang, tiada usaha yang mengkhianati hasil, ini adalah virgin full marathon saya," kata Menkes Budi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.

Keberhasilan menjadi finisher di BMW Berlin Marathon membuat Budi ingin kembali mengikuti ajang marathon dunia lainnya. Ia menargetkan bisa finish di enam major marathon hingga 2025.

"Saya akan terus berambisi untuk keliling dunia, menuntaskan 6 major marathon sampai tahun 2025 nanti,” katannya.

Keberhasilan Budi menjadi finisher 42K marathon bisa menginspirasi masyarakat termasuk yang sudah masuk 60 tahun agar tetap aktif bergerak.

“Pesan saya kepada masyarakat, saya yang sudah terkategori lansia saja bisa lari 42 kilometer loh, serasa dari Jakarta ke Bogor menggunakan kaki saja,” tambahnya.

 


Menkes Budi Jalani MCU Sebelum Ikut Marathon

Latihan intensif sebelum ikut Berlin Marathon jadi modal untuk ikut ajang tersebut. Namun ia juga melakukan medical check-up (MCU) di RS Fatmawati untuk memastikan kondisi fisiknya aman sebelum mengikuti ajang itu.

Pemeriksaan MCU yang dilakukan meliputi X-ray di bagian dada, panggul, lutut, hingga pergelangan kaki. Kemudian, dilanjutkan pemeriksaan ortopedi.

“Sama ahlinya dikasih tahu ini kurangnya apa, mesti bagaimana, mesti perhatiin apa,” ucap Budi.

Menurutnya, mempersiapkan diri untuk lari maraton tidak hanya berfokus pada sistem otot dan tulang, tetapi yang terpenting adalah kesehatan jantung dan pembuluh darah.

“Kita tahu sendiri, lari adalah cabang olahraga kardio yang banyak menggunakan pompa jantung secara intense. Apalagi kalau larinya 42 kilometer kayak saya,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN itu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya