Liputan6.com, Jakarta - Eris adalah dwarf planet yang terletak di balik Sabuk Kuiper, khususnya di wilayah yang dikenal sebagai cakram yang berserakan. Menariknya, Eris diklaim sebagai planet ke-10 di sistem tata surya.
Melansir laman Space pada Jumat (04/10/2024), Eris pertama kali terlihat pada 21 Oktober 2003 lewat teleskop Samuel Oschin di Observatorium Palomar dan teleskop 8m Gemini di Mauna Kea, Hawaii. Planet kerdil ini ditemukan oleh ME Brown, CA Trujillo, dan D. Rabinowitz.
Sejak pertama kali terlihat, Eris tak terlihat kembali hingga 15 bulan kemudian, hingga akhirnya terlihat lagi pada Januari 2005. Selain tim Brown, penemu lainnya adalah Chad Trujillo dari Observatorium Gemini di Hawaii, dan David Rabinowitz dari Universitas Yale.
Baca Juga
Advertisement
Pada saat penemuannya objek ini bernama Xena, karena dikira akan menjadi planet ke-10 sebelum Pluto dikeluarkan dari kategori planet, kemudian diganti menjadi Eris yang disah kan oleh IAU. Nama Eris berasal dari nama dewi di mitologi Yunani yang merepresentasikan perpecahan dan perselisihan atau ketidak harmonisan.
Hal ini tak lepas dari munculnya perselisihan yang untuk menentukan apakah Eris layak dikategorikan sebagai planet. Bahkan nama 'Eris' sendiri baru diberikan 1,5 tahun setelahnya.
Meskipun Eris dipercaya sebagai bagian dari Sabuk Kuiper, ia memiliki diameternya yang besar saat ditemukan. Para astronom bahkan melabelinya sebagai planet ke- 10, setelah Pluto di nomor sembilan pada Juli 2005.
Dengan diameter 2.326 km dan massa 27 persen, tentu saja Eris memiliki ukuran lebih besar dari Pluto. Namun dengan kebijakan baru, pada 24 Agustus 2006, para ilmuwan Persatuan Astronomi Internasional akhirnya sepakat memutuskan status Eris adalah sebagai planet katai atau dwarf planet.
Eris adalah planet katai atau planet kerdil (dwarf planet) dengan orbit eksentrik yang memiliki jarak antara 37,77 AU hingga 97,56 AU dari matahari. Eris berjarak hampir 15 miliar kilometer (sembilan miliar mil) atau sekitar tiga kali jarak Pluto dari matahari.
Dibanding bumi, jaraknya 97 kali dibanding jarak bumi-matahari. Meski Eris adalah planet katai, ia juga memiliki satelit alami.
Dengan jaraknya yang jauh dari matahari, membuat atmosfer Eris membeku. Hal ini membuat Eris terlihat bersinar dan mencerminkan lebih banyak cahaya.
Hal itu berlangsung selama ratusan tahun dan ketika Eris semakin dekat dengan matahari, atmosfer kemudian mencair. Suhu permukaan Eris diperkirakan sekitar -217 derajat Celsius sampai -243 derajat Celsius dan seperti Pluto kemungkinan Eris terdiri dari es beku dan metana.
Eris memiliki satu satelit yang berdiameter 500 km disebut Dysnomia yang ditemukan pada 10 September 2005. Dysnomia hanya memakan waktu hingga 16 hari untuk menyelesaikan sekali orbit.
(Tifani)