Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam pada perdagangan Rabu, 2 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data RTI, IHSG merosot 1,03 persen ke posisi 7.563,26. Indeks saham LQ45 terpangkas 1,54 persen ke posisi 938,69. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Advertisement
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.642 dan level terendah 7.501,46. Sebanyak 453 saham melemah sehingga menekan IHSG. 163 saham menguat dan 186 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.505.438 kali dengan volume perdagangan 33,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,9 triliun. Pada Rabu pekan ini, investor asing jual saham Rp 662,49 miliar. Dengan demikian, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 49,48 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah tercatat 15.259.
Mayoritas sektor saham yang memerah juga mendorong IHSG melemah. Hanya sektor saham basic yang menguat 0,03 persen. Sektor saham transportasi dan logistik turun 1,95 persen, dan catat koreksi terbesar. Sementara itu, sektor saham energi tergelincir 0,30 persen, sektor saham industri susut 0,45 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal terpangkas 1,33 persen.
Di sisi lain, sektor saham consumer siklikal melemah 1,74 persen, sektor saham kesehatan turun 0,38 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,32 persen. Kemudian sektor saham properti terpangkas 1,49 persen, sektor saham teknologi melemah 1,39 persen, dan sektor saham infrastruktur susut 1,75 persen.
Pada Rabu pekan ini, saham GOTO melemah 2,99 persen ke posisi Rp 65 per saham. Harga saham GOTO dibuka stagnan di posisi Rp 67 per saham. Harga saham GOTO berada di level tertinggi Rp 68 dan level terendah Rp 63 per saham. Total frekuensi perdagangan 18.770 kali dengan volume perdagangan 50.745.092 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 328,5 miliar.
Kemudian saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) stagnan di posisi Rp 965 per saham. Harga saham ESSA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 975 per saham. Harga saham ESSA berada di level tertinggi Rp 975 dan level terendah Rp 940 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.541 kali dengan volume perdagangan 439.407 saham. Nilai transaksi Rp 42,1 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mengutip Antara, dalam kajian tim riset Philip Sekuritas Indonesia menyebutkan, Iran menembakkan lebih dari 100 rudal balistik ke Israel sebagai aksi balasan dari pembunuhan pemimpin kelompok Hizbullah di Libanon, sebuah eskalasi ketengan di Timur Tengah yang dikhawatirkan investor akan mengganggu aliran pasokan minyak ke pasar global.
Akibatnya harga kontrak berjangka (futures) minyak mentah lompat lebih dari 2 persen.
"Peningkatan ketegangan ini juga memicu permintaan terhadap aset-aset yang dianggap aman (safe haven), terlihat dari kenaikan lebih dari 1 persen pada harga emas dan penurunan imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun menjadi 3.73 persen dari 3.79 persen,” demikian seperti dikutip.
Dari sisi makroekonomi, investor mencerna rilis data dari pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) dan dari sektor Manufaktur AS.
Advertisement
Sentimen IHSG Lainnya
Sedangkan dari mancanegara, data Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) memperlihatkan jumlah lowongan kerja secara tak terduga bertambah sebanyak 329.000 menjadi 8,04 juta pada Agustus dari 7,71 juta pada Juli dan lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 7,65 juta.
"Hal ini memperkuat narasi meskipun pasar tenaga kerja AS sudah melambat, tapi tidak dengan laju yang cukup cepat,"
Sementara itu di sektor manufaktur, data ISM Manufacturing Index berada di level 47.2 pada September, sama dengan pencapaian pada Agustus dan sedikit lebih rendah dari ramalan pasar 47.5. Data ini menunjukkan bahwa kontraksi di sektor manufaktur sudah berlangsung selama enam bulan beruntun.
Dari Eropa, investor menerima kabar baik tingkat inflasi di zona Euro untuk pertama kali dalam lebih dari tiga tahun turun di bawah 2 persen, menurut perhitungan awal, Inflasi (CPI) zona Euro tumbuh melambat menjadi 1.8 persen (yoy) di bulan September dari 2.2 persen (yoy) pada Agustus.
“Perlambatan ini membuka jalan bagi bank sentral Eropa (ECB) untuk memangkas suku bunga dengan lebih cepat,”
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham INTD melonjak 34,01 persen
- Saham TAXI melonjak 25 persen
- Saham MIRA melonjak 12,50 persen
- Saham REAL melonjak 11,11 persen
- Saham ISAP melonjak 11,11 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham BOGA melemah 24,85 persen
- Saham MFIN melemah 19,66 persen
- Saham MTFN melemah 16,67 persen
- Saham PMMP melemah 13,50 persen
- Saham RANC melemah 10,91 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,5 triliun
- Saham BUMI senilai Rp 1,1 triliun
- Saham BBCA senilai Rp 908,3 miliar
- Saham BRMS senilai Rp 685,4 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 637,8 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BSBK tercatat 88.004 kali
- Saham BBRI tercatat 68.691 kali
- Saham BUMI tercatat 59.211 kali
- Saham BRMS tercatat 41.755 kali
- Saham PSAB tercatat 37.079 kali
Advertisement
Bursa Saham Asia Pasifik
Bursa saham regional Asia pada Rabu sore antara lain, indeks Nikkei melemah 843,19 poin atau 2,18 persen ke 37.808,80, indeks Hang Seng menguat 1.310,05 poin atau 6,20 persen ke 22.443,73, dan indeks Strait Times menguat 8,91 poin atau 0,25 persen ke 3.589,87. Sedangkan, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.