Saham Nike Anjlok di Tengah Pergantian CEO dan Kinerja yang Lesu

Analis menilai kalau Nike telah memberi sinyal sejak akhir tahun lalu terkait pasar pakaian olahraga tidak terlalu kuat dan siklus inovasi yang tidak terlihat bagus.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Okt 2024, 14:39 WIB
Saham Nike (NKE) anjlok sekitar 5% pada Selasa malam waktu setempat, karena perusahaan melaporkan pendapatan kuartal pertama yang meleset dari perkiraan. (Photo credit: GETTY IMAGES NORTH AMERICA/AFP/File / Drew Angerer)

Liputan6.com, Jakarta - Saham Nike (NKE) anjlok sekitar 5% pada Selasa malam waktu setempat, karena perusahaan melaporkan pendapatan kuartal pertama yang meleset dari perkiraan. Perusahaan juga merevisi target tahun ini di tengah transisi CEO.

Raksasa sepatu itu melaporkan laba kuartal pertama sebesar USD 0,70, per saham, lebih tinggi dari estimasi Wall Street sebesar USD 0,52 dan penurunan 26% dari periode tahun sebelumnya.

Sementara pendapatan Nike sebesar USD 11,59 miliar, lebih rendah dari estimasi analis sebesar USD 11,65 miliar dan menandai penurunan 10% dari periode tahun sebelumnya. Nike mengalami penurunan penjualan baik pada bisnis penjualan langsung ke konsumen maupun divisi grosirnya.

Pendapatan Nike Direct mencapai USD 4,7 miliar, turun 13% dari kuartal yang sama tahun lalu. Pendapatan wholesale mencapai USD 6,4 miliar, turun 8% dari periode yang sama tahun lalu.

"Kembalinya ke skala ini butuh waktu, dan meskipun ada beberapa kemenangan awal, kami belum mencapai titik balik," kata Kepala Keuangan Nike Matthew Friend, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (2/10/2024).

Nike memperkirakan pendapatannya turun dalam kisaran 8% hingga 10% untuk kuartal saat ini. Lebih lemah dari ekspektasi awal Wall Street yang memperkirakan penurunan sebesar 6,7%.

"Ekspektasi pendapatan telah menurun sejak awal tahun, mengingat tren lalu lintas di Nike, tren penjualan ritel digital di seluruh pasar, dan buku pesanan akhir untuk musim semi," kata Friend.

Analis ekuitas Morningstar David Swartz mengatakan, laporan Nike hampir sesuai dengan apa yang diharapkan orang. Menurut dia, Nike telah memberi sinyal sejak akhir tahun lalu, pasar pakaian olahraga tidak terlalu kuat dan siklus inovasinya juga tidak terlihat bagus pada awal tahun fiskal 2025.

"Saat ini, Nike berada dalam situasi di mana tidak banyak produk baru yang diluncurkan, dan mereka mengurangi beberapa produk lainnya," kata Swartz.

Laporan kuartalan ini merupakan laporan pertama Nike sejak perusahaan mengumumkan pergantian CEO di tengah lesunya pertumbuhan penjualan. Elliott Hill, mantan eksekutif Nike yang pensiun pada tahun 2020, akan menggantikan John Donahoe sebagai CEO pada 14 Oktober.

 

 

 


Saham Nike Merosot pada 2024

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Berita ini awalnya membuat saham Nike naik hingga 10%. Saham Nike telah merosot tahun ini, turun lebih dari 25% sebelum pengumuman pergantian CEO pada 19 September di tengah kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan penjualan dan tekanan dari meningkatnya pesaing di bidang tersebut seperti merek On (ONON) dan Deckers (DECK) Hoka.

"Industri pakaian olahraga kini jauh lebih kompetitif dibandingkan lima tahun lalu. Donahoe tidak menyadari hal itu hingga semuanya terlambat," kata Swartz.

Laporan Selasa menandai kuartal keenam berturut-turut di mana Nike melaporkan pertumbuhan pendapatan satu digit, atau lebih buruk lagi. Perusahaan juga mengumumkan acara investor day yang akan datang telah ditunda tanpa tanggal yang diumumkan.


John Donahoe Mundur, Elliott Hill Ambil Alih Posisi CEO Nike

Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Nike John Donahoe mengundurkan diri. Posisinya diganti oleh veteran perusahaan yaitu Elliott Hill. Sebenarnya Elliott Hill akan keluar dari masa pensiun untuk mengambil alih pimpinan perusahaan sepatu kets raksasa tersebut.

Donahoe, yang telah menjadi CEO Nike sejak Januari 2020, akan pensiun dari jabatannya pada 13 Oktober. Setelah itu, Hill dijadwalkan untuk mengambil alih pada hari berikutnya.

Namun, Donahoe akan tetap menjabat sebagai penasihat hingga akhir Januari. 

“Saya senang menyambut Elliott kembali ke Nike. Mengingat kebutuhan kami untuk masa depan, kinerja bisnis di masa lalu, dan setelah melakukan proses suksesi yang cermat, Dewan menyimpulkan bahwa jelas keahlian global Elliott, gaya kepemimpinan, dan pemahaman mendalam tentang industri dan mitra kami, yang dipadukan dengan hasratnya terhadap olahraga, merek, produk, konsumen, atlet, dan karyawan kami, menjadikannya orang yang tepat untuk memimpin tahap pertumbuhan Nike berikutnya,”, ungkap ketua eksekutif Nike, Mark Parker, dikutip dari CNBC, Minggu (22/9/2024).

Nike tengah menjalani restrukturisasi yang lebih luas setelah mengubah strateginya untuk menjual langsung ke konsumen. Kritikus mengatakan dalam proses membangun penjualan di toko dan situs web Nike sendiri, perusahaan kehilangan fokus pada inovasi dan gagal menghasilkan jenis sepatu kets inovatif yang menjadi ciri khas perusahaan.

Pada akhir Juni ketika melaporkan hasil kuartal keempat fiskal, Nike memperingatkan bahwa penjualan diperkirakan akan turun 10% selama kuartal saat ini, dengan alasan permintaan yang lemah di Tiongkok dan tren konsumen yang "tidak merata" di seluruh dunia.

 


Sekarang adalah Waktunya Nike

Dalam sebuah pernyataan, Donahoe mengatakan bahwa “menjadi jelas bahwa sekaranglah saatnya untuk melakukan perubahan kepemimpinan.”

“Elliott adalah orang yang tepat. Saya berharap melihat kesuksesan masa depan Nike dan Elliott,” Tegas Donahoe.

“Nike selalu menjadi bagian inti dari diri saya, dan saya siap membantu membawanya ke masa depan yang lebih cerah,” kata Hill dalam sebuah pernyataan. “Saya ingin berhubungan kembali dengan banyak karyawan dan mitra tepercaya yang telah bekerja sama dengan saya selama bertahun-tahun, dan juga bersemangat untuk membangun hubungan baru yang berdampak yang akan memajukan kita. Bersama tim-tim berbakat kami, saya berharap dapat menghadirkan produk-produk yang berani dan inovatif, yang membedakan kami di pasar dan memikat konsumen selama bertahun-tahun mendatang.”

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya