6 Fakta Menarik Gunung Sembuang di Aceh yang Memiliki Situs Bersejarah dari Zaman Belanda

Gunung Sembuang yang berlokasi di Aceh memiliki pesona tersendiri yang layak untuk dieksplorasi. Kawasan ini terkenal dengan Air Terjun Sembuang atau Waeh Terjun Jamur Kule.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 04 Okt 2024, 08:30 WIB
Pendaki di Gunung Sembuang. (Dok: IG @kamalharazi https://www.instagram.com/p/CWTCPmsJZM1/?igsh=MW9naGxlZGQ5cjRlNg==)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Sembuang merupakan gunung yang terletak di kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Indonesia. Gunung ini salah satu yang menawarkan pemandangan alam luar biasa dan tantangan pendakian yang memikat bagi para pecinta alam.

Meskipun tidak sepopuler gunung-gunung lain di Indonesia, Gunung ini memiliki pesona tersendiri yang layak untuk dieksplorasi. Gunung Sembuang memiliki ketinggian 2.028 mdpl, termasuk gunung dengan ketinggian sedang. 

Salah satu daya tarik utama Gunung ini adalah pemandangan alamnya yang spektakuler karena memiliki hutan hujan tropis lengkap dengan keanekaragaman hayatinya. Dari puncak gunung, pendaki pun akan menikmati panorama luas yang mencakup hamparan hutan , lembah yang dalam, dan pegunungan lain di sekitarnya dari kejauhan.

Saat cuaca cerah, pemandangan matahari terbit dan terbenam dari puncak Gunung Sembuang menjadi pengalaman yang tak terlupakan, dengan langit yang berubah warna dari merah muda ke oranye hingga akhirnya menjadi biru tua.

Masih banyak hal mengenai Gunung Sembuang selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Sembuang yang dirangkum dari berbagai sumber Tim Lifestyle Liputan6.com pada Jumat (4/10/2024).

1. Titik Awal Pendakian

Untuk mencapai gunung ini, pendaki biasanya memulai perjalanan dari kota Takengon, yang dikenal sebagai pintu gerbang menuju berbagai destinasi wisata alam di Aceh Tengah. Dari Takengon, perjalanan dilanjutkan menuju desa terdekat yang menjadi titik awal pendakian yaitu Desa Jongok Meluem.


2. Rute Pendakian Gunung Sembuang

Para pendaki di Gunung Sembuang. (Dok: IG @saboeh_nek https://www.instagram.com/p/COhKYZ3DsPA/?igsh=MWVuYzBxNDVncTA5bA%3D%3D)

Mengutip dari laman blog andiastina, Jumat (4/10/2024), pendakian Gunung Sembuang menawarkan tantangan yang menarik bagi para pendaki. Rute pendakian yang paling umum dimulai dari Desa Jongok Meluem. Perjalanan menuju puncak biasanya memakan waktu sekitar 2 sampai 3 hari, tergantung pada kondisi fisik dan pengalaman pendaki.

Medan pendakian Gunung ini sangat bervariasi, mulai dari jalan setapak yang landai, hutan lebat dengan pepohonan tinggi, hingga lereng curam yang membutuhkan keterampilan mendaki yang baik. Salah satu tantangan utama dalam pendakian ini adalah kondisi cuaca yang sering berubah dengan cepat, terutama karena letak geografisnya di daerah tropis.

Selama perjalanan, Anda akan melewati beberapa pos pendakian yang dapat digunakan untuk beristirahat dan bermalam. Pos-pos ini biasanya dilengkapi dengan fasilitas dasar seperti tempat berlindung dan sumber air.

Pos-pos pendakian ini juga menjadi tempat strategis untuk menikmati pemandangan malam dan beristirahat sebelum melanjutkan pendakian keesokan harinya, sehingga dapat memperhitungkan waktunya.

 


3. Flora Fauna yang Unik

Hutan Hujan Tropis (Sumber: Pixabay)

Ekosistem di Gunung Sembuang sangat kaya dan beragam. Hutan tropis yang menutupi gunung ini menjadi rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan. Beberapa jenis flora yang bisa ditemukan di sini termasuk berbagai spesies pohon besar, semak, dan tanaman bawah hutan. Tanaman obat dan rempah-rempah yang digunakan oleh masyarakat setempat juga banyak ditemukan di kawasan ini.

Fauna di Gunung tersebut juga sangat beragam. Beberapa spesies hewan yang sering ditemui termasuk kera ekor panjang, berbagai jenis burung eksotis, serta mamalia kecil yang hidup di hutan. Kawasan gunung ini juga menjadi habitat bagi beberapa spesies yang dilindungi, menjadikannya sangat penting untuk konservasi keanekaragaman hayati. 

4. Tantangan Konservasi

Meskipun Gunung ini memiliki keindahan alam yang luar biasa, kawasan ini juga menghadapi banyak tantangan yang terkait dengan konservasi lingkungan. Deforestasi dan perambahan liar menjadi masalah utama yang mengancam keanekaragaman hayati dan kelestarian hutan di kawasan ini. Karenanya, upaya konservasi sangat diperlukan untuk menjaga keindahan alam dan ekosistem Gunung ini .


5. Terdapat Situs Sejarah

Tim Mapala berhasil sampai di puncak Gunung Sembuang di Aceh. (Dok: IG @macopala.iainlangsa https://www.instagram.com/p/Bs-9239gHCm/?igsh=MWthc2U4M3RkNGJndQ==)

Jika sudah sampai dekat puncaknya, pendaki akan menemukan situs sejarah, berupa dua buah pilar atau tugu trianggulasi di antara puncak Gunung Sembuang 1 dan Sembuang 2 yang dibangun oleh Belanda. Tugu tringulasi sebenarnya memang kerap ada di sebuah puncak gunung, namun bedanya di gunung ini terdapat penulisan tahunnya yang mengungkap bahwa dibuat sebelum Indonesia merdeka.

Tugu pertama berada di puncak Sembuang 2, bernomor seri S.217 yang dibangun 4 Maret 1931. Pilar itu sebutnya memiliki tinggi 1,5 meter dan kondisinya telah roboh. Adapun pilar kedua ditemukan berada di puncak Sembuang 1, bernomor seri P.128 yang dibangun pada 1931. Kondisi pilar itu masih utuh, hanya saja dipenuhi dedaunan semak belukar perdu, serta lumut kantung semar.

6. Terdapat Air Terjun 

Dari unggahan seorang pendaki bernama Kamal Harazi di Instagram, terungkap bahwa Gunung Sembuang memiliki air terjun. Namanya Waeh Terjun Jamur Kule, atau sering disebut Air Terjun Sembuang yang berada di kaki Gunung Sembuang di Kecamatan Serbajadi.

Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya