Liputan6.com, Jakarta Anak-anak umumnya memiliki kecenderungan alami untuk menyukai makanan yang manis. Hal ini disebabkan oleh sifat gula yang dapat menimbulkan ketagihan, membuat anak-anak sering kali lebih memilih makanan manis dibandingkan yang gurih. Preferensi ini tidak hanya mempengaruhi pilihan makanan sehari-hari, tetapi juga dapat mempengaruhi pola makan jangka panjang mereka.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk memahami bagaimana gula dapat mempengaruhi kesehatan anak-anak mereka dan untuk mengawasi asupan gula harian mereka. Meskipun gula memberikan kenikmatan dengan rasa manisnya, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan berbagai efek berbahaya bagi kesehatan anak.
Advertisement
Orangtua harus waspada terhadap potensi bahaya ini dan berusaha untuk memastikan bahwa asupan gula anak-anak tetap dalam batas yang sehat. Dengan memahami risiko yang terkait dengan konsumsi gula berlebih, orangtua dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi kesehatan dan perkembangan anak-anak mereka, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (22/10/2024).
Efek Buruk dari Konsumsi Gula Berlebih pada Anak
1. Menyebabkan hiperaktif dan menurunkan konsentrasi
Konsumsi gula dapat memicu lonjakan adrenalin yang cepat, membuat anak menjadi lebih hiperaktif, gelisah, dan sulit untuk fokus. Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari sereal yang terlalu manis sebagai pilihan sarapan atau makanan cepat saji. Sebagai alternatif, pilihlah menu yang seimbang seperti telur, buah, dan sayuran, yang dapat membantu menjaga stabilitas gula darah dan mendukung konsentrasi serta perilaku yang baik pada anak.
2. Dapat melemahkan penglihatan
Konsumsi gula berlebih pada anak dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang mengakibatkan pembengkakan pada mata dan penurunan kemampuan penglihatan. Sebaiknya berikan mereka makanan yang kaya akan lutein dan zeaxanthin seperti brokoli, alpukat, telur, dan wortel.
3. Dapat menyebabkan gangguan pencernaan
Makanan yang tinggi gula seperti minuman bersoda, permen, atau kue yang sering dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai masalah pada saluran pencernaan, termasuk keasaman lambung, gangguan pencernaan, dan malabsorpsi nutrisi penting. Jika anak sering mengeluh sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan, kurangi camilan manis dari menu mereka dan tambahkan makanan yang menenangkan perut seperti pisang, nasi merah, ubi, yogurt, atau oatmeal.
Advertisement
Efek Negatif Konsumsi Gula Berlebihan Pada Anak
4. Kerusakan gigi
Menurut survei yang dilakukan oleh Public Health England, sekitar seperempat dari anak-anak berusia 5 tahun mengalami kerusakan gigi. Kerusakan gigi pada anak-anak tidak hanya menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius seperti infeksi. Selain itu, kebersihan mulut yang buruk pada masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kesehatan gigi mereka saat dewasa. Hal ini karena gigi susu, yang merupakan gigi sementara pada anak-anak, berperan penting sebagai pengganti gigi permanen.
5. Pertambahan berat badan
Menurut Reema Patel, seorang ahli diet anak dari Dietitian Fit & Co, makanan yang mengandung kadar gula tinggi, seperti biskuit atau permen, dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena kandungan kalorinya yang tinggi namun minim nutrisi lainnya. Makanan jenis ini sering disebut sebagai kalori kosong. Kenaikan berat badan yang disebabkan oleh konsumsi makanan berkalori kosong dapat menjadi masalah serius pada anak, karena dapat meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
6. Menghambat perkembangan otak
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan dampak negatif dari konsumsi gula berlebihan terhadap perkembangan otak. Otak mendapatkan energi dari glukosa, dan jumlah yang tepat diperlukan untuk menjalankan fungsi kognitif seperti berpikir, belajar, dan mengingat. Namun, mengonsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan dapat mengganggu proses ini.
Perhatikan Konsumsi Gula Anak, agar Mereka Dapat Menikmati Kehidupan yang Sehat
7. Menyebabkan diare
Menurut Dr. Norton Greenberger, seorang ahli gastroenterologi dari Harvard Medical School, sekitar 75% orang, termasuk anak-anak, yang mengonsumsi lebih dari 40 hingga 80 gram fruktosa per hari berisiko mengalami diare. Beberapa jenis gula memiliki sifat yang merangsang usus, yang menyebabkan peningkatan produksi air dan elektrolit, serta mempercepat proses buang air besar. Fruktosa, yang merupakan gula yang terdapat dalam buah-buahan, adalah salah satu jenis gula yang dapat memicu reaksi ini. Oleh karena itu, pilihlah buah dengan hati-hati.
8. Dapat menimbulkan eksim
Eksim adalah kondisi peradangan kulit yang sering terjadi pada anak-anak di bawah usia dua tahun atau lebih. Orang tua sering diingatkan untuk memperhatikan asupan makanan tinggi gula pada anak-anak mereka, karena makanan tersebut dapat memicu kambuhnya eksim. Kondisi ini disebabkan oleh gula yang dapat menyebabkan lonjakan kadar insulin dalam tubuh, yang pada akhirnya memicu peradangan.
9. Mempengaruhi kualitas tidur
Konsumsi makanan tinggi gula juga dapat memengaruhi kualitas tidur anak secara negatif, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kemampuan mereka dalam berpikir dan belajar. Kualitas tidur yang buruk dapat mengganggu fungsi kognitif anak, termasuk perhatian, memori, dan kemampuan pengendalian impuls. Karena tidur memiliki peran penting dalam perkembangan anak.
10. Menyebabkan diabetes
Ketika anak-anak mengonsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan, tindakan itu dapat mengakibatkan penurunan sensitivitas insulin. Ini mengarah pada peningkatan kadar insulin yang tidak normal dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Advertisement