Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN Pangan atau ID Food kembali mengekspor biji kopi dari Indonesia ke pasar internasional, salah satunya Mesir. Tercatat, sudah ada 198 ton kopi yang dikirim ke Negeri Piramida tersebut.
Pengiriman terbaru dilakukan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) yang mengirim 79,2 ton kopi green bean jenis robusta dari Provinsi Lampung ke Mesir. Ini merupakan pengiriman ketiga setelah perjanjian dagang kopi antara ID Food dan Haggag Import Company, Mesir.
Advertisement
"Dengan menggandeng petani kopi lokal di wilayah Lampung sebagai rantai pasokan, hal ini tentunya menunjukkan bahwa kualitas produk pertanian kita mampu bersaing di pasar internasional, khususnya kopi," ujar Direktur Utama PT PPI, S. Hernowo dalam keterangannya, Kamis (3/10/2024).
Informasi, rencana kontrak kerja sama kedua pihak itu mencakup ekspor 475 ton kopi dari Indonesia ke Mesir. Realisasi ekspor saat ini baru mencakup sekitar 41 persen dari total kontrak.
Ekspor Perdana
Rinciannya, PPI melakukan ekspor perdana green bean kopi robustq pada Desember 2023 sebanyak 79,2 ton. Lalu, ekspor lanjutan sebanyak 39,6 ton pada Juli 2024. Terbaru, 79,2 ton kopi pada awal Oktober 2024 ini.
“Kami memastikan produk yang dikirim memenuhi standar mutu internasional,” ucap Kepala Divisi Perdagangan Internasional dan Pemasaran PT PPI, Joyce Josephine.Joyce menambahkan ekspor ini merupakan salah satu upaya dalam mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan serta mendukung perekonomian nasional. Mengingat tingginya permintaan kopi Indonesia di negara Mesir.
"Harapannya kerja sama ekspor ini dapat terus berlanjut dengan volume ekspor yang terus meningkat," pungkas dia.
Petani Kopi Lokal Harus Ambil Peran
Diberitakan sebelumnya, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengimbau petani kopi untuk terus meningkatkan skill dan pengetahuannya dalam mengembangkan kopi lokal. Pasalnya, kopi telah menjadi produk ekspor unggulan Indonesia yang diminati oleh berbagai kalangan.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary menyadari potensi nasabah binaan PNM untuk dapat mendongkrak volume perdagangan Indonesia ke mancanegara melalui penjualan kopi. Salah satunya adalah Didik Suryadi, seorang petani kopi asal Situbondo yang memiliki kedai dengan nama Waroeng Kopi Kayumas.
Beberapa waktu lalu, Didik berkesempatan untuk mengikuti program pelatihan dan riset kopi yang diinisiasi oleh Kedutaan Besar Italia di Jakarta. Hal ini bukan hanya bermanfaat bagi peningkatan pengetahuannya, melainkan berpotensi menunjang hubungan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Italia di bidang kopi.
Dodot menilai, belum banyak petani kopi lokal yang menyadari perlunya memperluas jejaring untuk dapat mendongkrak penjualan usaha skala mikro dan ultra mikro. Oleh karena itu, Ia mengimbau petani kopi lokal untuk terus meningkatkan kapasitas diri dan produknya agar mampu memenuhi standar ekspor.
"Kopi lokal Indonesia sudah banyak dilirik dan digemari masyarakat negara lain. Sehingga penting untuk mempersiapkan diri, berpartisipasi untuk semakin mengenalkan kopi khas nusantara dan kunci pertamanya ada di para petani lokal," jelasnya.
Advertisement
Produk Unggulan Nasabah PNM
Dodot mengapresiasi keaktifan Didik yang kini sering menerima pelanggan dari Italia di kedai kopi miliknya. Ia tidak heran, karena Kopi Kayumas juga termasuk dalam produk nasabah unggulan PNM yang sering diikutsertakan dalam berbagai kegiatan.
Ia berharap apa yang dilakukan oleh Didik dapat menjadi contoh bagi nasabah-nasabah ultra mikro dan mikro lainnya agar semakin melek dan mengembangkan potensi usahanya.
"Semoga Kopi Kayumas semakin digemari wisatawan mancanegara agar petani kopi di Indonesia bukan hanya sekadar menjadi petani di ladang tetapi penggaung di kancah global," jelasnya