Sahroni Soroti Kematian Murid SMP Usai Diduga Dihukum Squat Jump Oleh Gurunya di Deli Serdang

Ahmad Sahroni, menyayangkan masih adanya praktik pemberian hukuman fisik yang tidak wajar di lingkungan sekolah.

oleh Tim News diperbarui 04 Okt 2024, 15:40 WIB
Bendahara Umum (Bendum) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Sahroni (Nur Habibie/Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang siswa SMP di Deli Serdang, Rindu Syahputra Sinaga (14), diduga meninggal dunia setelah menerima hukuman squat jump sebanyak 100 kali yang diberikan oleh gurunya. Insiden ini terjadi setelah siswa tersebut tidak menyelesaikan tugas agama.

Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, pada Selasa (1/10), menyampaikan bahwa hukuman fisik berat terhadap siswa yang tidak terlatih dapat menimbulkan trauma serius. Sementara itu, Kapolres Deli Serdang, Raphael Sandhy, mengatakan pihaknya telah memeriksa guru berinisial SW terkait kasus ini, dan melakukan ekshumasi untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab kematian korban.

Kasus tragis ini menarik perhatian politisi Partai NasDem, Ahmad Sahroni, yang menyayangkan masih adanya praktik pemberian hukuman fisik yang tidak wajar di lingkungan sekolah.

“Hari gini masih ada aja pemberian hukuman fisik tidak wajar kepada siswa seperti itu. Zaman sudah modern, kurikulum sudah diperbaharui, tapi cara mengajarnya masih kuno. Ini benar-benar harus jadi momentum pembenahan di pendidikan kita, di mana tak boleh ada lagi hukuman fisik tak wajar di lingkungan pendidikan,” ujar Sahroni dalam keterangan yang diterima, Jumat (4/10/2024).

Maka dari itu, setelah dilakukan proses ekshumasi, dirinya meminta pihak kepolisian segera mengungkap penyebab kematian korban. Jika nantinya benar akibat ulah guru, ia meminta guru tersebut dijerat pidana berat.

 


Harap Kejadian Tak Terulang

“Maka saya minta pihak forensik kepolisian segera mengungkap penyebab kematian korban. Jika benar kelelahan akibat hukuman tidak wajar tersebut, saya minta oknum guru itu langsung diberi hukuman setimpal. Agar memberi pesan bahwa, tidak boleh lagi ada guru yang menerapkan cara-cara pengajaran seperti itu. Kalau murid ada salah ya dinasehati, pun jika diperlukan hukuman, bisa yang lebih mendidik, bukan menyiksa,” tambah Sahroni.

Terakhir, Sahroni berharap kejadian seperti ini menjadi temuan terakhir di ranah pendidikan Indonesia.

“Dan saya harap kasus-kasus seperti ini tidak terulang lagi. Kalau masih ada, murid melapor saja ke pihak sekolah atau orang tua. Nanti biar dilaporian ke polisi dan diusut,” tutup Sahroni.


9 Orang Diperiksa

Penyelidikan terhadap kasus meninggalnya siswa SMP Negeri 1 STM Hilir di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), bernama Rindu Syahputra Sinaga, masih terus bergulir.

Ekshumasi juga sudah dilakukan terkait kematian remaja 14 tahun itu, yang diduga kecapekan usai dihukum squat jump 100 kali oleh oknum guru SWH.

 "Sejauh ini, kita sudah melakukan pemeriksaan sembilan orang saksi," kata Kapolresta Deli Serdang Kombes Pol. Raphael Sandy Cahya Priambodo, dihimpun Liputan6.com, Kamis (3/10/2024).

Dijelaskannya, 9 orang saksi yang diperika merupakan dari keluarga korban dan pihak SMP Negeri 1 STM Hilir. Polisi juga sudah melakukan pemangilan terhadap SWH, guru agama wanita, yang memberikan hukuman squat jump 100 kali.

"Gurunya sudah kita panggil, tapi belum kita masukan dalam pemeriksaan," Raphael menuturkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya