Kepala Keamanan Siber AS Pastikan Tak Ada Intervensi Asing Terkait Hasil Pemilu 2024

Pemilu Amerika Serikat tahun ini diyakini akan lebih tangguh dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.

oleh Tim Global diperbarui 04 Okt 2024, 11:00 WIB
Ini merupakan debat pertama Donald Trump dan Kamala Harris sebelum pemilihan digelar pada November 2024 mendatang. (Leonardo Munoz/AFP)

Liputan6.com, Washington - Kepala Badan Keamanan Siber Nasional Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa tidak ada intervensi asing yang dapat mempengaruhi hasil pemilu 2024.

Hal ini disampaikannya hampir sebulan jelang hari pemilihan umum di AS.

Pihaknya dapat memastikan lantaran pejabat pemilu di tingkat negara bagian dan lokal telah meningkatkan pengamanan proses pemungutan suara, penghitungan surat suara dan infrastruktur pemilu lainnya. Harapannya, Rusia, Iran atau musuh asing AS lainnya tidak dapat mengutak-atik hasil pemilu.

"Aktor jahat, bahkan jika mereka mencoba sekalipun, tidak dapat memberikan dampak dalam skala besar sehingga menimbulkan dampak signifikan terhadap hasil pemilu," kata direktur Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS Jen Easterly kepada AP, seperti dilansir VOA Indonesia, Jumat (4/10/2024).

Keyakinan Easterly pada proses pemilu disampaikannya ketika pejabat intelijen memperingatkan tentang meningkatnya upaya musuh asing untuk memengaruhi pemilih, memperdalam perpecahan partisan, dan merusak kepercayaan pada pemilu AS.

Pernyataannya bertolak belakang dengan keraguan jutaan warga AS, khususnya para pendukung Partai Republik, sejak berlangsungnya pilpres AS 2020, ketika mantan Presiden AS Donald Trump menolak menerima kekalahan.

Sejak saat itu, ia terus mendengungkan tuduhan bahwa terjadi kecurangan pemilu, yang ia jadikan landasan untuk mengklaim bahwa pemilu telah dicuri darinya seandainya ia kalah lagi dalam pilpres November mendatang.


Cegah Berbagai Masalah Terkait Pemilu

Para pemilih mengantre memberikan suara dalam pemungutan suara awal secara langsung untuk pilpres AS di Fairfax, Virginia, AS (18/9/2020). Warga dapat memilih untuk memberikan suara secara langsung atau melalui pos sebelum Hari Pemilu yang jatuh pada 3 November mendatang. (Xinhua/Liu Jie)

Easterly menyinggung berbagai masalah terkait pemilu, termasuk disinformasi, perannya dalam berinteraksi dengan perusahaan media sosial, serta ancaman berkelanjutan terhadap petugas pemilu, ketika surat suara telah dikirimkan kepada pemilih dan beberapa negara bagian telah memulai proses pemungutan suara awal.

Ia juga mengatakan bahwa institusinya telah berkomunikasi dengan pejabat pemilu di seluruh wilayah yang terkena dampak Badai Helene di sisi tenggara AS, dan memuji para petugas karena "menunjukkan ketahanan yang luar biasa dan mengagumkan" ketika mereka berusaha memastikan bahwa pemilih tetap bisa memberikan suara mereka terlepas dari kerusakan akibat badai yang terjadi.

Sadar bahwa kepercayaan banyak warga AS terhadap pemilu "telah terguncang", Easterly menekankan betapa siapnya petugas pemilu untuk menghadapi keadaan darurat, kekeliruan sederhana, maupun serangan – serta betapa termotivasinya mereka untuk melindungi suara warga Amerika.

Selama beberapa tahun terakhir, para pejabat pemilu telah berupaya meningkatkan pertahanan keamanan siber di seluruh sistem pemungutan suara nasional, dengan menerapkan prosedur mulai dari pengendalian akses hingga pengujian rutin untuk mengidentifikasi potensi kerentanan. Mereka juga menguji peralatan pemungutan suara sebelum setiap pemilihan untuk memastikan mesin-mesin itu berfungsi dengan baik.


Perlindungan Semakin Ketat

Seorang pemilih memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Washington DC, Amerika Serikat (AS), pada 27 Oktober 2020. Pemungutan suara awal (early voting) secara langsung dimulai di Washington DC pada Selasa (27/10) di 32 tempat pemungutan suara. (Xinhua/Ting Shen)

Easterly menjelaskan lapisan keamanan dan transparansi, seperti surat suara fisik di lebih dari 97 persen yurisdiksi pemungutan suara, sebagai bentuk perlindungan yang akan membantu memverifikasi hasil penghitungan suara.

"Akan ada kesalahan. Mungkin akan terjadi badai lainnya. Bisa jadi ada serangan ransomware, serangan penolakan layanan terdistribusi," ujarnya.

"Gangguan-gangguan ini akan menimbulkan dampak, tetapi tidak akan memengaruhi kemampuan untuk mencatat suara pemilih atau menghitung suara pemilih."

Pejabat AS telah menghabiskan waktu selama beberapa bulan terakhir untuk memberi peringatan dengan menjatuhkan dakwaan pidana, sanksi dan imbauan terbuka bahwa musuh-musuh asing sedang meningkatkan upaya mereka untuk memengaruhi pemilih dalam pemilihan presiden AS.

Infografis Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye Pilpres AS. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya