7 Pola Hidup Sehat Ini Dapat Mengurangi Efek Samping Obat dan Risiko Hipertensi

Pencegahan dengan mengurangi efek samping obat dan menjalani pola hidup sehat adalah kunci untuk menurunkan risiko dan mencegah komplikasi serius.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 05 Okt 2024, 18:45 WIB
Gambaran Gaya Hidup Sehat (Sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Mengadopsi pola hidup sehat menjadi semakin penting di tengah meningkatnya prevalensi penyakit kronis seperti hipertensi. Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi yang dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak dikelola dengan baik. Selain menggunakan obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, menerapkan pola hidup sehat dapat berperan signifikan dalam mengurangi efek samping obat dan menurunkan risiko hipertensi.

Dengan mengintegrasikan kebiasaan sehat ke dalam rutinitas harian, individu dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan dan menjaga kesehatan jantung serta sistem peredaran darah. Seiring dengan kemajuan teknologi dan akses informasi, masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola hidup yang seimbang.

Dengan komitmen terhadap perubahan gaya hidup yang positif, risiko efek samping obat dapat diminimalisir, sehingga kesehatan jangka panjang dapat terjaga dengan lebih baik. Simak informasi lebih lanjut, berdasarkan artikel ini untuk memahami bagaimana tujuh pola hidup sehat dapat membantu mengendalikan hipertensi dan memperbaiki kualitas hidup, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu(5/10/2024).


1. Jalani Pola Makan Sehat dengan Sedikit Garam

Gambaran Pola Makan Sehat (Sumber: Freepik/freepic.diller)

Prioritas utama bagi individu dengan tekanan darah tinggi adalah mengatur pola makan mereka dengan bijak. Dianjurkan untuk secara serius menghindari makanan yang mengandung garam dalam jumlah tinggi.

Kondisi ini disebabkan oleh fakta bahwa konsumsi garam dapat meningkatkan kadar natrium dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Walaupun seseorang sudah rutin mengonsumsi obat untuk hipertensi, tetaplah penting untuk menjauhkan diri dari makanan yang kaya garam.

Alternatif yang lebih baik adalah dengan meningkatkan konsumsi buah dan sayuran yang kaya serat, vitamin, kalium, antioksidan, dan magnesium. Penting untuk dicatat bahwa makanan berserat tinggi dapat membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik bagi penderita hipertensi.


2. Rutin Berolahraga

Lari santai (Sumber: Freepik/katemangostar)

Berolahraga secara konsisten sangat penting, selain mengadopsi pola makan sehat, untuk menjaga tekanan darah tetap stabil. Aktivitas fisik yang rutin tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang menderita hipertensi, tetapi juga dapat mengurangi risiko terkena hipertensi bagi individu yang belum mengalaminya.

Olahraga yang disarankan tidak perlu berintensitas tinggi. Ada banyak pilihan aktivitas fisik ringan yang bisa dilakukan, seperti berjalan kaki, naik turun tangga, atau bahkan menyelesaikan pekerjaan rumah sehari-hari. Yang terpenting adalah memastikan tubuh tetap aktif bergerak setiap hari, meskipun di tengah kesibukan. Kebiasaan ini dapat memberikan efek positif bagi kesehatan secara keseluruhan dan membantu menjaga tekanan darah tetap dalam batas yang sehat.


3. Meredakan Stres

Gambar tentang stres (Sumber: Freepik)

Stres seringkali dianggap sepele, padahal sebenarnya bisa memicu kenaikan tekanan darah. Ini terjadi karena stres mampu mendorong kebiasaan tidak sehat, seperti makan berlebihan, merokok, mengonsumsi alkohol, dan begadang, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah.

Oleh sebab itu, penting untuk mengelola stres guna menjaga kestabilan kadar gula darah. Anda bisa mencoba aktivitas yang menyenangkan seperti membaca, melukis, menonton film, atau mendengarkan musik untuk mengurangi stres.


4. Stop Konsumsi Rokok dan Alkohol

Gambar tentang Menghentikan Kebiasaan Merokok

Prinsip ini juga relevan bagi mereka yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol. Kedua perilaku negatif ini dapat memicu timbulnya berbagai penyakit kronis yang serius, seperti hipertensi, stroke, serangan jantung, dan kanker.

Meskipun sulit untuk berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol ketika sudah kecanduan, cobalah untuk memulai perubahan secara perlahan. Langkah awal yang penting adalah memperkuat niat dan tekad untuk berhenti, kemudian secara bertahap mengurangi konsumsinya hingga akhirnya bisa benar-benar berhenti.

Situasi ini juga berlaku bagi orang-orang yang menjadi perokok pasif. Paparan asap rokok dari orang-orang terdekat bisa lebih berbahaya. Oleh karena itu, usahakan untuk menghindari situasi di mana Anda terpapar asap rokok, seperti dengan menjauh dari orang yang sedang merokok.


5. Mengontrol Massa Tubuh

Mengukur Bobot Tubuh (Sumber: Freepik)

Terdapat kaitan yang kuat antara kelebihan berat badan atau obesitas dengan hipertensi. Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat dianggap sebagai cara yang efektif untuk mengontrol tekanan darah.

Untuk mengatasi masalah ini, disarankan untuk mengurangi porsi makanan harian dengan memilih makanan yang lebih rendah garam atau dengan menerapkan pola makan yang sehat serta melakukan olahraga secara teratur.


6. Rutin Memeriksa Tekanan Darah Anda

Gambar Pemeriksaan Gula Darah (Kredit: Freepik/wirestock)

Pemeriksaan tekanan darah adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan. Dengan pemeriksaan rutin, Anda dapat mendeteksi masalah tekanan darah yang mungkin melebihi batas normal, memungkinkan Anda untuk segera mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan guna menjaga kesehatan.


7. Batasi Asupan Kafein

Gambar Menolak Minuman Berkafein (Kredit: Freepik/8photo)

Kandungan kafein dalam kopi bisa menyebabkan lonjakan tekanan darah dalam waktu singkat, meskipun seseorang tidak memiliki riwayat hipertensi. Selain itu, kafein dapat memicu kelenjar adrenal untuk melepaskan lebih banyak adrenalin. Sikap inilah yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.

Walaupun dampak jangka panjang kafein terhadap tekanan darah belum sepenuhnya dipahami, ada kemungkinan bahwa konsumsi kafein dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah.

Untuk menilai apakah kafein mempengaruhi tekanan darah Anda, disarankan untuk memeriksa tekanan darah dalam 30 menit setelah mengonsumsi kafein. Jika tekanan darah Anda meningkat sekitar 5 hingga 10 mmHg, mungkin Anda sensitif terhadap kafein. Selain itu, jika Anda merasakan detak jantung yang cepat setelah mengonsumsi kafein, disarankan untuk mengurangi asupan kafein.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya