Hamas Konfirmasi Kematian Komandan di Tulkarem Akibat Serangan Udara Israel

Kantor berita Wafa yang dikelola Otoritas Palestina, seperti juga dikutip dari BBC, Sabtu (5/10/2024) mengatakan serangan itu menghantam sebuah kafe di kamp pengungsi Tulkarem yang ditinggali banyak warga sipil.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 05 Okt 2024, 09:19 WIB
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan pada Rabu pagi bahwa Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan kediamannya di ibu kota Iran, Teheran. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Liputan6.com, Tulkarem - Setidaknya 18 orang termasuk beberapa anggota Hamas tewas dalam serangan udara Israel di Kota Tulkarem, Tepi Barat yang diduduki, kata Kementerian Kesehatan Palestina pada Kamis (3/10) malam.

Kantor berita Wafa yang dikelola Otoritas Palestina, seperti juga dikutip dari BBC, Sabtu (5/10/2024) mengatakan serangan itu menghantam sebuah kafe di kamp pengungsi Tulkarem yang ditinggali banyak warga sipil.

Hamas kemudian mengonfirmasi bahwa komandan Zahi Yaser Abd al-Razeq Oufi tewas dalam serangan itu, yang menurut IDF (tentara Israel) berupaya melakukan pengeboman mobil bulan lalu dan memasok senjata.

Militer Israel mengatakan serangan udara itu adalah operasi gabungan dengan dinas keamanan Shin Bet, yang bertujuan membunuh Oufi dan "teroris penting lainnya".

Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan di aplikasi pesan Telegram bahwa tujuh anggotanya tewas dalam serangan di kafe itu.

Seorang penduduk dari daerah tersebut mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Israel telah "menyerang sebuah kafetaria di gedung tiga lantai."

"Ada banyak korban di rumah sakit," penduduk tersebut menambahkan.

Dikatakan bahwa dia telah merencanakan serangan lain dalam waktu dekat, dan tewas bersama dengan beberapa anggota Hamas lainnya.

Wafa mengutip seorang pejabat setempat yang mengatakan bahwa anak-anak dan orang tua dari beberapa keluarga telah tewas dalam serangan tersebut. Ada juga sejumlah besar korban luka.

Seorang pemilik kafe lokal dan saudara dari salah satu korban tewas mengatakan kepada kantor berita Reuters: "Kami terbiasa dengan suara rudal, pesawat nirawak, dan pesawat nirawak peledak, tetapi suaranya sangat kuat.

"Kami belum pernah mendengar suara ini sejak 2002, selama pemberontakan Palestina kedua."

Saksi lain, bernama Abdallah Kanana, mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa ia terlempar dari kursinya akibat ledakan tersebut.

 

 

 


Tuai Kecaman Kantor HAM PBB

ilustrasi PBB (sumber: freepik)

Kantor hak asasi manusia PBB mengutuk serangan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

"Serangan tersebut merupakan bagian dari pola penggunaan kekuatan yang melanggar hukum oleh ISF (pasukan keamanan Israel) yang sangat memprihatinkan selama operasi seperti militer di Tepi Barat yang telah menyebabkan kerugian yang luas bagi warga Palestina dan kerusakan yang signifikan pada bangunan dan infrastruktur," kata PBB.

Tulkarem adalah salah satu kota dan kamp pengungsi Palestina yang menjadi sasaran selama operasi militer besar Israel pada bulan Agustus.

Bulan lalu kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk mengatakan operasi besar Israel di Tepi Barat yang diduduki berlangsung "dalam skala yang tidak pernah disaksikan dalam dua dekade terakhir".

Sementara itu, setidaknya 24 warga Israel termasuk anggota pasukan keamanan telah dibunuh oleh penyerang Palestina dalam periode yang sama, menurut pejabat Israel.

 


Lonjakan Kekerasan di Tepi Barat Sejak Serangan Hamas ke Israel 7 Oktober 2023

Seorang tentara Israel menyingkirkan bendera dari atap sebuah rumah selama serangan militer di Qabatiya, Tepi Barat. [Zain Jaafar/AFP]

Terjadi lonjakan lebih lanjut dalam kekerasan di Tepi Barat setelah serangan mematikan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 dan perang berikutnya di Gaza, yang merupakan tahun paling mematikan di wilayah pendudukan tersebut.

Sejak itu, lebih dari 700 warga Palestina telah tewas di wilayah tersebut, menurut kementerian kesehatan Palestina, karena pasukan Israel telah mengintensifkan serangan mereka. IDF mengatakan bahwa mereka berusaha membendung serangan mematikan Palestina terhadap warga Israel di Tepi Barat dan Israel.

Militer Israel telah melakukan puluhan serangan udara di Tepi Barat yang diduduki pada tahun lalu, tetapi biasanya menggunakan pesawat nirawak atau helikopter.

 

Infografis Rentetan Kecanggihan Operasi Jarak Jauh Militer Israel. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya