3 Golongan Manusia di Hari Kiamat yang Disebut dalam Surah Al-Waqiah, Siapa Paling Beruntung?

Pada hari kiamat nanti, manusia akan terbagi ke dalam 3 golongan yaitu golongan kanan, kiri, dan terdepan. Begini ciri masing-masing golongan tersebut.

oleh Putry Damayanty diperbarui 03 Okt 2024, 05:30 WIB
Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com

Liputan6.com, Jakarta - Percaya akan terjadinya kiamat merupakan salah satu bagian dari keimanan seorang muslim. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah QS. Al-Hajj ayat 7 yang berbunyi:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ 

Artinya: "Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur".

Ada banyak ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kiamat. Salah satunya terdapat dalam surah Al-Waqiah ayat 7-10 yang menerangkan bahwa pada hari kiamat nanti, manusia akan terbagi menjadi tiga golongan.

Golongan pertama disebut ashab al-maimanah, golongan kedua dinamakan ashab al-masy’amah, dan golongan ketiga as-sabiqun.

Siapakah mereka? Berikut uraian selengkapnya merangkum dari laman bincangmuslimah.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:


3 Golongan Manusia di Hari Kiamat

Menurut kitab suci, tidak ada manusia yang bisa mengetahui kapan dunia berakhir. Namun dari tahun ke tahun, prediksi kiamat terus terjadi.

Sebagaimana dalam firman Allah, QS. al-Waqiah ayat 7-10:

وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً (7) فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (8) وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (9) وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (10) 

Artinya: “Kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu, dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu, dan orang-orang yang paling dahulu (beriman).”

Sebagaimana tafsir surah di atas menerangkan bahwa pada di hari kiamat kelak, manusia akan terbagi menjadi tiga golongan. Pertama, ashab al-maimanah atau golongan kanan, Wahbah al-Zuhaili dalam Tafsir al Munir (14/275) mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang dibawa ke kanan menuju ke surga. Mereka menerima buku catatan amal dengan tangan kanan mereka.

Sedangkan, ashab al-masy’amah (golongan kiri) adalah orang-orang yang dibawa menuju ke neraka dan mereka menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri mereka. 

Penggunaan kanan dan kiri dalam ayat 7-8 surah al-Waqiah tidak lain mengambil dari bagian yang sudah familiar dengan kehidupan manusia, yaitu sisi kanan dan kiri. Dalam tradisi masyarakat, menurut Ibnu Asyur sisi kanan biasa diidentikkan dengan kebaikan, kemuliaan, dan keberkahan. Sebaliknya, sisi kiri diasosiasikan dengan keburukan, kemudharatan, dan semacamnya.

Kelompok terakhir; as-sabiqun, mereka adalah orang-orang yang terdepan dari setiap umat dalam keimanan, ketaatan, jihad, taubat, dan amal-amal salih. Mereka adalah para nabi, rasul, mujahid, dan hakim adil yang memberikan putusan hukum dengan benar dan adil. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan kedudukannya di sisi Allah.


Ciri Setiap Golongan

Ilustrasi hari akhir, kiamat. (Image by kjpargeter on Freepik)

Setelah menerangkan pembagian tiga golongan manusia pada hari kiamat, dijelaskan di bagian selanjutnya tentang kriteria masing-masing golongan tersebut.  

As-Saabiquun sebagaimana dikabarkan dalam ayat 13-14, jumlah mereka terbatas dan benar-benar disaring. Mayoritas berasal dari kalangan umat terdahulu (al-awwalun) dan sebagian saja dari umat ini (al-akhirun).

Mengenai al-awwalun dan al-akhirun ini ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan bahwa mereka ialah dari kalangan umat Rasulullah SAW. Pendapat lain bahwa orang-orang yang paling dahulu beriman mulai sejak Nabi Adam hingga sebelum Islam dan orang-orang kemudian adalah umat Rasulullah (Tafsir Fi Zhilalil Quran 11/138).

Dalil bahwa yang dimaksud dengan ayat “Sedikit dari orang-orang kemudian” menurut al-Zuhaili, mereka adalah umat Nabi Muhammad. Hal ini berdasarkan hadis, “Kita adalah umat yang terakhir dan yang terdepan pada hari Kiamat.” (Muttafaqun ‘alaih)

Golongan as-Sabiqun yang berasal dari umat ini disebut sedikit dibandingkan dengan umat yang berasal dari umat terdahulu, meskipun sebenarnya jumlah mereka juga banyak. Itu karena jumlah para nabi pada umat-umat terdahulu banyak, begitu juga umat yang menerima seruan mereka. 

Oleh karena itu, tidaklah masalah jika jumlah golongan as-sabiqun yang berasal dari umat ini kalah banyak daripada orang-orang yang berasal dari umat-umat terdahulu. Jumlah yang banyak itu digabungkan dan diakumulasikan dengan jumlah para nabi terdahulu. (Tafsir al-Alusi 27/134)

Adapun golongan kanan adalah setiap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta beramal salih. Ashab al-maimanah berasal dari segolongan besar dari umat terdahulu dan sekelompok yang lain dari umat yang kemudian (Al-Waqiah: 39-40). Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan golongan kanan yang berasal dari umat ini adalah lebih banyak dari golongan kanan yang berasal dari umat-umat yang lain. 


Golongan Kiri

Ilustrasi kiamat, hari akhir. (Image by liuzishan on Freepik)

Sedangkan golongan kiri, mereka dulunya ketika di dunia hidup berkelimpahan nikmat namun hanya berorientasi pada kesenangan diri sendiri tanpa mau memedulikan apa yang dibawa oleh para rasul. Mereka juga terus konsisten dalam berbuat dosa besar tanpa mau bertaubat darinya. (Tafsir Ibnu Athiyah 5/246)

Mereka juga mengingkari dan tidak memercayai adanya kebangkitan setelah kematian dan menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Mereka berkata, “Apakah setelah kami mati, setelah kami berbaur menjadi debu di dalam kuburan kami, setelah tulang-tulang kami hancur, kami akan dibangkitkan kembali menjadi hidup seperti sedia kala,  seperti sebelum kami mati?” 

Selain beberapa pengertian di atas, ada keterangan tambahan dari As-Suyuthi dalam Tafsir ad-Dhur al-Manshur (8/6) yang sedikit berbeda dalam mendefinisikan tiga golongan di atas. Pengertian ini dikaitkan dengan ilmu dan hawa nafsu. 

Ia mengutip Ibnu Zaid bahwa orang-orang yang memenangkan ilmunya daripada hawa nafsunya adalah as-sabiqun. Mereka yang bisa menyeimbangkan antara ilmu dan hawa nafsunya ialah ashab al-maimanah. Mereka yang hawa nafsunya lebih dominan dan mengendalikan ilmunya disebut dengan ashab al-masy’amah.

Mengkaji tafsir surah Al-Waqiah ayat 7-10 secara tidak langsung mengajak kita untuk mengevaluasi amal perbuatan selagi masih di dunia. Wallah a’lam.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya