Mendalami Cara Pandang Bill Gates Soal Harta dan Kekayaan

Pendiri Microsoft Bill Gates dengan harta mencapai USD 139 miliar atau sekitar Rp 2.186 triliun mengungkapkan pandangannya tentang ketimpangan kekayaan. Gates menganggap bahwa istilah miliarder adalah sesuatu yang aneh dan tak masuk akal.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 05 Okt 2024, 18:00 WIB
Pendiri perusahaan raksasa Microsoft, Bill Gates (AFP PHOTO/SAUL LOEB)

Liputan6.com, Jakarta - Bill Gates, pendiri Microsoft yang kekayaannya diperkirakan Forbes mencapai hampir USD 139 miliar atau Rp 2.186 triliun (estimasi kurs Rp 15.730 per USD) mengungkapkan pandangannya tentang ketimpangan kekayaan dalam sebuah episode serial dokumenter Netflix berjudul "What's Next? The Future with Bill Gates".

Bill Gates menganggap bahwa istilah miliarder adalah sesuatu yang aneh dan tak masuk akal.

"Itu adalah jumlah uang yang sangat mengejutkan dibandingkan dengan kebutuhan pribadi," ujar Gates dikutip dari CNBC, Sabtu (5/10/2024).

Dia menjelaskan bahwa jumlah kekayaan sebesar itu sulit untuk dihabiskan hanya untuk keperluan pribadi. Ketika ditanya apakah dirinya merasa "terlalu kaya," Gates memilih untuk tidak menjawab secara langsung. Namun dia menegaskan bahwa orang-orang kaya harus lebih banyak berbagi pada masyarakat.

"Agak gila bahwa kita disebut miliarder," tegasnya.

"Itu adalah jumlah kekayaan yang sangat besar, yang jika Anda mencoba untuk menghabiskannya, akan terasa agak absurd. Anda ingin uang itu dikembalikan kepada masyarakat, bukan hanya dikonsumsi." kata dia. 

Dalam wawancara tersebut, Gates juga menyinggung yayasan amalnya, Bill & Melinda Gates Foundation, yang telah menyumbangkan miliaran dolar AS untuk mengatasi kemiskinan dan ketidaksetaraan di seluruh dunia.

Gates secara terang-terangan mengatakan bahwa orang kaya, termasuk dirinya, seharusnya membayar pajak yang lebih tinggi untuk membantu memperbaiki situasi ini.

"Saya mendukung sistem pajak di mana, jika Anda memiliki lebih banyak uang, Anda membayar persentase yang lebih tinggi dalam pajak. Saya pikir orang kaya harus membayar lebih banyak daripada yang mereka lakukan saat ini," tulis Gates dalam blog pada 2019.


Gagasan Pajak Lebih Tinggi bagi Orang Kaya

Ilustrasi pajak. (Photo by 8photo on Freepik)

Jika sistem pajak yang dia usulkan diberlakukan, Gates memperkirakan kekayaannya akan berkurang sekitar 62%. Meski begitu, dia menolak ide bahwa menjadi miliarder harus dilarang, seperti yang diusulkan oleh beberapa politisi progresif, termasuk Bernie Sanders.

"Saya tidak akan membuatnya ilegal menjadi seorang miliarder. Sanders akan mengambil lebih dari 99% dari apa yang saya miliki. Saya akan mengambil 62% dari apa yang saya miliki. Jadi itu adalah perbedaan," ungkap Gates.

Lebih lanjut, dia juga menegaskan bahwa dunia akan lebih baik jika para miliarder secara sukarela memilih untuk memberikan lebih banyak uang untuk amal. ‘’Dunia akan menjadi lebih baik jika para miliarder secara sukarela memilih untuk memberikan lebih banyak uang,’’ katanya.

Mayoritas orang Amerika juga mendukung gagasan pajak yang lebih tinggi bagi orang kaya, berdasarkan jajak pendapat.

Data dari Federal Reserve menunjukkan bahwa 1% orang terkaya di Amerika Serikat kini memegang lebih dari 30% dari total kekayaan negara. Sementara itu, hampir 38 juta orang di AS hidup dalam kemiskinan. 


Sistem Ekonomi AS Untungkan Sebagian Kecil Orang

Bulan purnama terlihat di belakang Patung Liberty, New York City, Amerika Serikat, Kamis (7/5/2020). Fenomena supermoon atau di belahan Bumi lain disebut flower moon ini merupakan yang terakhir di tahun 2020. (Johannes EISELE/AFP)

"Saya pikir jaring pengaman sosial kita tidak didanai sebaik yang kita inginkan," kata Gates dalam serial tersebut, menyoroti ketimpangan yang terjadi di salah satu negara terkaya di dunia.

Meski mendukung kapitalisme sebagai fondasi ekonomi Amerika, Gates menekankan pentingnya menjaga insentif untuk kerja keras dan inovasi, sembari memastikan bahwa sistem pajak dan ekonomi lebih adil bagi semua.

Gates mengakui bahwa sistem ekonomi dan pajak Amerika saat ini cenderung menguntungkan sebagian kecil orang, sementara banyak orang lain yang bekerja keras tetap kesulitan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

"Saya telah mendapat imbalan yang sangat besar untuk pekerjaan yang telah saya lakukan, sementara banyak orang lain yang bekerja keras berjuang untuk bertahan hidup," tegas Gates.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya