Nasib Harga Minyak Dunia di Tengah Memanasnya Situasi Timur Tengah

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik sekitar 5% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) dan membukukan kenaikan untuk sesi ketiga perdagangan secara berturut-turut.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Okt 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini. Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik sekitar 5% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) dan membukukan kenaikan untuk sesi ketiga perdagangan secara berturut-turut. (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik sekitar 5% pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) dan membukukan kenaikan untuk sesi ketiga perdagangan secara berturut-turut. Lonjakan harga minyak dunia terjadi di tengah kekhawatiran bahwa Israel dapat menyerang industri minyak Iran sebagai balasan atas serangan rudal balistik Teheran minggu ini.

Berikut daftar harga minyak dunia dikutip dari dari CNBC, Jumat (4/10/2024):

  • Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak November dipatok USD 73,71 per barel, naik USD 3,61 atau 5,15%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik hampir 3%.
  • Harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 77,62 per barel, naik USD 3,72 atau 5,03%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global ini naik hampir 1%.

Patokan harga minyak AS melonjak 5,5% di awal sesi ke level tertinggi intraday di level USD 73,99 per barel. Harga West Texas Intermediate naik sekitar 8% minggu ini, menuju kenaikan mingguan terbaiknya sejak Maret 2023.

Presiden Joe Biden ditanya oleh wartawan pada Kamis pagi apakah AS akan mendukung serangan Israel terhadap fasilitas minyak Iran. “Kami sedang membahasnya," kata Biden. Komentar Biden menjadi katalis yang mendorong harga naik, kata Daniel Ghali, ahli strategi komoditas senior di TD Securities.

“Risiko geopolitik di Timur Tengah mungkin berada pada level tertinggi sejak Perang Teluk,” kata Ghali dari TD Securities.

Gangguan Pasokan Minyak

Kepala Ekonom Rystad Energy Claudio Galimberti menyatakan, risiko gangguan pasokan minyak meningkat seiring meningkatnya pertempuran di Timur Tengah, tetapi OPEC+ memiliki sejumlah besar minyak mentah cadangan yang dapat menggantikannya.

“Kapasitas cadangan minyak ini untuk saat ini mencegah harga melonjak di tengah salah satu krisis terdalam dan paling meluas di Timur Tengah dalam empat dekade terakhir,” kata Galimberti.

 


Kapasitas Cadangan Minyak OPEC+

Ilustrasi harga minyak dunia (dok: Foto AI)

Kepala Analis Komoditas Bank Swedia SEB Bjarne Schieldrop mengungkapkan, kapasitas cadangan OPEC+ akan cukup untuk menutupi gangguan ekspor Iran jika Israel menyerang infrastruktur minyak Republik Islam tersebut sebagai pembalasan atas serangan rudal balistik Teheran.

Masalahnya, kapasitas minyak cadangan dunia sebagian besar terkonsentrasi di Timur Tengah, khususnya negara-negara Teluk, dan dapat juga terancam jika perang yang lebih luas meletus.

Jika Israel menyerang industri minyak Iran, para pedagang akan mulai khawatir tentang gangguan pasokan di Selat Hormuz,  “Itu akan menambah premi risiko yang signifikan terhadap minyak,” kata Schieldrop.

Selat itu adalah salah satu jalur perdagangan minyak terpenting di dunia. Akibatnya, harga minyak bisa melonjak hingga USD 200 per barel jika Israel menyerang infrastruktur minyak Iran..


Permintaan Melambat Imbas Ekonomi China, Ini Harga Minyak Mentah Indonesia pada September 2024

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menetapkan harga minyak mentah Indonesia, atau Indonesia Crude Price (ICP) untuk September 2024 sebesar USD 72,54 per barrel. 

Harga minyak turun USD 5,96 dari bulan sebelumnya yang mencapai USD 78,51 per barel. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya harga minyak mentah global, terutama karena penurunan permintaan dari China.

Penerapan harga minyak mentah Indonesia terbaru ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 353.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2024.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, menjelaskan, sentimen negatif pasar terhadap ekonomi China mempengaruhi penurunan permintaan minyak mentah. 

"Caixin Purchasing Manager Index (PMI) Jasa Tiongkok pada bulan September 2024 mengalami penurunan lebih tajam dari estimasi pasar, menjadi 51,6," kata Agus di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Selain itu, kapasitas pengolahan minyak dari 35 kilang di China juga turun 0,9 persen secara bulanan (mom) pada September 2024, menjadi 80,8 persen dari total kapasitas 8,4 juta barel per hari.

Agus menambahkan, harga rata-rata minyak mentah utama dunia juga menurun dibandingkan Agustus 2024. Faktor lainnya termasuk stabilnya ekspor dan produksi minyak Libya setelah adanya persetujuan penunjukan pimpinan Bank Sentral Libya, serta ekspor minyak Irak yang mencapai titik tertinggi dalam delapan bulan terakhir. 

"Ekspor Irak mencapai titik tertinggi selama 8 bulan terakhir, di tengah komitmen untuk mematuhi kuota penurunan produksi OPEC+," ujar Agus.

Proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global untuk 2024 juga mengalami penurunan. OPEC menurunkan estimasi permintaan sebesar 80 ribu barel per hari (bph), menjadi 2 juta bph dalam publikasi September 2024, dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

 


Pasokan Minyak Dunia

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Sementara itu, International Energy Agency (IEA) melaporkan pasokan minyak dunia pada Agustus 2024 naik 80 ribu bph mom, menjadi 103,5 juta bph. OPEC juga merevisi estimasi pasokan Non-OPEC+ naik sebesar 70 ribu bph, menjadi 53,07 juta bph untuk tahun 2024.

Di kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh turunnya tingkat pengolahan kilang di Taiwan, dari 760 ribu bph (69,7 persen kapasitas) pada akhir Agustus 2024 menjadi 580 ribu bph (53,2 persen kapasitas) pada akhir September 2024.

Berikut data perkembangan harga minyak mentah utama pada September 2024 dibandingkan Agustus 2024:

- Dated Brent turun USD 6,58/bbl, dari USD 80,91/bbl menjadi USD74,33/bbl

- WTI (Nymex) turun USD6,06/bbl, dari USD 75,43/bbl menjadi USD 69,37/bbl

- Brent (ICE) turun USD 6,00/bbl, dari USD 78,88/bbl menjadi USD 72,87/bbl

- Basket OPEC turun USD4,79/bbl, dari USD78,41/bbl menjadi USD73,62/bbl

- ICP minyak mentah Indonesia turun USD 5,96/bbl, dari USD78,51/bbl menjadi USD 72,54/bbl

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya