Siswi Korban Pelecehan Oknum Guru di Gorontalo Curhat di Medsos

Dalam curhatannya, ia mengungkapkan bagaimana pelecehan tersebut dimulai dari tindakan verbal hingga berlanjut ke tindakan fisik.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 02 Okt 2024, 22:52 WIB
Ilustrasi sedih/copyright Fimela

Liputan6.com, Gorontalo - Seorang siswi di Provinsi Gorontalo korban pelecehan seksual oknum guru berani membagikan pengalaman pahitnya sebagai korban yang dilakukan oleh gurunya sendiri di media sosial (medsos).

Dalam curhatannya, ia mengungkapkan bagaimana pelecehan tersebut dimulai dari tindakan verbal hingga berlanjut ke tindakan fisik.

Korban, yang berjuang keras untuk meraih pendidikan melalui beasiswa, merasa bingung dan tertekan karena tidak memiliki orangtua sebagai tempat bersandar.

Ia sangat takut untuk melapor, khawatir tidak akan dipercaya lagi oleh banyak orang dan berisiko dikeluarkan dari sekolah.

Sehingga, dirinya kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita yang diidamkan sejak dulu. Ancaman dari sang guru membuatnya terpaksa mengikuti tindakan tak wajar, meskipun awalnya dirinya menolak dengan tegas.

Dalam unggahannya, ia meminta publik untuk tidak menilai dirinya hanya berdasarkan video singkat yang beredar di media sosial.

Ia menjelaskan bahwa penderitaannya berlangsung selama bertahun-tahun, bukan hanya beberapa menit seperti yang terlihat dalam rekaman video viral.

Meski merasa malu, ia bersyukur kini telah terbebas dari pelecehan yang selama ini menghantui hidupnya.

Curhatan tersebut telah mendapatkan respon luar biasa, dengan lebih dari 1.118 likes, 700 komentar sedih, 568 emoji cinta, dan dibagikan lebih dari 4.000 kali.

Simak juga video pilihan berikut:


Berikut isi Curhatan

Karena banyaknya pertanyaan dari orang-orang. Saya akan coba ceritakan bagaimana bisa terjadi semuanya.

Jujur saya sangat sangat sedih, kecewa, tidak tahu harus bagaimana di posisi tersebut. Semua berawal saat saya masuk sekolah di Gorontalo. Saya seorang yatim piatu seperti yang saya sampaikan video video yang beredar dengan seorang tiktoker saat wawancara saya.

Dari awal masuk sekolah saya sudah meyakinkan diri saya untuk berusaha keras mengejar ilmu dan prestasi karena memang untuk hidup sudah tidak ada dari orangtua. Saya sangat ingin untuk mencapai sarjana dengan beasiswa yang saya dapat.

Pada satu hari, saya mulai mendapatkan pelecehan verbal. Dengan ucapan ucapan tidak pantas dari Guru. Saat itu saya tidak terlalu menanggapi dengan serius. Namun lama kelamaan mulai menyentuh seperti pundak, merangkul, dan lainnya.

Awal saya yang memang belum paham tentang kasih sayang yang sesungguhnya menganggap itu seperti seorang ayah kepada anak juga terkadang memberikan untuk kehidupan. Tapi semua itu ternyata penilaian saya salah saat saya mulai di peluk, disentuh bagian vital dan lain.

Saat itu saya bingung, saya ingin bercerita kepada siapa. Orangtua tidak ada, bercerita kepada teman pun takut dipandang hina. Untuk melapor saya takut karena untuk masuk sekolah saja saya berjuang sendiri dengan susah payah.

Dipikiran saya saat itu jika saya lapor saya yang tidak di percayai oleh guru lain dan siapapun karena saya tidak memiliki bukti apapun lalu saya di keluarkan dari sekolah (Seperti yang mempunyai uang dan kuasa yang menang).

Jika saya dikeluarkan saya tidak mempunyai harapan dan cita cita pupus. Walau saya benar sakit hati, kecewa, marah bercampur menjadi satu.

Lama kelamaan saya mulai di paksa berhubungan intim. Awal awal saya sangat menolak. Tapi dengan ancaman dia mengeluarkan dari sekolah saya pun mengikuti.

Mengapa saya tidak memiliki pacar. Karena saya takut untuk berpacaran, saya kasihan terhadap laki laki yang menjadi pacar saya jika dia tahu tentang saya.

Saya sadar diri bahwa saya benar benar sendirian, serba kurang dan ditambah pelecehan terhadap saya.

Saya sangat bersyukur walau saya malu untuk video yang beredar. Saya tidak akan melarang atau menyuruh untuk berhenti menyebarkan karena itu adalah keinginan dan niat kalian masing masing ditanggung sendiri dengan Allah.

Karena saya sudah sangat sangat bersyukur kepada Allah tidak menjadi budak seks lagi walau saya mungkin dikucilkan dari orang orang yang tidak tahu benar keadaan saya dan menjadi diri saya.

Jika pandangan kalian tentang saya di video itu salah saya sangat memohon maaf. Dan saya mohon jangan kalian nilai hanya dengan 5 menit kalian menilai saya atau sebagainya.

Karena banyak hari sampai bertahun yang saya lewati dengan sengsara. Untuk dosa jariyah saya sudah siap untuk menanggung karena hanya Allah yang tahu bagaimana keadaan saya saat itu.

Mohon maaf jika banyak chat pertanyaan yang tidak saya jawab karena jujur saya sedang benar benar hancur. Terimakasih semua untuk semangat yang kalian berikan sehingga saya tetap hidup dan tersenyum walau berat.

Untuk yang bertanya Akun Palsu atau Asli terserah kalian saya tidak akan melarang karena penilaian dari masing2 diri kalian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya