8 Tips Mendidik Anak Pertama yang Baik Tanpa Ekspektasi dan Tekanan Berlebihan

Mari pelajari metode efektif untuk mendidik anak pertama.

oleh Miranti diperbarui 04 Okt 2024, 08:26 WIB
Illustrasi sedang membuat aturan. (Foto: Unsplash/Sofatutor)

Liputan6.com, Jakarta Posisi kelahiran anak memiliki pengaruh signifikan terhadap sikap, emosi, dan kepribadian mereka. Ketika seorang anak lahir, mereka akan mengalami pengalaman emosional yang akan membentuk kepribadiannya. Saat anak pertama datang ke dunia, sebagian besar orangtua akan merasakan kebahagiaan besar dan membentuk konsep ideal tentang anak di benak mereka. Tanpa disadari, konsep ini malah bisa menjadi tekanan bagi anak tersebut.

Anak pertama biasanya memiliki peluang besar untuk menerima cinta dan perhatian penuh dari kedua orangtuanya. Kebahagiaan orangtua saat kelahirannya membuat anak pertama merasa sangat dicintai. Tidak jarang, anak pertama juga diharapkan untuk menjadi sempurna oleh orangtuanya.

Berdasarkan informasi dari National Physicians Center For Family Resources, beberapa karakteristik yang umumnya dimiliki oleh anak pertama berkat pengaruh lingkungannya adalah perfeksionis. Hal ini terjadi karena mereka ingin diakui, yang menyebabkan mereka menekan diri sendiri untuk berbuat sempurna. Anak pertama merasa bahwa setiap tindakan mereka harus benar dan tepat.

Selain itu, karena sering diberi tanggung jawab lebih oleh orangtua, anak pertama biasanya dapat diandalkan. Mereka senang memegang kendali dan kadang-kadang bisa menjadi bossy terhadap orang lain. Biasanya, mereka suka menjadi pembuat aturan saat bermain dengan teman-temannya.

Untuk itulah ada tips untuk bisa membesarkan anak pertama yang baik tanpa ekpektasi dan beban berlebih. Simak penjelasan selengkapnya sebagaimana dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (3/10/2024):


1. Hindari Menuntut Kesempurnaan

Anak sulung kerap menghadapi tuntutan tinggi dari kedua orangtuanya. (Foto: Unsplash/CDC)

Ketika memiliki anak pertama, orangtua umumnya ingin memberikan yang terbaik dan berharap anaknya juga berprestasi maksimal. Namun, penting untuk tidak menuntut anak agar sempurna dalam segala hal. Kamu bisa memberikan apresiasi atas pencapaiannya dan menghindari kritik yang terlalu keras.

Jika Anda merasa sering memberikan komentar atau koreksi, sebaiknya berikan sedikit ruang dan biarkan anak berusaha sendiri. Pastikan anak tetap merasakan kasih sayang tanpa memandang pencapaiannya.

2. Berikan Kasih Sayang yang Konsisten

Seiring bertambahnya usia anak, tanggung jawab yang diemban juga meningkat. Terkadang, anak merasa tidak lagi mendapatkan kasih sayang seperti dulu. Kamu bisa menunjukkan foto atau video saat anak masih kecil untuk mengingatkan bahwa kasih sayang orangtua tetap sama seperti dahulu.

3. Diskusikan Perubahan dalam Keluarga

Jika terjadi perubahan dalam keluarga, jangan biarkan anak merasa sendirian. Misalnya, jika orangtua berpisah, jelaskan situasinya dengan jujur. Ceritakan bahwa keluarga dulu utuh dan penuh kasih sayang, namun kini harus terpisah demi kebaikan bersama. Jika ada anggota keluarga baru, bantu anak untuk menerima dan terlibat dalam prosesnya.


4. Sampaikan Terima Kasih

Hindari menempatkan harapan yang berlebihan dan ideal pada anak. (Foto: Pexels/Brett Sayles)

Ketika Anda membutuhkan bantuan dari anak, pastikan untuk memintanya dengan baik. Gunakan nada bicara yang sopan dan tidak terkesan memerintah. Setelah itu, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuannya. Selain itu, usahakan untuk tidak selalu bergantung pada anak pertama untuk segala hal.

5. Gunakan Pernyataan Umum saat Menegur

Semua orang bisa berbuat salah, termasuk anak pertama. Ketika ia melakukan kesalahan, kamu bisa menegurnya dengan pernyataan umum, seperti “kita tidak pernah melakukan kontak fisik saat berbeda pendapat”.

Hindari kalimat seperti “kamu seharusnya bisa bertindak lebih baik, kamu lebih tua dari adik-adikmu”. Berikan teguran yang logis agar anak memahami kesalahannya tanpa membawa statusnya sebagai anak pertama.

6. Berikan Privasi

Bantu anak mendapatkan ruang dan waktu untuk dirinya sendiri. Ketika anak pertama sedang berkegiatan sendiri, ajak adiknya untuk bermain dengan teman-temannya agar tidak mengganggu. Kamu juga bisa merencanakan sesuatu yang spesial untuknya. Izinkan anak melepas beban sejenak dan beri waktu untuk dirinya sendiri.


7. Libatkan dalam Mengurus Adik

Tips Parenting yang Cocok untuk Gen Alpha di Era Digital copyright/pexels/Ketut Subiyanto

Ketika anak pertama sudah cukup besar saat adiknya lahir, coba libatkan dia dalam proses tumbuh kembang adik. Jika dia ingin membantu, mintalah melakukan hal-hal yang sesuai, seperti mengganti popok atau menjaganya saat tidur.

8. Dengarkan Perasaannya

Beban anak pertama sering kali besar, namun kadang mereka sulit mengungkapkan perasaannya karena orangtua sudah lelah dengan adik. Anak sering memendam perasaannya sehingga menjadi murung. Cobalah ajak dia bercerita dan dorong untuk menyampaikan apa yang dirasakannya kepada kamu agar bisa dicari solusi terbaik.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya