Liputan6.com, Jakarta Parenting memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan anak, mulai dari rasa percaya diri hingga kesuksesan akademis mereka. Sangat penting untuk memastikan bahwa gaya parenting yang Anda terapkan mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara sehat, karena cara Anda berinteraksi dan mendisiplinkan anak akan mempengaruhi mereka sepanjang hidup.
Banyak orang penasaran dengan jenis parenting yang mereka terapkan dan mencari tahu mana yang paling efektif. Faktanya, tidak ada satu metode pasti untuk menjadi orangtua, namun ada gaya parenting umum yang disarankan oleh banyak ahli, termasuk American Academy of Pediatrics (AAP) yang disebutkan di parents.com.
Advertisement
Dari umum hingga kontroversial, berikut empat jenis gaya parenting pada anak dan dampaknya yang telah dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber pada Senin (28/10/2024).
Gaya parenting pada anak dan dampaknya
1. Gaya parenting permisif
Orangtua yang permisif cenderung bersikap toleran dan hanya terlibat ketika masalah serius muncul. Mereka lebih memaafkan dan menanamkan pandangan bahwa 'anak-anak adalah anak-anak'. Seringkali, mereka berperan lebih sebagai teman daripada sebagai figur otoritas. Orangtua permisif memenuhi kebutuhan anak-anak mereka tanpa banyak memberlakukan disiplin. Ketika mereka menerapkan konsekuensi, sering kali tidak konsisten.
Anak-anak dari orangtua permisif, karena memiliki posisi yang dominan di rumah, terbiasa mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin menunjukkan lebih banyak masalah perilaku karena kurang menghormati otoritas dan aturan. Anak-anak ini cenderung kurang mandiri dan bertanggung jawab, serta menunjukkan impulsivitas dan agresivitas, serta mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.
2. Gaya parenting otoritatif
Orangtua dengan pendekatan otoritatif memberikan anak-anak mereka aturan dan batasan, tetapi juga memberi kebebasan untuk membuat keputusan sendiri. Dalam gaya pengasuhan ini, orangtua mengakui perasaan anak-anak mereka sambil menegaskan bahwa kendali tetap di tangan orang dewasa. Mereka menggunakan strategi disiplin yang positif, seperti pujian dan penghargaan, untuk memperkuat perilaku yang baik.
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya otoritatif cenderung bahagia, percaya diri, dan berhasil. Mereka lebih mungkin membuat keputusan yang tepat dan menilai risiko dengan baik. Gaya pengasuhan ini dikaitkan dengan prestasi akademik, peningkatan kepercayaan diri, dan ketahanan.
3. Gaya parenting lalai
Orangtua yang lalai cenderung mengabaikan anak-anak mereka, dengan memberikan sedikit bimbingan, perhatian, dan pengasuhan. Mereka tidak menetapkan aturan atau harapan, dan sering kali tidak mengetahui aktivitas anak-anak mereka. Orangtua yang tidak terlibat mengharapkan anak-anak untuk mengurus diri mereka sendiri, tanpa banyak mencurahkan waktu dan usaha untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang orangtuanya lalai mengalami dampak terburuk, dan lebih rentan terhadap perilaku nakal, pemberontakan, serta memiliki kesejahteraan emosional yang rendah.
4. Gaya parenting otoriter
Gaya parenting otoriter menekankan pada aturan yang ketat, kepatuhan, dan disiplin. Orangtua dengan gaya ini memiliki harapan yang tinggi dan tidak ragu memberikan hukuman jika anak melanggar aturan. Mereka cenderung mengambil alih keputusan, dan jarang melibatkan anak-anak dalam proses pengambilan keputusan.
Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya otoriter sering kali menunjukkan perilaku baik di rumah, tetapi mungkin memberontak saat bersama teman-teman. Mereka juga bisa mengalami kesulitan seperti keterampilan sosial yang kurang, kesulitan berpikir mandiri, rendahnya rasa percaya diri, serta masalah dalam mengelola kemarahan dan kebencian.
Advertisement
Jenis parenting yang kontroversial
Di samping pendekatan pengasuhan yang disarankan oleh American Academy of Pediatrics (AAP), beberapa metode lain mungkin terlihat tidak biasa atau kuno, namun banyak yang terbukti efektif untuk keluarga tertentu. Mengutip dari The Herald Times, berikut adalah 8 gaya pengasuhan yang mungkin bisa Anda pertimbangkan.
1. Menjalani Kehidupan Dewasa
Dalam pendekatan ini, anak-anak diperlakukan layaknya orang dewasa. Barang-barang yang berkaitan dengan bayi, seperti mainan dan stroller, dianggap terlalu kekanak-kanakan dan cenderung memicu perilaku kekanak-kanakan. Metode ini dirancang untuk membantu anak-anak menjadi lebih cerdas dan bertanggung jawab.
2. Menghadapi Kehidupan yang Menantang
Dalam gaya ini, orangtua menanamkan nilai disiplin pada anak. Mereka percaya akan pentingnya memberikan hukuman secara penuh kasih, menetapkan batas waktu malam yang ketat, serta menerapkan sistem penghargaan. Gaya ini bertujuan untuk memotivasi anak bekerja keras, namun dilakukan dengan cara yang tidak merusak. Anak-anak tetap dapat menikmati hidup mereka, tetapi dengan lebih banyak struktur.
3. Kehidupan yang Selalu Dekat
Anak-anak yang diasuh dengan metode ini cenderung sangat dekat dengan orangtua mereka. Orangtua yang mengadopsi gaya ini percaya pada praktik tidur bersama, menyusui dalam jangka waktu lama, dan menghabiskan setiap waktu bersama. Dengan pendekatan ini, anak-anak diberi kebebasan untuk menentukan kapan mereka tidak ingin lagi tidur bersama, menyusu, atau selalu bersama. Beberapa orangtua yang sangat terikat dan tidak memiliki banyak aturan mungkin kehilangan sebagian kontrol terhadap kepatuhan anak mereka.
4. Menambahkan Bumbu Kehidupan
Ini adalah gaya pengasuhan yang dikenal sebagai 'mencuci mulut dengan sabun'. Dalam beberapa tahun terakhir, ada yang menggunakan saus pedas sebagai cara untuk memberi pelajaran kepada anak-anak mereka. Meskipun banyak yang tidak setuju dengan metode ini, beberapa orang percaya bahwa ini adalah cara efektif untuk menghentikan amukan, kata-kata kasar, atau pertengkaran.
Jenis parenting yang kontroversial
5. Kehidupan yang ramping
Fokus utama dari gaya hidup ini adalah menjaga kesehatan dan kebugaran. Orangtua berperan sebagai pakar kesehatan dan memberikan anak-anak diet yang bebas dari karbohidrat dan gula. Anak-anak diharuskan untuk berolahraga secara rutin atau menghabiskan waktu di luar rumah setiap hari. Keluarga yang aktif secara fisik sering kali bersepeda bersama atau saling memberikan semangat dari pinggir lapangan.
6. Hidup tanpa popok
Gaya ini dikenal juga sebagai 'komunikasi eliminasi', yang melibatkan pemahaman terhadap tubuh dan sinyal dari anak. Orangtua menghindari penggunaan popok dan mulai membiasakan anak menggunakan toilet sejak bayi. Memahami tubuh bayi dapat membantu orangtua mengurangi limbah lingkungan. Namun, tidak semua orangtua memiliki waktu atau keinginan untuk terus berada di depan toilet dengan bayi yang menangis.
7. Gaya pengumpan burung
Gaya pengasuhan lain yang berkaitan dengan makanan ini mirip dengan cara burung memberi makan. Beberapa orangtua akan mengonsumsi makanan biasa dan mengunyahnya hingga halus. Setelah itu, mereka akan memberikan makanan tersebut ke mulut anak. Jika bayi terbiasa dengan cara ini sejak dini, mereka akan lebih waspada saat orangtua memasukkan makanan ke mulutnya. Namun, metode ini mungkin tidak cocok dilakukan di tempat umum.
8. Gaya hidup model
Orangtua dalam kelompok ini akan melakukan berbagai cara demi mendapatkan foto yang sempurna. Banyak ibu atau penata gaya yang dianggap menggunakan bayinya sebagai alat bantu. Mereka akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk mendandani bayinya, mengambil foto, dan berusaha membuatnya terlihat alami dan sempurna.
Advertisement