5 Penyakit yang Disebabkan oleh Obesitas, Harus Diwaspadai

Obesitas dapat menyebabkan beberapa risiko penyakit menyerang tubuh Anda. Hal ini terjadi karena beberapa fungsi organ menjadi terhambat akibat lemak yang menumpuk.

oleh Cicilia Afrilia Damayanti Simbolon diperbarui 07 Okt 2024, 10:03 WIB
5 Penyakit yang Disebabkan oleh Obesitas, Harus Diwaspadai. Photo by Andres Ayrton/Pexels

Liputan6.com, Jakarta - Obesitas menjadi kondisi di mana seseorang memiliki kelebihan berat badan yang signifikan, seringkali disebabkan oleh kebiasaan makan yang tidak sehat. Ketika kita mengonsumsi makanan secara berlebihan, tubuh akan menyimpan kelebihan kalori tersebut sebagai lemak, terutama di area seperti perut, leher, lengan dan paha.

Obesitas dapat diatasi dengan upaya menurunkan berat badan. Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan melakukan diet sehat, olahraga teratur, mengatur pola makan yang sehat, dan tidak membiasakan tidur setelah makan.

Namun, tahukah Anda bahwa obesitas tidak hanya menyebabkan lemak menumpuk, tetapi juga dapat meningkatkan tubuh mengalami beberapa risiko penyakit.

Dilansir dari Healthline, Jumat (4/10/2024), terdapat beberapa jenis penyakit yang disebabkan oleh obesitas atau kelebihan berat badan seperti berikut ini:

1. Penyakit hati

Orang-orang yang memiliki berat badan berlebih rentan terhadap penyakit yang menyerang organ hati. Penyakit yang menyerang organ hati sering disebut penyakit hati berlemak atau steatohepatitis nonalkohol (NASH). Penyakit ini muncul karena lemak berlebihan pada tubuh Anda menumpuk di hati.

Lemak yang menumpuk menyebabkan kerusakan hati dan menimbulkan sirosis atau jaring parut. Timbulnya sirosis menyebabkan tubuh Anda mengalami gagal hati.

Untuk mencegah risiko penyakit pada hati, maka Anda perlu melakukan diet sehat dengan cara olahraga dan makan-makanan sehat dengan porsi secukupnya.


2. Penyakit kandung empedu

Ilustrasi Penyakit Batu Empedu Credit: unsplash.com/Sydney

Kandung empedu memiliki fungsi membantu sistem pencernaan tubuh. Organ ini berfungsi sebagai tempat menyimpan zat empedu dan menyalurkan usus halus.

Empedu di dalam tubuh berupaya menghancurkan lemak dari makanan-makanan yang Anda konsumsi. Namun, kandung empedu tidak akan berfungsi dengan baik jika tubuh Anda mengalami obesitas.

Obesitas menyebabkan tubuh Anda rentan terhadap penyakit batu empedu. Hal ini disebabkan oleh batu empedu mengalami pengerasan dan penumpukan di kantong empedu. Saat Anda terserang penyakit batu empedu, tubuh Anda akan terasa sakit dan membutuhkan operasi.

Selain itu, batu empedu juga dapat meningkatkan kolesterol di tubuh Anda. Untuk mengatasi hal tersebut, Anda perlu makanan yang kaya akan serat.


3. Penyakit jantung

ilustrasi serangan jantung/Photo by Giulia Bertelli on Unsplash

Orang yang memiliki kelebihan berat badan rentan terhadap penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh lemak yang menumpuk pada arteri. Akibatnya, sirkulasi darah tidak berjalan dengan lancar mengakibatkan pasokan darah ke jantung mengalami hambatan.

Mereka yang mengalami obesitas memiliki tekanan darah dan lipoprotein desistensi rendah. Selain itu, gula darah dan trigliserida mengalami peningkatan. Kondisi semacam ini menyebabkan tubuh Anda mudah terserang penyakit jantung.

Arteri yang menyempit dan darah yang menggumpal di arteri menyebabkan tubuh mengalami serang jantung dan penyakit stroke.


4. Apnea tidur

Ilustrasi Tidur Mendengkur Credit: pexels.com/Vlada

Apnea tidur merupakan gangguan yang menyebabkan napas berhenti sesaat pada saat tidur. Mereka yang memiliki berat badan lebih atau obesitas rentan mengalami gangguan ini saat sedang tidur. Hal ini disebabkan oleh orang-orang yang memiliki berat badan lebih menyimpan lemak pada bagian leher.

Akibatnya, saluran pernapasan menyempit. Penyempitan ini menyebabkan dengkuran dan kesulitan bernapas di malam hari. Untuk mengatasi gangguan tidur ini, Anda dapat mengatasinya dengan mengurangi lemak di leher dengan cara menurunkan berat badan.


5. Depresi

Ilustrasi depresi, victim mentality. (Gambar oleh Anemone123 dari Pixabay)

Mereka yang mengalami obesitas rentan terhadap penyakit mental seperti depresi. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa obesitas dan depresi memiliki hubungan satu sama lain. Hal ini terjadi karena orang yang mengalami depresi sering mengalami diskriminasi dari lingkungan sekitar.

Akibatnya, mereka yang memiliki berat badan lebih merasa direndahkan dan menimbulkan perasaan sedih. Perasaan sedih ini menyebabkan mereka yang mengalami obesitas terus memikirkan penilaian orang sekitar.

Perkataan dari orang sekitar akan menjadi hal positif, jika mereka menanggapinya dengan baik dan mencoba berusaha untuk mengecilkan lemak membandel di tubuhnya. Namun, akan menjadi buruk jika mereka hanya memikirkan saja tanpa melakukan perubahan ke hal yang lebih baik.

Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya