Liputan6.com, Jakarta Marissa Haque adalah aktris papan atas Tanah Air di dekade 1980 dan 1990-an. Ia debut pada 1980 lewat Kembang Semusim. Dalam film ini, akting Marissa Haque diadu dengan Mieke Widjaya.
Sebagai pendatang baru, performanya langsung diperhitungkan para produser dan sutradara Tanah Air. Empat tahu setelah debut, Marissa Haque menang Piala Citra lewat film Tinggal Landas buat Kekasih.
Advertisement
Prestasi tak henti diukir istri Ikang Fawzi. Setahun setelahnya, Marissa Haque tampil memukau sebagai Iyom dalam Matahari-Matahari, yang mengantarnya jadi Aktris Terbaik di Festival Film Asia Pasifik.
Rabu (2/10/2024), Marissa Haque meninggal dunia. Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkai 6 film terbaik Marissa Haque. Selamat jalan, Mbak Icha. Tenang di keabadian.
1. Kembang Semusim (1980)
Mengisahkan Farida (Mieke Wijaya) janda satu anak yang dinikahi duda bernama Wijaya (Rahmat Hidayat). Anak Farida, Mirna (Marissa Haque) tinggal bersama neneknya di Sumatra. Suatu hari, ia ingin menemui Farida dan keluarga barunya. Sayang, Mirna disambut dingin.
Lewat Kembang Semusim, Mieke Wijaya meraih Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik FFI 1981. Marissa Haque dalam film ini menetapkan standar emas bagaimana debut semestinya dilakukan pendatang baru. Penampilannya benar-benar meremas hati penonton.
Advertisement
2. Tinggal Landas Buat Kekasih
Kabarnya, atas “arahan” Pemerintah, film yang semula berjudul Tinggal Landas ini berubah jadi Tinggal Landas buat Kekasih. Dalam film ini, Marissa Haque memerankan Lia, anak Wimar (Sophan Sophiaan) dan Titi (Tatiek Wardiono) yang frustrasi lalu hamil di luar nikah.
Lia mencoba menggugurkan kandungan tapi gagal. Performa Marissa Haque diganjar Piala Citra Pemeran Pendukung Wanita Terbaik. Ia melibas para aktris papan atas seperti Rima Melati (Tinggal Landas Buat Kekasih) serta Lenny Marlina dan Ria Irawan (Kembang Kertas).
3. Matahari-Matahari
Meraih 7 nominasi Piala Citra FFI 1986 namun tak memenangkan satu pun. Bahkan, Marissa Haque tak beroleh nominasi. Padahal, aktingnya bikin merinding. Ia sebagai Iyom, istri Warga (Wawan Wanisar). Iyom bisu. Tiga anaknya meninggal dunia karena kemiskinan.
Kritik sosial yang tajam lewat naskah dan penyutradaraan Arifin C. Noer membuat Matahari-Matahari layak jadi yang terbaik di eranya. Meski tak dilirik Piala Citra, Marissa Haque malah menyabet Aktris Terbaik di Festival Film Asia Pasifik mewakili Indonesia. Wow!
Advertisement
4. Pesona Natalia
Inilah drama berbalut thriller yang menampilkan rentang akting dan pesona Marissa Haque luar dalam. Dalam Pesona Natalia, ia memerankan Ayu, janda satu anak yang kaya raya lalu menikah dengan Eri (Ray Sahetapy). Eri menyimpan niat busuk menguasai kekayaan Ayu.
Suatu hari, saat liburan, Ayu didorong Eri ke jurang. Setelahnya, Eri kembali ke pacar lamanya, Rita (Lia Waroka). Apes. Ayu ternyata tidak mati. Ia ganti identitas menjadi Natalia. Rencana menuntut balas pun disusun. Di film ini, performa Marissa Haque adalah segalanya!
5. Biarkan Bulan Itu
Marissa Haque dan sineas Arifin C. Noer adalah kombinasi dahsyat. Setelah Matahari-Matahari, keduanya kembali berkolaborasi dalam film Biarkan Bulan Itu yang memborong 12 nominasi Piala Citra FFI 1987.
Marissa Haque memerankan Dewi, yang punya persoalan cinta dengan pacar-pacarnya, lalu jatuh ke pelukan bos, Dayan (El Manik). Lewat Dewi, Marissa Haque beroleh nominasi Piala Citra Pemeran Utama Wanita Terbaik.
Advertisement
6. Yang Tercinta
Bisa jadi, ini penampilan terakhir Marissa Haque di layar lebar karena setelahnya, film Indonesia mati suri sewindu lebih. Dalam Yang Tercinta, ia beradu akting dengan Ikang Fawzi dan Sophan Sophiaan. Marissa Haque merangkap jabatan sebagai produser.
Kisah Yang Tercinta bermula saat Barli (Ikang Fawzi) diberi tiket dan uang 5.000 dolar AS untuk menemui Bunga (Marrisa Haque), di Amsterdam. Yang Tercinta mengantar Sophan Sophiaan meraih nominasi Pemeran Pendukung Pria Terbaik FFI 1991.