Liputan6.com, Jakarta - Dalam sholat berjamaah ada imam sholat dan makmum. Kemudian muncul anggapan bahwa imam akan menanggung kesalahan yang dilakukan makmum, alias menanggung dosanya.
Benarkah demikian?
Baca Juga
Advertisement
Penjelasan Buya Yahya mengenai apakah benar imam menanggung dosa makmum menjadi artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Rabu (2/10/2024).
Artikel kedua yang juga menyita perhatian pembaca adalah pernyataan Gus Baha bahwa sholat itu harus asyik. Kalau sholat cepat bagaimana?
Sementara, artikel ketiga yaitu ciri-ciri doa kita diterima atau dikabulkan oleh Allah SWT, yang diungkapkan oleh Ustadz Adi Hidayat alias UAH.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Benarkah Imam Menanggung Dosa Makmum saat Sholat Berjamaah? Buya Yahya Menjawab
Umat Islam memiliki kewajiban melaksanakan sholat setiap hari sebanyak 17 rakaat yang terbagi menjadi lima waktu. Kewajiban ini jika ditinggalkan akan menjadi dosa, sebaliknya apabila dilakukan akan berbuah pahala.
Dalam melaksanakan sholat fardhu, muslim sangat dianjurkan mengerjakannya secara berjamaah. Sholat berjamaah jauh lebih utama ketimbang dilaksanakan sendiri (munfarid), sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW.
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat berjamaah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.” (Muttafaqun ‘alaih) [H.R. Bukhari dan Muslim]
Imam Taqiyuddin Abi Bakr bin Muhammad al-Husaini dalam Kifayatul Akhyar menjelaskan, hadis sholat berjamaah lebih utama 27 derajat dari sholat sendirian diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar. Sedang Imam Bukhari dari riwayat Abi Sa’id al-Khudzri menyebutkan sebanding dengan 25 derajat.
Sholat berjamaah dapat dilaksanakan minimal dua orang, terdiri dari imam dan makmum. Seorang makmum harus mengikuti gerakan-gerakan yang dilakukan oleh imam dan tidak dianjurkan mendahului.
Berkaitan dengan sholat berjamaah, seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Apakah benar imam menanggung dosa makmum saat sholat berjamaah?
Advertisement
2. Kata Gus Baha Sholat itu Harus Asyik, Cepat juga Tak Masalah, Ini Dalilnya
Ulama tafsir Al-Qur'an sekaligus ahli fiqih, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal sebagai Gus Baha, mengungkapkan pandangannya mengenai cara melaksanakan sholat.
Menurutnya, sholat harus dilakukan dengan perasaan asik dan nyaman. Bahkan, jika untuk merasa asik seseorang harus sholat dengan cepat, hal tersebut juga diperbolehkan, selama ada dasar atau dalilnya.
Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @SUDARNOPRANOTO, Gus Baha menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW, ketika sedang merasa sumpek atau gelisah, ingatannya langsung tertuju pada sholat.
"Sholat kudu asyik, kudu enjoy. Nak asike kudu cepet, ya cepet lah. Sing penting asik," ujar Gus Baha.
Ia juga mencontohkan bahwa bahkan sahabat Nabi yang terkemuka, seperti Ibnu Abbas, pernah melakukan sholat dengan cepat. Hal ini menegaskan bahwa tidak ada masalah jika seseorang menjalankan sholat dengan cepat, selama tetap fokus dan khusyuk.
Suatu ketika, Ibnu Abbas ditanya mengapa seorang ulama sekelasnya sholat cepat. Menjawab hal itu, Ibnu Abbas mengatakan bahwa setan sedang bersiap-siap untuk menggodanya, namun ia sudah menyelesaikan sholatnya sebelum sempat tergoda.
3. Ciri-Ciri Doa Kita Diterima Menurut Ustadz Adi Hidayat
Ustadz Adi Hidayat (UAH) menjelaskan beberapa tanda yang menunjukkan bahwa doa seseorang telah diterima oleh Allah. Menurut UAH, salah satu tanda utama adalah perubahan positif dalam diri seseorang yang semakin mendekatkan dirinya kepada kebaikan dan ibadah.
Hal ini menjadi bukti nyata bahwa doa tersebut telah dijawab oleh Allah, meskipun hasil akhirnya mungkin belum terlihat secara langsung.
Dalam ceramahnya yang diunggah di kanal YouTube @barayasunda99, Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa tanda pertama doa diterima adalah perubahan diri seseorang menjadi lebih baik.
"Kalau teman-teman ingin tahu bagaimana tandanya doa kita dijawab oleh Allah, yang pertama adalah perubahan diri kita terjadi. Kita berubah jadi baik," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Ia menambahkan bahwa ketika seseorang terus berdoa tanpa putus asa, meskipun jawabannya belum datang secara langsung, namun jika ia melihat perubahan positif dalam dirinya, seperti semakin rajin beribadah, itu merupakan tanda bahwa doanya sedang diterima oleh Allah.
"Yang kedua, sholatnya makin rajin. Kalau malam sekali sholat belum terjawab, tapi merubah kita makin baik, itu tandanya doa kita diterima," lanjut Ustadz Adi.
Advertisement