Liputan6.com, Jakarta - Konsultan Senior Red Bull Helmut Marko menyebut timnya harus bersatu jika ingin melihat Max Verstappen juara F1 lagi. Ia menyampaikan hal tersebut lantaran saat ini timnya sedang mengalami sejumlah masalah.
Dilansir dari SportsMole, sejak awal musim 2024 berlangsung, Red Bull mendapatkan beberapa isu yang menyebabkan timnya kalah di beberapa balapan. Mulai dari perginya sejumlah staf penting, berkurangnya dominasi di balapan, dan isu kepergian Verstappen di akhir musim.
Advertisement
Kendati demikian, Marko menyebut hal tersebut sangatlah normal. Sebuah tim yang sukses akan menemui sejumlah tantangan. Pernyataan ini selaras dengan perginya salah satu staf penting Red Bull, yakni Will Courtenay (bos strategi tim) yang pergi ke McLaren.
“Apa yang kita tawakan padanya (Courtenay), ia sama sekali tidak tertarik. Ia menerima tawaran yang lebih menarik dalam hal jabatan dan pendapatan,” jelas Marko.
Red Bull Benahi Jajaran Manajemen
Selepas Courtenay pergi, Marko menunjuk Hannah Schmitz untuk menjadi bos strategi baru tim Red Bull. Dengan hadirnya Schmitz sebagai bos strategi baru, Marko menekankan pentingnya seluruh jajaran tim untuk bersatu.
“Ini sudah jelas. Kita harus bekerja sama untuk memenangkan kejuaraan ini,” tuturnya.
Lalu, konsultan asal Austria tersebut menjelaskan tentang perkembangan timnya sendiri. Marko optimis dengan peluang Verstappen dan Checo (Sergio Perez) masuk ke posisi tiga besar F1 di akhir musim.
“Kita harus bisa membuat mobil yang kencang. Aku optimis bahwa Max (Verstappen) akan menjadi juara lagi dan Sergio (Checo) meraih posisi ketiga atau keempat,” lanjut Marko.
Saat ini, Verstappen berada pada peringkat pertama klasemen pembalap F1. Sementara itu, Checo menduduki posisi ke-8. Red Bull berada di peringkat kedua untuk klasemen konstruktor mesin F1, tepat di bawah McLaren yang telah kantongi 516 poin.
Advertisement
Ambisi Red Bull Amankan Gelar F1 2024
Mengenai kejuaraan, Marko merasa ragu akan hal tersebut. Ia menyebutkan Red Bull akan menjadi juara F1 lagi di klasemen pembalap dan konstruktor mesin apabila Verstappen menang dua balapan lagi.
“Kita baru dapat melakukannya (menjadi juara) apabila Max menang setidaknya dua balapan lagi. Jika ia melakukannya, keadaan juga terlihat lebih baik tidak hanya untuk pembalap, tapi juga konstruktor mesin,” katanya.
Untuk mewujudkan impian menjadi juara, Marko menjelaskan Red Bull telah melakukan sejumlah perbaikan dalam timnya. Hal ini selaras dengan kekalahan Red Bull di Monza, Italia yang berlangsung awal September lalu.Insiden ini menjadi pengingat Red Bull untuk memperbaiki performanya.
“(Insiden) Monza lebih dari sekadar peringatan untuk kita. Itu adalah balapan terburuk sejak lama sampai aku tidak dapat mengingatnya. Hal ini terlihat dari strategi, pitstop, dan kecepatan, kita terlihat sangat buruk,” ujar Marko.