Liputan6.com, Singapura - Subramaniam Iswaran (62), seorang mantan menteri Singapura, dijatuhi hukuman 12 bulan penjara dalam persidangan tingkat tinggi yang telah mengguncang negara kaya tersebut.
Iswaran mengaku bersalah menerima hadiah senilai lebih dari 403.000 dolar Singapura saat menjabat dan menghalangi jalannya peradilan.
Advertisement
Hadiah-hadiah tersebut termasuk tiket Grand Prix Formula 1, sepeda Brompton T-line, alkohol, dan tumpangan jet pribadi.
Hakim Vincent Hoong, yang mengawasi kasus ini di Pengadilan Tinggi Singapura, menekankan bahwa kejahatan mantan menteri transportasi tersebut merupakan penyalahgunaan kekuasaan dan membahayakan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga publik.
Dia juga mencatat bahwa Iswaran tampaknya mengira dia akan dibebaskan.
"Dalam suratnya kepada perdana menteri, dia menyatakan bahwa dia menolak (dakwaan) dan menyatakan keyakinannya yang kuat bahwa dia akan dibebaskan," kata Hakim Hoong, seperti dilansir BBC, Jumat (4/10/2024).
"Jadi, saya merasa sulit menerima bahwa ini merupakan indikasi penyesalannya."
Iswaran akan memulai hukuman penjaranya pada tanggal 7 Oktober.
Dia akan menjalani hukumannya di Changi, penjara yang sama yang menahan para tahanan hukuman mati di Singapura, di mana sel-selnya tidak memiliki kipas angin dan sebagian besar narapidana tidur di atas tikar jerami, bukan di tempat tidur.
Mencoreng Citra Singapura
Singapura selama ini dikenal dengan citranya yang bersih dan bebas dari korupsi. Namun, citra itu dan reputasi Partai Aksi Rakyat (People's Action Party/PAP) yang berkuasa, telah tercoreng akibat kasus Iswaran.
Menteri-menteri Singapura termasuk yang berpenghasilan tertinggi di dunia. Singapura sendiri, menurut indeks persepsi korupsi Transparency International, menduduki peringkat lima besar negara dengan tingkat korupsi terendah di dunia.
Menteri Kabinet terakhir yang didakwa melakukan korupsi adalah Wee Toon Boon, yang dinyatakan bersalah pada tahun 1975 dan dipenjara karena menerima hadiah sebagai imbalan atas bantuannya kepada seorang pengusaha. Menteri Kabinet lainnya diselidiki atas kasus korupsi pada tahun 1986, namun meninggal sebelum dakwaan diajukan.
Iswaran telah mengundurkan diri sebelum didakwa. Sidangnya berlangsung hanya empat bulan setelah Singapura melantik perdana menteri baru, Lawrence Wong.
Baca Juga
Advertisement