Indika Energy Lepas Anak Usaha ke Barito Pacific Lumber, Segini Nilainya

Indika Energy (INDY) menyatakan, setelah penyelesaian atas transaksi pelepasan saham TCG, TCG tidak lagi menjadi anak usaha Perseroan dan tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Okt 2024, 09:00 WIB
PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui PT Indika Multi Properti (IMP) akan melepas seluruh saham milik IMP di PT Trisetia Citagraha (TCG), perusahaan bergerak di industri kayu kepada PT Barito Pacific Lumber.(Foto: PT Indika Energy Tbk)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui PT Indika Multi Properti (IMP) akan melepas seluruh saham milik IMP di PT Trisetia Citagraha (TCG), perusahaan bergerak di industri kayu kepada PT Barito Pacific Lumber.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (2/10/2024),  PT Indika Energy Tbk melalui IMP telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham bersyarat dengan PT Barito Pacific Lumber (BPL) pada 26 September 2024. Perjanjian ini terkait pengalihan seluruh saham milik IMP di PT Trisetia Citagraha sebesar 6.332 saham atau mewakili 80 persen kepemilikan tidak langsung Perseroan di TCG kepada pembeli dalam hal ini PT Barito Pacific Lumber.

Nilai pelepasan saham yang disepakai Rp 26,77 miliar. Penyelesaian transaksi pelepasan saham itu dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama senilai Rp 22,29 miliar untuk nilai pengalihan hak atas uang muka penyetoran modal dan pengalihan 80 persen saham IMP kepada Barito Pacific Lumber. Tahap kedua, senilai Rp 4,47 miliar untuk pengalihan 20 persen saham IMP kepada Barito Pacific Lumber. “Tahap I telah selesai dilaksanakan pada tanggal kejadian,”

Dalam keterbukaan informasi BEI, Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pramono menuturkan, setelah penyelesaian atas transaksi, TCG tidak lagi menjadi anak usaha Perseroan dan tidak dikonsolidasi dalam laporan keuangan Perseroan.

Selain itu, ia menyampaikan, transaksi ini tidak akan berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha Perseroan.

“Perseroan berkeyakinan transaksi dilakukan sesuai dengan strategi bisnis diversifikasi Perseroan serta untuk memastikan agar Perseroan fokus pada pelaksanaan kegiatan usaha yang berkelanjutan,” tulis dia.

Pada penutupan perdagangan Selasa, 1 Oktober 2024, harga saham INDY naik 4,68 persen ke posisi Rp 1.790 per saham. Nilai transaksi Rp 85,83 miliar dengan volume perdagangan 48,85 juta saham. Total frekuensi perdagangan 8.112 kali.


Bikin Entitas Usaha Baru

Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Jumat (22/9/2023). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham Indika Energy Tbk (INDY) bergerak di zona hijau pada perdagangan Selasa, 10 September 2024. INDY ditutup naik 1,72 persen ke posisi 1.475 pada sesi I. Saham Indika Energy dibuka pada posisi 1.440 dan bergerak pada rentang 1.440-1.485.

Merujuk data RTI, frekuensi perdagangan saham INDY hingga sesi I tercatat sebanyak 839 kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 4,10 juta lembar senilai Rp 6,00 miliar. Dalam sepekan, INDY turun 3,28 persen tapi masih naik 2,79 persen ytd.

Baru-baru ini, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan pendirian perusahaan oleh anak usaha perseroan. Pada 2 Agustus 2024, anak-anak perusahaan perseroan yang secara langsung maupun tidak langsung dimiliki 100% oleh perseroan, yaitu PT Kalista Soter Hastia (KSH) dan PT Kalista Nusa Armada (KNA), telah mendirikan perusahaan yang bernama PT Kalista Biru Nusantara (KBN).

Nantinya, KSH akan mengempit 99,98 persen saham KBN dengan total modal disetor Rp 6,249 miliar. Kemudian KNA 0,02 persen dengan modal disetor senilai Rp 1 juta. Sehingga total modal disetor pada KNB totalnya senilai Rp 6,25 miliar.

"Penyertaan saham KSH dan KNA dalam KBN merupakan kelanjutan langkah Perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha di sektor kendaraan listrik dan ekosistemnya," kata Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi Bursa.

Kegiatan Usaha

KBN akan melakukan kegiatan usaha aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat transportasi darat bukan kendaraan bermotor roda empat atau lebih.

Mencakup kegiatan penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operational leasing) semua jenis alat transportasi darat bukan kendaraan bermotor roda empat atau lebih (mobil, bis, truk dan sejenisnya) tanpa operatornya, seperti sepeda motor, caravan, camper, railroad vehicle dan sejenisnya.

 


Kinerja Semester I 2024

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mencatat pendapatan dan laba merosot pada semester I 2024.

Mengutip keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (13/8/2024), PT Indika Enery Tbk membukukan pendapatan USD 1,19 miliar pada semester I 2024. Pendapatan Perseroan turun 28,47 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 1,67 miliar.

Beban pokok kontrak dan penjualan tercatat USD 997,21 juta pada semester I 2024, susut 24,64 persen dari periode semester I 2023 sebesar USD 1,32 miliar. Meski demikian, Perseroan mencatat laba kotor merosot 42,98 persen menjadi USD 199,50 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 349,93 juta.

Perseroan mencetak laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama turun menjadi USD 9,58 juta hingga akhir Juni 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 15,25 juta. Perseroan menekan beban penjualan, umum dan administrasi menjadi USD 92,49 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 137,40 juta.

 

 

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Beban keuangan naik menjadi USD 45,28 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 40,92 juta. Laba sebelum pajak turun 57,21 persen menjadi  USD 68,47 juta pada semester I 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 160,03 juta.

Seiring kinerja tersebut, Perseroan mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk susut 76,6 persen menjadi USD 21,01 juta pada semester I 2024 dari periode semester I 2023 sebesar USD 89,80 juta. Laba per saham dasar tercatat 0,0040 pada semester I 2024 dari semester I 2023 sebesar 0,0172.

Total ekuitas tercatat USD 1,36 miliar pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 1,37 miliar. Total liabilitas naik menjadi USD 1,77 pada 30 Juni dari periode Desember 2023 sebesar USD 1,73 miliar. Aset Perseroan naik menjadi USD 3,13 miliar pada 30 Juni 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 3,11 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas tercatat USD 650,37 juta pada semester I 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 449,20 juta.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya