Survei Charta Politika: RK-Suswono 48,3%, Pramono-Rano 36,5%,Dharma-Kun 5,6%

Lembaga Charta Politika Indonesia merilis hasil surveinya yang memotret elektabilitas para asangan calon yang maju di Pilkada Jakarta 2024.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 03 Okt 2024, 17:10 WIB
Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano dipakaikan cukin saat daftar Pilkada Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Charta Politika Indonesia merilis hasil surveinya yang memotret elektabilitas para asangan calon yang maju di Pilkada Jakarta 2024.

Hasilnya, pasangan Ridwan Kamil-Suswono menempati posisi atas dengan Raihan 48,3%. Kemudian disusul oleh Pramono Anung-Rano Karno 36,5%, dan Dharma Pongrekun-Raden Kun Wardana 5,6%. Sedangkan yang tidak tahu atau tak menjawab 9,7%.

"Jadi, walaupun Pram-Doel (Pramono-Rano Karno) masih di peringkat 2, namun tren elektabilitasnya perlu diwaspadai, kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, dalam keterangan daringnya, Kamis (3/10/2024).

Hal ini dibuktikan, di mana dari berbagai hasil survei, Ridwan Kamil-Suswono mengalami penurunan. Sedangkan Pramono Anung-Rano Karno naik.

"Dalam simulasi pasangan jika melihat tren dari 3 survei nasional (LSI, Poltracking dan Charta Politika) terlihat bahwa elektabilitas dari awal september hingga akhir september RK-Suswono turun 3,5%, Dharma-Kun naik 2,4%, dan Pram-Doel naik 8,1%," jelas Yunarto.

Sebelumnya, survei ini dilakukan pada 19-24 September 2024, di mana jumlah responden 1.200 dengan multistage random sampling, di mana margin of error 2,83% dengan metode wawancara tatap muka.

Sebelumnya, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga menilai terdapat tiga faktor yang picu melejitnya elektabilitas Pram-Rano jelang Pilkada Jakarta 2024.

“Pertama, pasangan Pram-Rano mengidentifikasi diri sebagai bagian dari etnis Betawi. Hal ini memberi kesan positif bagi etnis Betawi,” kata Jamiluddin di Jakarta, Sabtu (28/9/2024).


Berbagai Faktor

Menurut Jamiluddin, upaya identifikasi itu mengena karena Rano selama ini dinilai sebagai figur yang mengangkat dan melestarikan budaya Betawi lewat kegiatan seni budayanya.

“Hal itu dipersepsi masyarakat sejak lama, sejak ditayangkannya sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Persepsi itu sampai sekarang masih membekas di sebagian besar warga Jakarta. Hal itu diperkuat saat berkampanye, Rano tetap menggunakan dialek Betawi, termasuk aksesori yang dikenakannya,” ujarnya.

Menurut Jamiluddin, pendekatan budaya itu tampaknya sangat mengena. Setidaknya hal itu membuat warga Betawi terpikat dengan pasangan Pram-Rano.

 


Faktor Lainnya

Faktor kedua, Jamiluddin menilai sebagian pendukung Anies tampaknya lebih memilih Pram-Rano daripada Ridwan Kamil-Suswono. “Sebab, sebagian pendukung Anies menganggap partai pengusung RK-Suswono yang menyebabkan Anies tidak bisa maju Pilkada 2024,” kata dia.

“Karena itu, sebagian pendukung Anies tampaknya akan mengalihkan pilihan ke Pram-Rano. Hal itu mereka lakukan agar RK-Suswono kalah,” sambungnya.

Sementara faktor ketiga adalah pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diyakini akan memilih Pram-Rano.

“Mereka tampaknya akan memberikan suaranya lebih utuh ke Pramono-Rano. Bahkan pendukung Ahok tampaknya yang membuat elektabilitas Pram-Rano melejit. Sebab, pendukung Ahok juga membantu mengampanyekan Pram-Rano sehingga elektabilitasnya meningkat signifikan,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya