Menteri LHK Siti Nurbaya Resmikan Dua Ekoriparian di Riau

Proyek ekoriparian dibangun untuk memulihkan kualitas air dan menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memberikan fasilitas edukasi lingkungan kepada masyarakat setempat.

oleh Tim News diperbarui 01 Okt 2024, 22:58 WIB
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meresmikan dua proyek penting dalam bidang restorasi lingkungan yakni Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (UNILAK). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meresmikan dua proyek penting dalam bidang restorasi lingkungan yakni Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (UNILAK), pada Senin (30/09/2024). 

Proyek ini bertujuan untuk memulihkan kualitas air dan menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus memberikan fasilitas edukasi lingkungan kepada masyarakat setempat.

Kedua ekoriparian dibangun atas kolaborasi dengan dunia usaha yaitu PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Ekoriparian UMRI mulai dibangun tahun 2023 dilengkapi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik yang mengolah air limbah dengan kapasitas 13.200 jiwa dan dapat menurunkan beban pencemaran sebesar 16,35 Ton BOD/tahun, serta emisi gas rumah kaca sekitar 206,04 Ton CO2 eq/tahun. 

Fasilitas yang dikembangkan di ekoriparian ini meliputi ruang terbuka hijau, cafe, foodwaste biodigester, booth UMKM, IPAL, pemanen air hujan, dan kolam indikator berbentuk wetland untuk memperbaiki kualitas air. Dari foodwaste biodigester dengan kapasitas 20 kg per hari dapat menyalakan 5 tungku kompor selama 3 jam.

Sedangkan Ekoriparian di UNILAK mulai dibangun sejak 2022, dilengkapi dengan kawasan konservasi Taman Kehati Arboretum seluas 10 hektar yang juga mendapatkan Rekor MURI Taman Keanekaragaman Hayati Hutan Rawa Sumatera pertama dengan lebih dari 200 jenis flora dan fauna. Fasilitas yang dikembangkan di ekoriparian ini meliputi kantin, amphitheater, jogging track, jembatan, dan fasilitas penunjang wisata publik lainnya.

"Ekoriparian yang kesekian kali saya meresmikan dan saya kira ini hal yang sangat baik, karena berhubungan langsung dengan rakyat dan relevansi sosial nya sangat tinggi. Jadi disini ada peran dan manfaat fisik, ada peran dan manfaat ekologis, ada peran dan manfaat sosial budaya ekonomi, ada peran dan manfaat juga arsitektur," ucap Menteri LHK Siti Nurbaya usai rangkaian peresmian.

Lebih lanjut, Menteri Siti mengungkapkan bahwa tingkat relevansi sosial dari ekoriparian terhadap persoalan lingkungan penting untuk diatasi. Ia merujuk bahwa langkah-langkah seperti ini pemberdayaan ekonomi masyarakat dan edukasi sangat baik selaras dengan kondisi lapangan. Menteri LHK bercerita bahwa sejak 2017 pertama ekoriparian diresmikan di Yogyakarta, hingga saat ini sudah banyak variasi bentuk dan program masyarakatnya.

 


Konservasi Lingkungan Dan Pemulihan Ekosistem di Kawasan Sungai

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar meresmikan Ekoriparian Universitas Muhammadiyah Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

KLHK bekerja sama dengan pihak swasta telah menyelesaikan proyek pembangunan ekoriparian untuk meningkatkan konservasi lingkungan dan pemulihan ekosistem di kawasan sungai. 

Pembangunan ekoriparian telah dilakukan KLHK sejak tahun 2017 - 2024 sebanyak 15 lokasi, dengan total layanan terhadap lebih dari 15.800 kepala keluarga dan penurunan beban pencemaran sebesar lebih dari 248,59 ton BOD/tahun.

Program penurunan beban pencemar BOD melalui proyek ekoriparian yang dilakukan oleh UMRI dan UNILAK bertujuan untuk mengurangi beban pencemaran lingkungan. 

Berdasarkan data, ekoriparian UMRI memiliki kapasitas sebesar 13.200 jiwa dengan potensi penurunan BOD mencapai 154,176 ton per tahun. Sementara itu, ekoriparian UNILAK memiliki kapasitas 11.978 jiwa dan diperkirakan mampu menurunkan beban BOD sebesar 139,90304 ton per tahun. Program ini menunjukkan kontribusi nyata dalam mengurangi pencemaran air melalui pengelolaan ekosistem riparian yang efektif di dua institusi tersebut.

Sedangkan untuk pemulihan lahan telah dilakukan sejak tahun 2016 – 2024 dengan berbasis replikasi ekosistem di 58 lokasi, dengan total luasan sekitar 558,34 hektar. Konsep pemulihan yang telah dilakukan antara lain pasar ekologis, agroeduwisata, taman wisata, Ruang Terbuka Hijau (RTH), ekowisata, arboretum dan agroforestry.

Menteri Siti Nurbaya juga menyampaikan terima kasih kepada dunia usaha atas komitmen dan kontribusi nyata dunia usaha dalam upaya bersama memperbaiki kualitas air dan menjaga lingkungan.

Siti mengatakan, sinergi antara KLHK, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat diharapkan dapat menghadapi tantangan lingkungan yang ada, serta menciptakan lingkungan yang lebih baik, lestari, dan berkelanjutan.

INFOGRAFIS JOURNAL_ 10 Provinsi di Indonesia dengan Hutan Riskan Kebakaran (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya