Liputan6.com, Moskow - Rusia meluncurkan satelitnya ke ruang angkasa. Ini menjadi objek buatan manusia pertama yang pernah meninggalkan atmosfer Bumi.
Kantor berita Rusia, TASS mengatakan bahwa satelit Sputnik kini berada 560 mil (900 kilometer) di atas Bumi dan mengitarinya setiap satu setengah jam.
Advertisement
Para ilmuwan memperkirakan bola logam itu pada akhirnya akan terbakar di atmosfer, tetapi mereka berharap bola itu akan mengirimkan data penting kembali ke Bumi sebelum terbakar.
Uni Soviet dan AS sama-sama berkomitmen untuk meluncurkan satelit guna penelitian sebagai bagian dari Tahun Geofisika Internasional (IGY), dikutip dari laman BBC, Jumat (4/10/2024).
Delegasi dari komite IGY kedua negara sedang menghadiri resepsi di kedutaan Rusia di Washington D.C ketika berita peluncuran Sputnik tersebar.
Ketua komite IGY Amerika Serikat Dr. Joseph Kaplan, mengucapkan selamat kepada Rusia atas "pencapaian luar biasa" tersebut.
Pemimpin delegasi Rusia, Dr A A Blagonravov yang diyakini terlibat erat dalam persiapan peluncuran, menggambarkan Sputnik sebagai bulan bayi yang paling sederhana.
Ia mengaitkan, beratnya 180 pon (83,5 kg) dan sebagian besar bobot ini berat lantaran membawa baterai.
Berat satelit tersebut telah menyebabkan beberapa pakar Amerika Serikat yang berspekulasi bahwa roket yang meluncurkannya mungkin juga mampu membawa senjata nuklir sejauh ribuan mil