Liputan6.com, Jakarta Circles mengumumkan kemitraan strategis dengan Telkomsel, anak usaha PT Telkom Indonesia (Tbk) (TLKM), penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia dan Asia Tenggara, untuk mendukung akselerasi transformasi digital Telkomsel.
Melalui kemitraan ini, Telkomsel berupaya menghadirkan layanan digital terkini dan mempercepat adopsi teknologi melalui platform Software-as-a-Service (SaaS) serta berbagai produk inovatif dari Circles.
Advertisement
Beragam solusi ini dirancang untuk meningkatkan pengalaman pelanggan Telkomseldengan memberikan layanan digital yang lebih unggul. Selain itu, kerja sama ini akan membuka peluang baru untuk pertumbuhan inovatif dan transformasi industri di tengah tren pasar yang semakin dinamis.
"Kerja sama ini membuktikan kapabilitas solusi SaaS kami di skala global, dengan semakin tingginya permintaan dari perusahaan telekomunikasi dunia untuk memanfaatkan Circles dalam mendukung transformasi digital dan inovasi mereka," kata Senior Advisor dan Chief Revenue Officer Circles, Deepak Gulati dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/10/2024).
"Kami berkomitmen untuk memberikan nilai tambah yang signifikan bagi Telkomsel, seraya memperkuat kapabilitas kami dalam inovasi digital, membangun referensi utama bagi operator telekomunikasi, dan memperluas kerja sama global yang mendorong transformasi digital yang memberikan manfaat nyata bagi para mitra kami dan pelanggannya," lanjut dia.
Dengan memanfaatkan kapabilitas teknologi dari Circles, Telkomsel dapat terus berada di garis depan tren pasar dengan menyediakan layanan yang sesuai kebutuhan pelanggan yang terus berkembang.
"Telkomsel terus berkomitmen untuk berinovasi dan tetap relevan dengan kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang melalui pemanfaatan teknologi terkini. Kolaborasi dengan Circles, mempertegas komitmen kami dalam menghadirkan solusi inovatif yang sesuai dengan lanskap digital masa kini. Upaya ini juga selaras dengan visi dan misi Telkomsel dalam memberdayakan masyarakat Indonesia dengan menyediakan solusi bagi semua orang, setiap rumah, dan kegiatan usaha untuk membuka semua peluang," ungkap Direktur Marketing Telkomsel, Derrick Heng.
Masuki Rezim Suku Bunga Rendah, Sektor Saham Ini Bisa Dicermati Investor
The Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga bunga acuan menjadi 4,75-5 persen atau 50 basis poin (bps). Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) juga menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6 persen.
Menanggapi hal ini, Senior Equity Analyst Sinarmas Sekuritas, Yosua Zisokhi menjelaskan salah satu sektor yang diuntungkan dari penurunan suku bunga adalah sektor Telekomunikasi (Telco).
Yosua menuturkan, sektor Telco memiliki anggaran belanja modal atau Capital Expenditure (Capex) yang cukup intensif, sehingga perlu banyak uang untuk memperluas layanan.
“Dengan kecenderungan suku bunga rendah akan membuat cost of fund lebih rendah. Secara bottom line akan lebih bagus sehingga ekspansi akan jauh lebih mudah. Selain itu, Telco sektor cukup sehat kompetisinya,” kata Yosua dalam Webinar Institutional Research Sinarmas Sekuritas, dikutip Rabu (25/9/2024).
Yosua menambahkan, cost of fund emiten Telco akan cenderung turun karena akan lebih mudah mendapatkan Capex tanpa harus mengorbankan laba.
Secara jumlah subscribers, emiten Telco sepanjang semester satu 2024 cenderung alami peningkatan. Menurut Yosua kompetisi pada sektor Telco masih sehat dengan tidak ada perang harga dan tidak ada perebutan market share yang masif.
Advertisement
Memperluas Jaringan 5G
Adapun Yosue menyebut ke depan para operator akan lebih banyak memperluas jaringan 5G atau 5G Plus. Ekspansi ini akan dipimpin oleh Telkomsel karena jumlah subscriber lebih besar.
“Namun Indosat setelah merger itu membuat mereka mempunyai ruang untuk bergerak mempunyai kapasitas memperlebar sayap, itu membuat mereka terbaik kedua secara coverage,” jelasnya.
Tak hanya sektor Telco, perusahaan Toer juga positif karena para operator akan memperluas jaringan yang akan bergantung pada perusahaan tower. Ini akan mendorong permintaan penyewaan menara akan meningkat di tengah penurunan suku bunga.
“Laba perusahaan menara cenderung meningkat, karena cost of fund cenderung turun akibat penurunan suku bunga,” pungkasnya.