Israel Siap Balas Dendam, Harga Minyak Mentah Makin Mahal

Harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 73,90 per barel, naik 34 sen atau 0,46%. Tahun ini, patokan harga minyak global ini turun sekitar 4%.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Okt 2024, 08:00 WIB
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November dipatok USD 70,10 per barel, naik 27 sen atau 0,39%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun sekitar 2% Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik pada perdagangan hari Rabu karena Israel berjanji untuk membalas serangan rudal Iran, meskipun harga minyak telah turun dari level tertinggi dalam sesi karena persediaan yang menurun di AS.

Badan Informasi Energi merilis data persediaan minyak AS naik sebesar 3,9 juta barel minggu lalu sementara persediaan bensin meningkat sebesar 1,1 juta barel.

"Data persediaan cenderung menurun sangat kontras dengan latar belakang geopolitik saat ini yang mendorong harga lebih tinggi hari ini," kata kepala analis minyak Kpler Matt Smith dikutip dari CNBC, Kamis(3/10/2024).

Minyak mentah AS naik hampir 4% di awal sesi karena para pelaku pasar khawatir Israel dapat menargetkan infrastruktur minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal balistik.

Lengkapnya, berikut ini harga komoditas energi para Rabu:

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November dipatok USD 70,10 per barel, naik 27 sen atau 0,39%. Tahun ini, harga minyak mentah AS telah turun sekitar 2%.

Harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 73,90 per barel, naik 34 sen atau 0,46%. Tahun ini, patokan harga minyak global ini turun sekitar 4%.

Harga Bensin kontrak November senilai USD 1,9859 per galon, naik 0,98%. Tahun ini, bensin turun lebih dari 5%.

Harga gas alam kontrak November sebesar USD 2,886 per seribu kaki kubik, turun 0,35%. Tahun ini harga gas naik hampir 15%.

 


Cadangan Global Masih Tinggi

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon pada selasa malam berjanji bahwa Israel akan melakukan respons menyakitkan kepada Iran.

Ancaman Danon datang beberapa jam setelah Iran meluncurkan sekitar 180 rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah.

"Pergantian berikutnya dalam spiral pembalasan ini mungkin melibatkan minyak, melalui penurunan kapasitas minyak Iran atau proksi Iran yang menyerang pengiriman minyak dan gas dari Teluk Persia," jelas analis Piper Sandler dalam catatan ke klien hari Rabu.

"Israel mungkin mengincar industri minyak Iran untuk memukul pendapatan Teheran dan menurunkan kemampuannya dalam berperang, tulis mereka.

Namun, premi risiko geopolitik harus tetap moderat mengingat kapasitas minyak cadangan yang tinggi secara global dan fakta bahwa telah terjadi gangguan produksi aktual yang terbatas, analis Goldman Sachs Yulia Zhestkova Grigsby memberi tahu klien hari Rabu.

OPEC+ berencana untuk meningkatkan produksi minyak pada bulan Desember, dan produksi AS telah mencapai rekor. Permintaan di Tiongkok, importir minyak mentah terbesar di dunia, juga lemah tahun ini.


Iran Serang Israel dengan Ratusan Rudal Balistik, Pembalasan atas Pembunuhan Haniyeh hingga Nasrallah

Ilustrasi bendera Iran (pixabay)

Sebelumnya, Iran menembakkan ratusan rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara dua musuh bebuyutan regional tersebut.

Serangan dimulai sekitar pukul 20.15 waktu setempat pada hari Selasa (1/10/2024). Media Iran mengatakan sedikitnya 400 rudal diluncurkan. Demikian seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (2/10).

 Dalam pernyataan awal, Korps Garda Revolusi Islam (IRCG) mengatakan serangan itu merupakan respons atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan Komandan IRGC Abbas Nilforoshan.

Haniyeh dibunuh di Teheran bulan lalu. Nasrallah dibunuh di Beirut pada hari Jumat (27/9) bersama dengan Nilforoshan.

IRCG memperingatkan bahwa jika Israel menanggapi serangan rudal tersebut, mereka akan menghadapi lebih banyak "serangan dahsyat".

Lebih lanjut dikatakan bahwa serangan itu dilakukan dengan dukungan tentara dan kementerian pertahanan.

Misi Iran di PBB kemudian mengeluarkan pernyataan yang menegaskan bahwa serangan rudal merupakan "respons Iran yang sah, rasional, dan masuk akal" terhadap pembunuhan ketiga tokoh perlawanan, dengan menekankan bahwa tindakan ini "telah dilaksanakan sebagaimana mestinya".

Ketegangan meningkat antara Teheran dan Tel Aviv sejak pembunuhan Haniyeh di ibu kota Iran pada tanggal 1 Agustus. Iran menyalahkan Israel dan bersumpah akan memberikan respons yang tegas.

Pembunuhan Nasrallah, sekutu utama Iran, dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut diikuti oleh kecaman keras dari para pemimpin tertinggi Iran.

Belum diketahui apakah rudal yang ditembakkan ke Israel mengenai sasarannya dan apakah ada korban atau kerusakan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya