Langkah Tepat dan Sederhana Jika Keracunan Makanan

Tubuh membutuhkan istirahat untuk melawan infeksi atau zat berbahaya, sehingga menghindari makanan berat sementara waktu adalah tindakan yang tepat

oleh Panji Prayitno diperbarui 06 Okt 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi. Foto: ihomeremedy

Liputan6.com, Jakarta - Keracunan makanan terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri, virus, parasit, atau zat kimia berbahaya lainnya.

Gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga berat, termasuk mual, muntah, diare, sakit perut, dan demam. Untuk mengatasi kondisi ini, penting untuk mengenali gejala sejak dini dan segera mengambil tindakan untuk mencegah dehidrasi serta mempercepat pemulihan.

Dirangkum dari berbagai sumber, pertama dalam mengatasi keracunan makanan adalah menghentikan konsumsi makanan atau minuman yang dicurigai sebagai penyebab. Ini membantu mencegah masuknya lebih banyak racun ke dalam tubuh.

Selain itu, tubuh membutuhkan istirahat untuk melawan infeksi atau zat berbahaya, sehingga menghindari makanan berat sementara waktu adalah tindakan yang tepat. Pada tahap awal, disarankan untuk minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika gejalanya melibatkan muntah atau diare.

Mengganti cairan tubuh yang hilang sangat penting selama fase pemulihan. Minuman elektrolit, air putih, atau kaldu ringan dapat membantu menggantikan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit dalam tubuh.

Mengonsumsi larutan oralit (oral rehydration solution) yang bisa dibuat sendiri di rumah atau dibeli di apotek juga dianjurkan, terutama jika muntah atau diare berlangsung lama.

Jika gejala seperti muntah, diare, atau sakit perut berlanjut lebih dari 48 jam, disarankan untuk segera mencari pertolongan medis. Dalam beberapa kasus, keracunan makanan dapat disebabkan oleh bakteri atau parasit yang membutuhkan pengobatan khusus, seperti antibiotik.


Penanganan Medis

Pemeriksaan medis juga bisa memastikan bahwa keracunan makanan tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih serius seperti infeksi darah atau gagal ginjal. Selama masa pemulihan, penting untuk memilih makanan yang mudah dicerna dan tidak memperburuk kondisi lambung.

Makanan seperti pisang, nasi, roti tawar, dan sup bening adalah pilihan yang baik. Hindari makanan berlemak, pedas, atau berserat tinggi, karena dapat memperburuk gejala dan memperlambat pemulihan.

Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari keracunan makanan di masa depan. Selalu pastikan kebersihan makanan dan alat masak, cuci tangan sebelum makan, dan pastikan makanan dimasak dengan matang.

Penyimpanan makanan pada suhu yang tepat juga penting, karena bakteri penyebab keracunan makanan dapat berkembang biak dengan cepat dalam kondisi tertentu.Jika keracunan makanan disebabkan oleh zat kimia atau bahan berbahaya seperti pestisida, penting untuk segera mencari bantuan medis.

Jangan mencoba memuntahkan makanan atau minuman yang tertelan tanpa arahan dari petugas medis, karena beberapa zat kimia bisa merusak kerongkongan saat dimuntahkan.

Dalam kasus seperti ini, penanganan medis yang tepat sangat diperlukan. Mengatasi keracunan makanan secara cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi serius dan mempercepat pemulihan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, seperti mengganti cairan tubuh yang hilang, memilih makanan yang mudah dicerna, dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan, seseorang bisa pulih dengan lebih cepat dan mengurangi risiko masalah kesehatan jangka panjang.

 

Penulis: Belvana Fasya Saad

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya