Liputan6.com, Tarakan - Festival Iraw Tengkayu merupakan sebuah festival budaya yang digelar di Tarakan, Kalimantan Utara. Festival ini dilaksanakan oleh salah satu suku asli di daerah ini, yakni Suku Tidung.
Mengutip dari kemenparekraf.go.id, iraw dalam bahasa Tidung berarti perayaan, sedangkan tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi laut. Pulau kecil tersebut mewakili identitas Pulau Tarakan.
Festival ini memiliki akar yang dalam budaya Suku Tidung, salah satu sub-Suku Dayak yang mendiami bagian utara Kalimantan. Festival ini merupakan perayaan tahunan untuk menghormati dan merayakan warisan budaya, hasil panen, serta hubungan harmonis dengan roh leluhur.
Baca Juga
Advertisement
Saat ini, Festival Iraw Tengkayu berkembang menjadi acara yang lebih besar. Festival tersebut perlahan mulai melibatkan elemen-elemen budaya yang lebih luas.
Seluruh komunitas Suku Tidung pun bertemu di festival ini. Bahkan, festival ini menjadi ajang pertemuan bagi pengunjung dari luar daerah.
Dalam pelaksanaannya, Festival Iraw Tengkayu berisi beragam perlombaan, mengarak perahu, dan menghanyutkan sesaji ke laut. Puncaknya adalah ritual adat bernama parade padaw tuju dulung.
Parade padaw tuju dulung adalah arak-arakan perahu hias mengelilingi kota untuk kemudian dihanyutkan ke tengah laut. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan untuk mengangkutnya.
Tiga Cabang
Ritual tersebut terdiri dari tiga cabang yang disebut haluan. Haluan di bagian tengah dibuat tiga tingkat, sedangkan dua haluan lainnya (bagian kiri dan kanan) masing-masing dibuat dua tingkat.
Total tingkat yang ada di ritual tersebut berjumlah tujuh tingkat. Jumlah tersebut bermakna total hari dalam satu pekan, melambangkan perjalanan kehidupan manusia yang berulang setiap pekannya.
Jauh sebelum acara inti Festival Iraw Tengkayu, dilaksanakan Pekan Kebudayaan Daerah selama lima hari. Hari selanjutnya ada pawai budaya dan arak-arakan perahu padaw tuju dulung. Berbagai macam kebudayaan akan ditampilkan.
Pada hari berikutnya, dilaksanakan acara inti berupa tarian kolosal yang melibatkan 250 orang penari. Para penari terdiri dari pelajar SMK/SMA se-kota Tarakan. Baru selanjutnya dilakukan penurunan atau pelarungan padaw tuju dulung ke laut sebagai ungkapan rasa syukur.
Bagi masyarakat Tarakan, festival ini bukan sekadar hiburan maupun perayaan. Lebih dari itu, Festival Iraw Tengkayu adalah waktu untuk merayakan hasil panen, memperkuat ikatan komunitas, dan menjaga tradisi yang telah diwariskan leluhur. Festival Iraw Tengkayu rutin dilaksanakan pada bulan Oktober setiap tahunnya.
Penulis: Resla
Advertisement