Benarkah Benturan di Kepala Mempengaruhi Tingkat Kecerdasan Seseorang? Ini Faktanya!

Penelitian mengungkapkan bahwa individu yang mengalami benturan kepala serius berisiko mengalami gangguan kognitif jangka panjang, seperti kesulitan dalam mengingat, berkonsentrasi, dan memecahkan masalah.

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 07 Okt 2024, 09:36 WIB
Anemia dapat ditandai dengan sakit kepala. (Foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Liputan6.com, Jakarta Ketika kepala mengalami benturan, hal ini bisa menimbulkan trauma pada otak yang berpotensi mengurangi ukuran otak pada anak-anak dan remaja. Dampaknya, kecerdasan mereka, terutama dalam aspek kognitif, bisa terpengaruh. Penelitian mengungkapkan bahwa individu yang mengalami benturan kepala serius berisiko mengalami gangguan kognitif jangka panjang, seperti kesulitan dalam mengingat, berkonsentrasi, dan memecahkan masalah.

Para ilmuwan telah menyelidiki masalah ini pada orang dewasa dengan menggunakan teknologi pemindaian otak untuk menilai dampak dari berbagai cedera kepala. Namun, menerapkan metode ini pada anak-anak dan remaja menjadi tantangan tersendiri karena otak mereka terus berkembang dan berubah dengan cepat.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Brain, para peneliti dari Imperial College London dan Great Ormond Street Hospital berhasil menunjukkan perubahan normal pada otak anak. Temuan ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan otak, mulai dari yang ringan hingga yang berat, yang dapat memengaruhi kecerdasan mereka.

Informasi lebih lanjut mengenai dampak benturan kepala terhadap kecerdasan ini kemudian dilansir oleh Liputan6.com dari laman Neuroscience News, Senin (7/10/2024).


Penelitian Tentang Benturan Kepala

Penelitian menunjukkan bahwa benturan kepala bisa mempengaruhi volume otak anak, yang pada akhirnya berdampak pada kecerdasan mereka. (Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska)

Para peneliti menemukan bahwa cedera kepala dapat menyebabkan penurunan volume otak pada anak-anak, yang berhubungan langsung dengan masalah perilaku dan kesulitan belajar.

Dr. Célia Demarchi dari Departemen Ilmu Otak Imperial College London dan Rumah Sakit Great Ormond Street menyatakan, "Jika ada anak-anak muda yang mengalami cedera serius pada kepala, misalnya karena terbentur, mereka akan diarahkan untuk melakukan pemindaian guna memeriksa kerusakan otak. Hasil pemindaian ini dapat menunjukkan pertumbuhan abnormal di bagian otak."

Pendapat ini juga didukung oleh Dr. Niall Bourke dari King's College London yang menyatakan, "Kami memahami bahwa anak-anak dan remaja yang mengalami benturan kepala dapat mengalami trauma otak yang menyebabkan masalah dalam belajar serta kesulitan dalam mengelola emosi mereka. Kami tidak dapat memprediksi anak-anak mana yang akan mengalami masalah tersebut, sehingga mereka mungkin kesulitan mendapatkan dukungan awal yang mereka butuhkan."


Volume otak berkurang akibat cedera benturan

Pukulan pada kepala bisa memengaruhi otak dan menyebabkan trauma pada bagian otak. (Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska)

Para peneliti kemudian menggunakan pemindai MRI untuk memeriksa secara rinci otak lebih dari 1200 anak yang sehat dengan rentang usia 8 hingga 22 tahun. Langkah ini bertujuan untuk membantu mereka memahami lebih dalam tentang pertumbuhan dan perkembangan otak secara normal.

Selanjutnya, mereka membandingkan hasil tersebut dengan otak 39 remaja berusia antara 12 hingga 16 tahun yang mengalami luka sedang hingga berat, yang biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, insiden, jatuh, atau cedera saat berolahraga. Peneliti juga melakukan tes asesmen untuk menilai tingkat kesulitan kognitif mereka.

Dari tes tersebut, ditemukan bahwa dari 39 anak dengan kerusakan pada otak, 11 anak memiliki pengecilan volume setidaknya pada area putih otak mereka dan 7 lainnya mengalami pengurangan setidaknya pada bagian tanduk anterior atau ventral yang berfungsi untuk mengirim informasi ke area tertentu. Area putih ini mengandung akson yang berperan penting dalam fungsi sumsum tulang belakang otak.

Peneliti juga menemukan bahwa remaja dengan volume otak yang lebih kecil cenderung mengalami masalah seperti kecepatan mental yang lambat, kesulitan belajar, tingkat depresi yang tinggi, apatis, dan emosi yang tidak stabil dibandingkan dengan anak-anak yang sehat. Selain itu, orang tua juga sering mengalami kesulitan dalam memahami kebutuhan anak-anak mereka.

Profesor David Sharp menambahkan, "Efek samping dari benturan kepala sangat kompleks dan bervariasi untuk setiap individu. Jika kita dapat melakukan analisis presisi dari pemindai dan rutin berobat, hal ini dapat membantu kita memahami mengapa anak-anak dan orang muda mengalami kesulitan dalam belajar dan berperilaku, serta memberikan dukungan dan rehabilitasi agar mereka dapat beraktivitas dengan baik." Dari sini, kita dapat menyimpulkan bahwa kerusakan akibat benturan kepala mempengaruhi kecerdasan seseorang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya